10. Hai, Stella.

141 23 1
                                    

"Kak, El!" teedengar suara perempuan yang meneriakkan nama Zafrael.

Karena merasa namanya dipanggil, Zafrael refleks melihat ke belakang. Begitu juga dengan Naviel, walau namanya tidak dipanggil, ia juga menatap gadis yang berlari ke arah mereka.

Sepertinya ia tidak mengenali gadis itu, atau mungkin dia lupa? "Siapa, El?" tanya Naviel.

"Stella," ucap Zafrael dengan lesu. Ia sepertinya sudah benci dengan gadis itu saat pertama kali bertemu.

Ya, Naviel memang tidak mengenalnya, sepertinya seorang murid baru. "El, aku duluan ya, mau ganti dulu. Gerah," pamit Naviel.

"Eh," Zafrael sebenarnya ingin menahan Naviel agar tidak pergi, namun Naviel sudah berlalu begitu saja meninggalkan Zafrael dan Stella.

Naviel sebenarnya tak benar-benar pergi, ia hanya berjalan menjauh dan bersembunyi di balik tembok yang tak jauh dari sana. Ia hanya penasaran apa yang akan dilakukan gadis itu kepada Zafrael.

Zafrael beranjak dari duduknya, ia sepertinya ingin pergi dari tempat itu. "Kak El!" panggil Stella sehingga menghentikan langkah Zafrael.

Zafrael berdehem, menyahuti gadis tersebut tapi membalikkan tubuhnya. "Apa?!" tegas Zafrael. Stella tak kunjung menjawab pertanyaan Zafrael. "Jangan buat waktu gue terbuang sia-sia!" Zafrael membalikkan badannya dan menunjukkan menggunakan jari telunjuk nya ke arah wajah Stella. "Dan satu lagi, jangan pernah panggil gue, kalau tujuan lu cuma buat caper," ia meninggalkan Stella sendirian di sana.

"Widih," Naviel terkagum, ia buru-buru lari ke kelasnya agar tidak ketahuan.

Mendengar penuturan Zafrael, seketika jantung Stella seperti mencelos begitu saja. Padahal ia tadi hanya memanggil Zafrael saja, kenapa malah timbal baliknya ia di kata-katai? Apakah yang sedang ia lakukan saat ini salah?

                                     ♡♡♡♡

Sepertinya semua siswa kali ini dibebaskan oleh guru, dalam artian diberi jam kosong. Daripada menghabiskan waktu hanya utuk berdiam diri. Naviel dan Arriza memutuskan untuk pergi ke kantin saja.

Kantin nampak ramai di penuhi siswa. Keduanya memutuskan untuk duduk di... Sebelas Zafrael cs. Zafrael dan teman-temannya terlihat lebih dulu duduk di sana. Arriza duduk duluan, sementara itu, Naviel pergi untuk memesan jajanan. "Mau pesen apa?" tanya Naviel.

"Samain aja," balas Arriza. Arriza dan Naviel memang se-frekuensi keduanya tak perlu ribut untuk memilih makanan, karena dua-duanya memang punya selera yang sama.

"Buk, pesen soto dua, suirannya yang banyak ya," ucap Naviel kepada bu Rahayu sambil menunjukkan kedua jarinya yang membentuk huru V. "Mendoan sama bakwannya masing-masing dua ya," imbuh Naviel menunjuk ke arah gorengan yang baru diangkat dari wajan. Bu Rahayu adalah ibu kantin langganan Naviel, dan teman-temannya. Makanan di sana selalu higienis dan menarik mata. Selain itu, Bu Rahayu juga baik hati, maka dari itu mereka selalu membeli makanan di kantin ini.

Naviel juga mengambil beberapa minuman botol untuk teman-teman yang lainnya. "Nak Viel, ini pesanannya sudah jadi," panggil Bu Rahayu kepada Naviel yang masih sibuk memilih minuman.

"Iya Buk, sebentar," tutur Naviel. Ia mengambil minuman yang ada di depan matanya dan langsung bergegas untuk mengambil makanan yang sudah di pesannya tadi. Ia tidak lupa untuk membayarnya.

Banyak orang yang meng-antre di belakang Naviel. Walaupun, kantin ada banyak, tapi selalu saja kantin Bu Rahayu dipadati oleh pembeli. Tak jarang juga yang berdesak-desakkan agar didahulukan dari yang lain.

ZAFRAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang