23. he know's

104 16 0
                                    

"Viel! Eum ...."

"Apa? Mau minta makanan gue?" tuduh Naviel terhadap Arriza yang berlagak aneh.

"Engga elah, suudzon aja lo, gue juga takut kali kalau minta macaroon kesayangan lo itu," ungkap Arriza sambil menyinyir bak ibu-ibu komplek.

"Ya terus ... Mau ngapain lo manggil-manggil gue segala?" tanya Naviel sambil menunjukkan wajah tidak sukanya, karena baru asik makan makanan kesukannya yang telah dibelikan oleh kekasihnya.

"Besok jogging yuk! Males deh, libur mulu," keluh gadis yang tengah duduk di bangku panjang sambil mengayun-ayunkan kakinya itu.

"Kemarin katanya sekolah terus, sekarang di kasih libur, ngeluh juga," Naviel menjeda tuturnya sejenak karena, ia masih sibuk mengunyah macaroon yang ada di mulutnya. "Boleh boleh aja sih," sambungnya.

"Yeay!! See u soon," ucapnya sambil mengecup pipi Naviel sekilas setelah itu, ia pergi meninggalkan Naviel sendirian di sini.

Naviel yang terkejut karena dicium oleh sahabatnya itu, ia reflek membuang macaroon yang berada di tangannya. "HEH, KURANG AJAR YA LO!" amarahnya seketika memuncak setelah melihat macaroon kesayangannya menggelinding ke aspalan.

"ARGHHH!" Naviel menjerit dengan sekuat tenaga, hingga anak kecil yang melewati bangku tersebut menoleh heran ke arahnya.

♡♡♡♡

"

Katanya jogging, kenapa ini malah jadinya kaya lari maraton," ucap Naviel yang keheranan setelah sampai di sana dan disuguhi tempat layaknya untuk lomba lari jarak jauh.

"Aelah, lebay aja lo! Lagian, jam segini mana ada yang namanya jogging," cicit Arriza sambil mengibaskan rambutnya yang terlihat sudah berantakan. Pasalnya, Arriza datang lebih cepat dari Naviel, entah memang dirinya yang terlalu cepat, atau malah Naviel yang datang terlambat. Jadinya, Arriza memutuskan untuk berkeliling beberapa putaran terlebih dahulu.

Karena hari ini hari libur jadi, banyak juga orang yang berdatangan ke tempat ini.

"Yaudah, ayo mulai, gue udah keringetan, masa lo sedikit aja ga ada."

"Namanya juga baru dateng," jawab gadis bertopi itu santai. Walaupun di saat begini pun ia tetap memakai topi kesayangannya.

Netra Arriza tak sengaja menemukan seorang pria, ia adalah Zafrael, kekasih sahabatnya itu, matanya ia sipitkan agar dapat melihat lebih jelas. "lo tadi kesini bareng siapa, Vil?" tanya Arriza penasaran.

"Tadi gue naik ojol, kenapa emangnya?"

"Ada yang tau kalau lo mau kesini ngga?"

"Eum... Ngga ada deh kayanya..." jawabnya ragu. Arriza memandang Naviel dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Namun, seteleh itu, ia malah berlari mendahului Naviel yang masih bersantai di pinggir sana.

"HEH!" dengan begitu, Naviel mengejar Arriza dengan sekuat tenaga, ia berharap agar bisa mendahului sahabatnya tersebut agar bisa balas dendam.

Sudah lama tidak lari-lari seperti ini, kaki Naviel terasa sedikit pegal, karena ia belum melakukan pemanasan sama sekali.

Satu putaran sudah ia lewati namun, Naviel belum kunjung mendahului Arriza. Entah karena larinya terlalu lambat, atau malah lari Arriza yang terlalu cepat.

ZAFRAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang