Twentieth

62 4 0
                                    


Up!!!




Happy Reading 🤗

*****


"Dia tidur seperti orang mati!"

Puk!

"Jangan bicara sembarangan!"

Lily menatap kesal Jay yang baru mengambil tempat disebelahnya. Setelah sesi latihan selesai para member sudah lebih dulu bersiap untuk makan malam bersama di dorm. Sementara Lily masih belum bisa pulang ke apartemen sebab Sunoo yang tertidur dengan menggunakan kakinya sebagai bantal.

"Bagaimana? Orang seperti apa Sunoo menurut mu?"

Jay, pria dengan nama Korea Park Jeongseong itu tidak mempedulikan respon Lily sebelumnya. Dia langsung berganti topik, matanya memandang kearah Sunoo yang tertidur pulas.

"Seperti biasa. Hanya sedikit sensitif dan manja!"

Pria itu mengangguk, sedang Lily memastikan Sunoo benar-benar tertidur sebelum Jay melanjutkan pembicaraan mengenai bosnya itu.

"Dia jarang bisa tertidur setenang ini. Aku pikir dia sangat nyaman denganmu, sampai melakukan segala cara agar kau tidak jauh darinya!"

Seperti biasanya, Lily tidak sadar dan tidak mau ambil pusing soal apapun yang dikatakan orang perihal Sunoo padanya. Dia dan Sunoo hanya terpaut satu tahun, dibandingkan bersikap lebih dewasa untuk membuat Sunoo merasa di lindungi, Lily memilih menjadi teman yang ada saat Sunoo butuhkan.

"Dia punya kakak seusiamu. Tapi sejak kami mulai debut kakaknya juga sibuk, tidak ada orang yang memperhatikan Sunoo sebaik kakaknya. Tapi kurasa itu tidak berlaku untukmu!"

"Belakangan dia keras dengan dietnya. Kau harus selalu memastikan dia tidak kekurangan gizi Lily-ssi!"

Jay terlihat dingin dan apatis. Namun nyatanya dia adalah orang yang paling peduli dengan member lainnya, terutama Sunoo. Lily tidak kaget, sebab sudah sering melihat Jay yang seperti orang tua untuk member. Lily hanya berpikir Jay tidak suka dengannya, atau mungkin caranya salah sampai pria itu sering menatapnya sinis.

"Kenapa masih disini? Tidak ikut member lainnya? Dirimu tidak lagi diet sama seperti Sunoo kan?" Tanya Lily

"Kau mengusir ku ya?"

Lily refleks menggelengkan kepalanya berulang kali. Sungguh niatnya bukan mengusir Jay, dia hanya merasa sedikit tidak nyaman berada di dekat Jay, terlalu kaku jadinya canggung.

"Tidak! Aku pikir kau segitu tidak percaya nya denganku untuk membiarkan Sunoo disini."

Dia menelan ludah nya sedikit sulit, tersenyum kikuk sebelum akhirnya membuang muka, kemana saja asal tidak melihat Jay.

"Memang tidak!"

*****

Ivana menghela nafasnya gusar. Sudah lembar tissue kesekian ia gunakan untuk menyeka air matanya yang tak kunjung habis.

"Lama tidak bertemu ya?
Sekalinya bertemu aku melihatmu menangis di rooftop ini sama seperti dulu!"

Tidak seperti yang seharusnya, Ivana hanya menatap sekilas pria yang baru saja ia sadari presensinya. Bukan, sebenarnya dia sangat amat mengenal pribadi itu.

"Sunghoon parfum mu kenapa tidak pernah di ganti sih?"

Nyatanya malah si pria tinggi berwajah pucat itulah yang dibuat terkejut. Melihat wajah datar sang gadis yang masih berbekas air mata namun ia justru langsung membahas hal tak terduga.

"Kau masih ingat bau nya?"

Ivana menarik lembar terakhir tissue itu dari bungkus plastik di pangkuannya. Kepalanya bergerak mengangguk, "Kau sengaja ya?"

More Than Hour || Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang