Sebanyak rintik hujan yang turun ke bumi
Aku lelah menghitung rasa rindu yang ku tujukan padamu
Mereka bilang kamu pasti segera pulang
Tapi hujan yang mengguyur tubuhku
Membawaku pada kenyataan bahwa kamu tak jua kembali~ author
Gilang terus memperhatikan Shandy yang tidak berhenti mengganti Chanel TV yang saat ini mereka lihat, berulang kali Shandy mengatakan bahwa bukan masalah jika memang Fenly belum kembali ia masih sabar untuk menunggu, tapi kenyataan yang Gilang lihat justru sebaliknya. Shandy ingin Fenly kembali.
" Shan... Lo sebenarnya cari apa sih ? " Tanya Gilang akhirnya
" Gue mau cari Fenly, kali aja kan dia muncul lagi di TV " jawab Shandy yang tidak melepas tatapannya dari TV
" Shan... Lo jangan kaya gini dong ! Lo yang bilang kalau kita harus sabar nunggu Fenly pulang tapi Lo malah kaya gini "
" Lang gue siram tanaman aja lah ya ke halaman " kata Shandy yang memancing kekesalan Gilang
" Ngapain ? Gerimis Shan tanpa Lo siram itu tanaman juga bakal basah "
Shandy tidak mendengar apa yang dikatakan Gilang dan tetap memilih pergi ke halaman depan untuk menyiram tanaman yang ada. Fajri yang baru saja dari luar mendekati Gilang yang saat ini sibuk memperhatikan Shandy dari balik jendela.
" Bang Shan kenapa sih bang ? Gerimis gini kok malah siram tanaman ? " Tanya Fajri sambil ikut memperhatikan Shandy
" Kalau rumah ini deket sama laut, mungkin sekarang Shandy lagi nguras air laut Ji, Fen... Kapan sih Lo mau balik ? Kakak Lo bisa gila lama-lama kalau Lo ga balik " kata Gilang sambil mengacak rambutnya
" Kasian ya bang Shan... Pasti dia sedih banget Fenly pergi dan sampe sekarang ngga ada kabar, cuma bisa liat penampilan Fenly di TV juga... Jujur gue juga kangen sama Fenly bang "
" Bohong kalau gue ngga kangen sama Fenly Ji, tapi ya mau gimana lagi ? Selama ini kita tahu Fenly kuat dan sabar hadepin kita, tapi yang ngga kita tahu luka hatinya parah banget "
Kini hujan turun dengan deras, bukannya berhenti menyiram tanaman, Shandy malah asik bermain selang air dan masih saja menyiram tanaman yang ada di depannya.
" Biar gue tebak kalau ga disuruh berhenti ntar malem demam lagi tu bocah " kata Farhan yang kini datang dari arah dapur dan ikut memperhatikan Shandy yang seolah punya dunia sendiri
" Ji Lo bawain payung Shandy giih ! Takut dia sakit gue " kata Farhan lagi yang dijawab anggukan oleh Fajri yang kini pergi untuk mencari payung untuk Shandy.
Sementara itu Shandy masih saja asik bermain dengan air hujan yang turun membasahinya. Ia hanya bosan terlihat baik-baik saja, sekali ini saja ia ingin menangis, menyerukan rindu pada adiknya yang entah akan kembali padanya atau tidak.
Shandy mendongak memperhatikan payung yang saat ini melindunginya dari air hujan. Ya setiap kali Shandy bermain hujan Fajri pasti akan datang dan memberikan payung padanya padahal Shandy tidak pernah meminta itu.
" Ji... Lo tahu kenapa gue suka hujan ? Gue bebas nangis tanpa orang lain tahu, gue bilang kita emang harus nunggu Fenly sembuh dan pulang, tapi gue kangen dia Ji, kangen banget... Gue pengen peluk dia lagi... Gue bingung sama diri gue sendiri, gue capek kangen sama Fenly... "
" Gue sering cari dia di TV, liat ulang penampilan dia biar kangen gue hilang, tapi kenapa ngga berhasil Ji ? Gue malah makin kangen sama dia... Gue tahu gue salah, gue kakak yang ngga bisa jagain dia, gue cuma bikin hidup dia Susah... Gue nyesel Ji gue nyesel... Gue kangen sama Fenly... Kangen banget "
KAMU SEDANG MEMBACA
TANDA TANYA || UN1TY
Fiksi PenggemarThreequel Dari "Koma" Pastikan sudah baca "Koma" dan "Titik" sebelum baca "Tanda Tanya" ya ! Tuhan aku ingin bertemu dengan mu sebentar saja Aku ingin bertanya takdir seperti apa yang kau siapkan ? Bertanya bagaimana berjuang melewati malam Dan s...