Amnesia?

62 14 0
                                    

   Aku masuk keruangannya membawa beberapa peralatan pemeriksaan. Dokter berrambut abu-abu itu tengah sibuk memeriksa semua berkas yang tadi sudah kusiapkan.

   " Dokter. Pasien dilantai dasar semakin bertambah. Beberapa dokter dari divisi lain diharap ikut membantu termasuk anda. Segeralah turun.'' ucapku seolah menggunakan aksen perawat yang sesungguhnya.

   " Ahahaha.. Kenapa kau menggunakan nada aneh itu. Kau terdengar seperti robot. Sangat aneh.'' balasnya tertawa melihatku. Aku ikut tergelak.

   " Hei.. Tapi ini serius. Pasien semakin bertambah dilantai dasar. Akhir-akhir ini banyak pasien yang datang dengan keluhan flu. Apa kau sudah meminum obat pencegahnya?.'' ujarku berdiri didepan mejanya.

   " Hei.. Jangan remehkan aku. Imunku sangat kuat. Aku tidak mudah sakit. Tenang saja.'' ucapnya bangkit dan mengalungkan stetoskop kelehernya. Seperti biasa ia kembali mengenakan maskernya.

   " Ya ya kau sangat kuat. Aku percaya.'' jawabku mengikuti langkahnya keluar dan melangkah menuju lift. Sesampainya dilantai dasar, Aku segera mendekati resepsionis untuk mengatakan bahwa dokter Reiki ikut turun untuk membantu pemeriksaan. Merekapun menyiapkan satu ruangan khusus pemeriksan lain untuk dokter Reiki.

   Aku mulai menerima setiap pasien baru untuk diperiksa. Mengantarkan resep obat setiap pasien itu ke resepsionis dan kembali menerima pasien baru lagi. melelahkan memang, tapi untuk keadaan seperti ini, bukan hal baru untukku. Beberapa kali ia menanyakan Apa aku baik-baik saja. Mungkin dia kawatir aku akan sangat kelelahan seperti beberapa waktu lalu. Tapi aku menjawab dengan semangat bahwa aku masih kuat.

   " Istirahatlah yang cukup dan jangan lupa minum banyak air. Aku juga akan memberikan resep obatnya.'' ucapnya ramah pada pasien itu.

   " Terimakasih." balas pasien wanita itu lalu bangkit dan keluar dari ruangan itu. Aku kembali lagi setelah memastikan pasien baru sudah bisa terkendali.

   " Sepertinya itu yang terakhir. Kulihat pasiennya sudah tidak terlalu banyak. Kau bisa beristirahat sekarang.'' ucapku.

   " Apa maksudmu?. Kaulah yang seharusnya istirahat. Ayo, duduklah. Atau kita langsung keruanganku?. Kau juga bisa istirahat disana.'' ujarnya terlihat kawatir melihatku mulai berkeringat. Ya aku memang lelah sekarang.

   " Kurasa aku akan kembali keruanganmu. Ada beberapa berkas yang ditinggalkan Maru untuk kuantarkan ke dokter Kazu segera.'' ucapku melihatnya bangkit dari kursinya dan berjalan keluar mendahuluiku.

   " Kenapa dia menyuruhmu mengantarkan berkasnya?. Seharusnya dia langsung mengantarkannya saja.''

   " Dia bilang sedang buru-buru. Tidak masalah,bukan?. Aku senang membantu.'' ucapku tersenyum ramah pada beberapa perawat yang berpapasan.

   " Huft.. Tidak masalah. Tapi berhati-hatilah dengan dokter satu itu. Dia cukup aneh.''

   Aku masuk lebih dulu dan langsung meraih berkas dengan map berwarna merah itu.

   " Cepatlah kembali.''

   Aku tersenyum. Segera aku keluar dan melangkah menuju ruangan dokter yang bernama Kazu Arashi itu. Sebenarnya dia adalah dokter baru yang direkrut menjadi dokter didivisi yang sama dengan dokter Reiki. Oleh karena itu ruangannya pun tidak terlalu jauh.

Tok tok tok..

   " Masuklah.''

   " Permisi, dokter. Aku membawakan berkas yang dititipkan padaku untuk diberikan padamu. Maru tidak sempat mengantarkannya karena agak sibuk dilantai bawah. Ini..'' ucapku sopan memberikan berkas itu tepat kehadapannya.

Tuan Dokter [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang