25. Takut Jogaz

103 19 1
                                    

"Eitsss, sapa tuhhh," ucapnya setelah melihat punggung lelaki yang sangat ia kenali. Namun, karena ia tak ingin terlalu percaya diri, nanti malah salah orang seperti kemarin. Arriza beniat untuk mengendap-endap agar tidak ketahuan.

"WOY JOGAZ!!" Arriza meneriakkan nama orang yang sedang duduk dengan seorang wanita itu.

"Maksud lo apa, Ha?! Selingkuh gitu? Alah anjir, ganteng aja kagak, sok-sokan nyelingkuhin gue yang cantiknya kaya bidadari begini," cerocos Arriza dengan tangannya yang tak henti bergerak mempergakan dirinya sendiri

"Sttt!! Diem Arriza," suruh Jogaz sambil menarik paksa tangan kanan Arriza. Karena merasakan kesakitan di tangannya, Arriza menghempaskan cengkeraman tangan besar milik Jogaz.

"Apasih, lo mau ngejelasin gitu? Tidak perlu brayy, gue udah ngelihat dengan mata, kepala, dan hati gue sendiri. Tau ga? Sakitttt ati gue," ucap Arriza bagai orang yang habis di aniaya.

"Diem dulu Arriza bego! Nyerocos aja mulutnye. Dia itu kakak gue, gue kaga selingkuh ye Arriza dongo!" tutur Jogaz yang sudah terlanjur emosi karena kekasihnya tak mau menuruti perkataannya. Arriza seketika mematung di tempat.

"Ya Ampun... Kamu sih, ngga bilangin aku dulu. Duh... Ngga direstuin nih ntar," gumam sang gadis yang sedang panik karena ulahnya sendiri.

"Ehh!! Kok pergi sih?!" teriak Arriza saat mendapati Jogaz yang berjalan menjauh darinya. Arriza mengacak-acak rambutnya secara kasar. Memang, pasangan kekasih ini sama saja, sama-sama memiliki sifat aneh

♡♡♡♡

Zafrael melihat kekasihnya yang tengah duduk di bangku sendirian sambil memakan cilok pedas kesukaannya. "Lho, kok sendirian aja, emang temen kamu kemana?"

"Hai ganteng! Oh... Si Arriza? Dia nggak masuk karena takut sama Jogaz gitu deh katanya," ucap Naviel.

"Lah, takut kenapa? Masa iya Jogaz kaya gitu di takutin," tutur Zafrael heran.

"Kan kemarin, aku lagi main basket di taman, terus dia ngambek gitu sama aku, terus si Arriza mutusin buat jalan-jalan keliling taman, eh dia malah ketemu Jogaz sama cewek di kursi taman, kaya mesra-mesraan gitu, terus si Arriza nuduh kalau Jogaz selingkuh padahal, si ceweknya itu kakaknya Jogaz. Arriza katanya malu udah nuduh yang engga-engga, mana Arriza pake marahin kakaknya Jogaz segala lagi, dia kan tambah ketar-ketir, takut kalau ngga direstuin," Naviel menjelaskan secara detail kepada kekasihnya, alasan kenapa sahabatnya tidak masuk sekolah.

"HAHA, mereka berdua tuh ya, emang udah klop banget, sifatnya apalagi, sama-sama jahilnya, sama-sama suka ngelawak tapi garing," tutur Zafrael yang membuat Naviel terkekeh.

"Iya tau, Arriza kalau ngelawak, dianya belum selesai ngomong aja udah ketawa duluan," ucap Naviel menjelaskan sifat temannya yang aneh itu.

"Kan emang cocok tuh mereka berdua, kaya... Kita."

"Lah, emang kesamaan aku sama kamu apa? Perasaan ngga ada tuh," tutur Naviel sambil menunjukkan wajah berpikirnya.

"Kita punya banyak kesamaan loh, salah satunya adalah sama-sama suka minta peluk secara tiba-tiba, atau ngga sama-sama ngambek nggak jelas," jelas Zafrael yang membuat Naviel bergeleng tidak percaya padahal, memang keduanya sama-sama mempunyai sifat itu.

"Enggak ya, kamu doang yang begitu deh, kok bawa-bawa aku segala, orang sebenernya aku suka kamu aja engga," Naviel mencoba membela dirinya sendiri dengan berbagai cara.

ZAFRAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang