First

54 8 0
                                    

.

.

.

.

.

.

Enjoy for Story

Happy Reading 🤗

Senyumnya bahkan tak henti mengembang bak adonan dengan satu botol penuh bubuk baking. Lily mungkin tidak ingat kapan terakhir dirinya ke Seoul. Sebelum ayahnya di pecat dari perusahaan karena insiden kesalahpahaman, dia masih kecil. Saat usianya 7 atau 8 tahun.

"Pernah ke Seoul?" tanya wanita disampingnya, sibuk sekali merapikan beberapa kotak make up, menghitung jumlah blush on sebab takut kurang.

Salahnya kemarin, membawa seluruh barang pekerjaannya saat pergi ke desa. Dia sudah diberikan peringatan oleh perusahaan.

"Pernah, saat kecil!" Lily merapatkan kedua tangannya, menggosok sepasang telapak tangan itu perlahan. Dia gugup, wanita disebelahnya baru saja dia kenal satu tahun terakhir dan mereka jarang bertemu.

"Santai saja ya! Mungkin mereka akan sedikit rewel, karena seumuran kau harus banyak bersabar. Jangan terlalu samakan dengan teman sebaya ya!"

Lily yang tidak banyak bicara simple saja, mengangguk lalu semuanya terjawab.

Dia mengantuk, setidaknya butuh sedikit istirahat sebelum pekerjaannya dimulai nanti. Perihal menjadi coordi Noona itu tidak mudah, dan dia tahu sekali. Jam tidur juga akan terganggu sedikit banyaknya.

Dan tak butuh jeda lama sampai matanya benar terpejam lalu terjatuh kealam mimpi. Wanita disebelahnya hanya bisa tersenyum tipis, merapikan helai anak rambut yang sekiranya mengganggu Lily.

****
"Tidak, tidak mau!"

Sunoo mungkin sudah menghabiskan waktu tiga menitnya membujuk sang kakak mencicipi sesendok menu pencuci mulut dengan rasa mint choco.

"Hyung, ini enak!"

Bahkan melihatnya saja Jake si pemilik hidung bangir itu sudah mau muntah. Dia tidak habis pikir bagaimana orang menyukai perpaduan coklat dan mint yang begitu nyentrik sampai ingin memecah mulut.

"Sudah, jangan paksa. Aku tidak mau Kim Sunoo!"

Kalau sudah begitu tidak ada yang bisa dilakukannya selain menggedikkan bahu. Payah sekali pikirnya!

"Hyung, kau orang terpayah!"

Jika saja Sunoo tidak dianggap adik sudah kapan tahu dia akan mengetuk jidatnya dengan spatula di pantry. Tentu tidak sebenarnya, Jake sangat sayang dengan adik berpipi gembul itu.

"Terimakasih!"

Sunoo memutar bola matanya sebelum kembali fokus pada suapan kecil eskrim didepan. Kadang sunoo berpikir keras, kenapa tidak ada satu hari perayaan mint choco, biar semua orang yang tidak suka mau tidak mau turut merasakan.

Konyol memang, tapi dia suka.

"Ya Kim Sunoo!"

Dan satu lagi tentunya. Satu hari saja si pengacau suasana Lee Heeseung itu tidak datang menemuinya dengan berteriak. Dia lelah kalau pada akhirnya Hyung tertuanya menghampirinya hanya untuk mengambil camilan dari tangan nya dengan alasan sedang diet.

"Hyung, ini yang pertama. Sumpah!" mendadak terpikir olehnya untuk mengangkat kedua jarinya di udara. Rautnya saja dipasang sepolos mungkin. Berharap ini bekerja.

Harusnya berhasil, ketika Jake bisa sedikit saja menahan mulutnya untuk tidak bergerak. "Sudah cup ke tiga!"

"Mati saja!" umpat Sunoo

More Than Hour || Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang