Membunuhku?

58 14 0
                                    

   " Yuri. Kau tidak boleh terlalu dekat dengannya. Walaupun dia terlihat baik dan ramah, aku memiliki perasaan aneh saat melihatnya.''

   " Perasaan aneh?. Kau menyukainya, Rie?.'' tanyaku polos.

Tuk!

   " Aw! Sakit.'' ringisku mengusap puncak kepalaku yang baru saja diketuk cukup keras.

   " Pakai otakmu. Tidak mungkin aku menyukainya. Lagipula dia terlihat hanya ingin bermain denganmu. Setiap aku mendekati kalian, dia selalu membawamu pergi menjauh. Apa dia melakukan sesuatu padamu?.'' tanyanya menggenggam tanganku dan membawaku kebalkon kamar.

   " Tidak. Dia sangat baik. Jangan bilang pada ibu,ya. Dia pernah mengajakku keluar gerbang dan membawaku ketaman didekat hutan itu. Disana banyak bunga dan kupu-kupu. Kami bermain disana.'' ucapku menatap keluar gerbang dari kejauhan.

   " Hei.. Bagaimana kau bisa keluar?. Apa penjaga tidak ada ditempatnya?.''

   " Ada. Tapi mereka sedang pergi waktu itu, dan dia mencari kunci pintu gerbang yang ada didalam pos itu. kamipun keluar. Hihi..'' ucapku kembali mengingat ekspresi tegang kami waktu itu. Karena sungguh, jika ibu mengetahui itu, dia pasti akan sangat marah dan tidak memperbolehkan anak tetangga itu bermain bersamaku lagi.

   Kami sampai ditempat itu. Sungguh sangat membuatku terpana dengan keindahan tempat itu. Jauh dari pemukiman, dan sangat penuh warna. Aku langsung menghambur ketempat yang penuh dengan kupu-kupu berwarna-warni itu dan tertawa senang. Selama aku hidup dirumah yang lebih tepatnya adalah kastil itu, aku belum pernah melihat hal yang sangat indah seperti ini.

   Dirumah juga banyak bunga. Tapi hanya bunga pilihan ibu yang tidak terlalu indah dimataku. Sedangkan ini, semua ini adalah bunga liar yang hidup tanpa dipilih. Terasa sangat hangat dan alami. Belum lagi ini sudah berada dipintu hutan. Udara segar dan aroma pepohonan terasa sangat segar. Aku bahkan tidak bisa berhenti tersenyum dan tertawa.

   '' Kau suka?.''

   " Ya! Bagaimana kau bisa tahu tempat seperti ini?. Apa ibumu tidak marah jika dia tahu kau bermain sampai ketempat ini?.'' tanyaku penasaran. Ia tertawa mendengar ucapanku.

   " Justru ibukulah yang mengajakku kemari. Dan ini adalah tempat yang biasa kami datangi setiap musim semi seperti sekarang. Tapi karena ibuku..sudah pergi, Aku tidak punya siapa-siapa lagi untuk kuajak kemari. Ahaha.. Kupikir kau akan tidak suka kuajak kemari. Syukurlah kau menyukainya.'' ujarnya kembali tertawa hangat.

   " Ibumu kemana?.'' tanyaku polos.

   " Dia..sudah meninggal.''

   Aku terdiam. Jujur saja, itu adalah kalimat yang tidak kupahami. Sejak kecil, aku belum pernah mendengar kalimat itu dimanapun. Anak ini terlihat sendu saat mengatakan itu. Membuatku penasaran dengan arti dari kata ' meninggal ' itu.

   " Meninggal itu.. apa?.''

   " Hah? Kau tidak tahu artinya?.'' tanyanya menatapku heran. Aku menggeleng pelan.

   " Ahaha.. Tinggal dikastil itu tidak membuatmu bisa mengerti apa yang seharusnya kau pahami,ya. Apa kau punya hewan peliharaan?.''

   " Ya. Aku punya beberapa kucing.'' ucapku.

   " Apa pernah terjadi sesuatu pada kucingmu?.''

   " Hm?. coba kuingat. waktu itu, Aku melihat kucing hitamku tidur diteras belakang rumah. Aku mendekatinya dan mencoba mengangkatnya. Anehnya dia tidak bergerak, biasanya dia akan langsung bangun dan lari dariku setiap kali aku mendekatinya." tuturku mengikutinya duduk dirumput.

Tuan Dokter [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang