Fourth

37 6 0
                                    

.

.

.

.

.

.

Happy Reading 😁

Kim Sunoo mungkin akan menolak mentah-mentah kalau saja dirinya yang diberi tugas mempersiapkan keperluannya. Setidaknya begitu yang sejak tadi ada dipikiran Lily. Mereka bilang sunoo itu perfeksionis, tidak mau salah. Dan harus banyak bersabar kalau maunya sedikit-sedikit berubah.

Klik!

Engsel terputar, pintu kayu itu terdorong ke dalam dengan menampakkan sosok pria berkulit pucat dibaliknya. Berjalan santai sembari menyeka wajahnya yang baru selesai bercuci.

"Sunoo-ssi, ini pakaian yang harus dikenakan!"

Sunoo menatap sejenak, mencoba mencerna presensi gadis didepannya. Ia lalu mengangguk, mengambil pakaiannya dan berjalan menuju ruang ganti.

Lily ditengah kegugupan nya sendiri berusaha setengah mati untuk bersikap biasa. Mempersiapkan banyak hal sebelum dua orang senior yang dijanjikan datang untuk melakukan tugasnya.

Dia sudah selesai berganti, mengambil tempat didepan cermin sembari mengguliri ponselnya. Lily tidak tahu harus bilang apa, dia hanya mencoba menunggu. Barangkali lima belas menit lagi.

"Noona kau tidak bisa melakukan nya sendiri? Waktuku tidak banyak, mereka menunggu disana."

Matilah ia, Lily hanya bisa bergumam dalam diamnya.

"B-baik, kulakukan!"

Sunoo meletakkan ponselnya, mengangkat wajahnya yang sebelum itu tertunduk. Dia benar-benar siap untuk di make up sekarang.

Dimulai dari mengoleskan pelembap, sedikit concealer pada beberapa bagian yang perlu untuk ditutupi. Sialnya wajahnya begitu pucat, rasanya tidak perlu sekali ditambahi lagi. Lily menggeleng, lalu beralih pada bedak yang begitu tipis dibuatnya.

"Pastikan aku bukan seperti setan!"

Bahkan Lily terhenyak mendengar penuturan pria dingin itu, membuatnya memastikan dengan benar make up nya sudah baik atau tidak lalu mengangguk. Menurutnya Sunoo sudah cukup dengan atau tanpa riasan sekalipun. Wajahnya nyaris sempurna, bukan sangat sempurna tepatnya.

Terakhir, bagian bibirnya. Lily berharap sekali ada yang bisa menggantikan nya untuk sentuhan terakhir itu. Dia takut sekali untuk memulai sebab beberapa orang mungkin tak suka.

"Lakukan saja, leherku sudah sungguh pegal menunggumu!"

Lily hanya perlu bersabar. Meletakkan sisi tangannya dibawah dagu pria itu. Menarik garis tipis dengan kuas pewarna. Meratakannya sampai terlihat begitu natural. Penutupnya dia memoleskan lipbalm agar tidak kering.

"Sudah? Kalau sudah aku ingin melihatnya!"

Sunoo berdiri, mendekatkan wajahnya didepan cermin. Mendetail setiap inchi disana.

"Sekarang siapa yang akan mengurus rambutku?"

Gadis itu melihat jam melingkar ditangannya. Tiga puluh menit? Untuk pergi mencari seniornya akan banyak memakan waktu, belum lagi jika ada drama keperluan mendesak dan ujungnya dia juga yang melakukan sendiri. Toh sebelum itu dia sudah diberikan konsep bagaimana tatanan rambut hari ini.

"Aku, Sunbae mungkin sedang sibuk dengan yang lain!"

Sunoo kembali duduk, menyandarkan punggungnya di kursi yang bisa berputar itu. Sedikit memainkan kakinya dibawah sana.

More Than Hour || Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang