Alohaa!!!
Seperti biasa ~
Happy Reading 🤗
*****
Pagi sekali Sunoo mendapati Lily yang tertidur didekatnya. Punggung sempitnya bersandar pada bagian sofa yang ia tiduri. Gadis itu memeluk kedua kakinya, menelusupkan kepalanya diantara kaki. Rambutnya terurai kedepan menutupi setengah lengannya.
"Nuna!" sapanya lembut
Biasanya gadis itu cukup responsif, namun kali ini panggilannya tak mendapatkan sahutan apapun.
Sunoo duduk disebelahnya, menyentuh perlahan bahu yang hanya ditutupi cardigan tipis. "Bangunlah, punggungmu akan sakit nanti!" - ucap Sunoo menambahkan usapan lembut di pucuk kepalanya.
Beberapa kali usapan itu Sunoo berikan, Lily mulai memberikan responnya dengan pergerakan kecil sampai kepalanya terangkat.
Helaian rambut menempel diwajahnya, mau tak mau Sunoo menyingkirkannya dengan hati-hati agar tak membuat Lily terkejut.
"Kepalaku!"
Lily mengerang tertahan, memegangi kepalanya sedikit kasar. Tak sadar ia menyentak tangan Sunoo yang masih merapikan rambutnya.
Bau tak asing langsung menyapa indera penciuman Sunoo, membuat dahinya mengernyit dengan raut wajah yang berubah tak senang.
"Nuna kau minum ya?"
Sunoo mengangkat wajah Lily, mata yang masih terpejam itu dipaksa terbuka karena suaranya yang terdengar meninggi.
"Jangan sentuh!"
Lily mendorong Sunoo, keduanya belum sepenuhnya sadar dari kantuk. Meski begitu Sunoo cukup kuat menahan tubuhnya agar tidak terhuyung kebelakang dan membentur sudut meja.
"Aku tidak mau berurusan dengan mu Sunoo-ssi, kau terlalu terang untukku!"
Pandangan Lily tak tertuju kearahnya, langit mendung diluar sana jauh lebih menarik. Semalaman balkon apartment itu tak ditutup, Sunoo yang pertama kali menyadari langsung menyentuh dahi sang asisten tanpa ragu.
"Kau demam!"
"Ck, lepaskan! Ini bukan masalahmu tuan superstar."
Kalau saja gadis itu tak dalam kondisi sakit Sunoo akan memakinya. Menggunakan ancaman seperti biasa agar Lily mau mendengarkan ucapannya.
"Kau kasar sekali. Sepertinya kau benar-benar membenciku, huh?"
Pria itu berdiri, mengambil coat dan ponselnya lalu berjalan kearah pintu. Lily memperhatikan bagaimana punggung itu menjauh, Sunoo menelpon seseorang sebelum benar-benar keluar.
*****
Lily kau bodoh sekali!
Sejak pagi tadi ia tak henti merutuki dirinya sendiri. Setelah hampir setengah jam Sunoo pergi dari apartment Hera ia baru sadar jika telah bersikap kurang ajar pada bosnya.
Saat ini Lily berada diluar ruangan latihan. Duduk termenung dengan tangan yang meremat kuat tali paper bag yang dibawa sejak tadi. Ia berniat memberikan makan siang dan cemilan untuk Sunoo, hanya saja keberaniannya tak sebesar itu. Belum lagi waktu latihan adalah waktu dimana emosi pria itu tidak stabil karena kehilangan banyak tenaga.
"Kopi?"
Ia menoleh pada sumber suara disebelahnya. Pria si pemilik mata rubah kata orang-orang disekitar.
"Untukku?" tanya Lily melirik pada segelas kopi yang ditujukan didepan wajahnya
"Ya, aku punya dua. Tadinya mau kuberikan satu pada siapapun yang kutemui."
![](https://img.wattpad.com/cover/288856665-288-k721599.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Hour || Kim Sunoo
FanfictionLebih dari sekedar jam Lebih dari sekedar menit Lebih dari sekedar detik Lebih dari sekedar pertemuan Lily tidak menyesali apa yang sudah ataupun tengah dijalaninya. Prinsipnya hanya sederhana jika diucapkan. Hadapi! Jalani! Lewati! Ntah apapun itu...