Nana seorang mahasiswa pindahan korea, mempunyai tubuh mungil nan cantik sifatnya yang pendiam dan belum pernah merasakan jatuh cinta. Namun siapa sangka diawal kepindahannya, kedua mata Nana langsung tertuju pada laki2 yang menurut nana mempunyai p...
Mentari sudah muncul sejak 3 jam yang lalu, hingga jam menunjukan pukul 08.00 Nana belum juga membuka kedua matanya.
*ceklek....pintu terbuka
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
( gambaran dalam kamar kondominium nana)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kaki Perth berjalan masuk ke kondo Nana, sebelum satu buah kantong kresek berisi 2 bubur udang Perth letakan dimini bar mengecek apakah anak itu sudah bangun apa belum, kepalanya menengok kearah ranjang, melihat ada gumpalan selimut dengan ujung kepala yang terlihat. Perth tersenyum, langkahnya kembali memutar kearah pantry, mengambil 2 mangkuk untuk menuangkan bubur yang ia bawa tadi lalu membawanya kemini bar.
*Drrttt.....drrtt...... Getaran ponsel terasa disaku hodie Perth.
Mengambil dan melihat nama Mommy terpampang dilayar
"Hallo Mom", sapa Perth
"Kenapa tidak ikut Namtan pulang?".
"Perth sibuk Mom, lain waktu Perth pulang", kakinya berjalan menuju sofa didepan mini bar lalu duduk nyaman berasa kondo milik sendiri.
"Dasarnya kamu tidak rindu Mommy kan?" Suara merajuk terdengar diseberang telepon, Perth terkekeh.
"Tuduhan macam apa itu?"
"Sudah 2 minggu Perth"
"Oke.... Perth pulang dalam minggu ini, tanpa menunggu hari minggu, tapi Perth tidak yakin akan menginap"
Suara Perth sayup-sayup terdengar sampai kamar Nana. Nana terbangun, Mengerjap pelan lalu menoleh jam kecil yang berada dimeja samping tempat tidur. Kepalanya kembali pusing saat membangunkan tubuhnya sendiri untuk duduk.
Telinganya kembali menangkap suara orang.
"Siapa?", Pikir Nana, mencoba mengingat kembali tentang semalam membuat Nana meringis, kepalanya tak mampu.
"Lalu siapa itu? Masa maling ngobrol sih?" Gumamnya, dengan penasaran Nana menjatuhkan kedua kakinya dari ranjang, mencoba berdiri pelan karena pusing masih sedikit melanda.