chapter 3 ; pertemuan

467 56 2
                                        




Masih dengan hati yang patah semangat,pemuda berkulit putih terlampau putih itu terlihat lebih banyak diam dari sebelumnya.
Dalam fikiran nya masih terngiang ucapan nyonya Park tentang tuntutannya.raut wajah itu kian pucat,Yoongi takut. jika itu terjadi, entah ia harus menjual ginjalnya untuk membayar itu.

Yoongi lemah jika berurusan dengan uang,ia sadar jika ia miskin.
Bahkan untuk sekedar membeli camilan saja harus berusaha keras.

" Mati saja aku" pikir nya buntu.

Kaki jenjang itu terus melangkah mengingat waktu kian senja, hampir gelap.
Huhhh..tak ada waktu untuk menyesal sekarang.yang ada yoongi akan melanjutkan hidup sebagaimana mengalir apa adanya.
Tak ada gunanya membantah,toh semua adalah takdirnya.
Mengingat satu lagi masalah, yaitu dirumahnya.

***

Baru saja yoongi melangkah ke pekarangan rumah,ia sudah bisa mendengar suara tangisan eomma nya.
" Apa lagi ini,ya tuhan.."batinnya.
Namun yoongi tetaplah yoongi dengan raut wajah tak pedulinya yang padahal ia sangat khawatir, namun perasaan itu tersembunyi baik dibalik sikap tenangnya.

" Kau!! Apa yang kau lakukan disekolah hahh!!! Berandalan!!!"
Tanpa ba-bi-bu eomma menjambak rambut yoongi yang baru saja masuk ke rumah itu.
" Yeobo, tenanglah yeobo.." tahan appa mencoba meleraikan eomma yang menjambak yoongi.
" Eomma~." Isak yoongi, hancur sudah pertahanan nya didepan adik dan appa nya itu.
Air matanya meleleh tak terbendung lagi.bahkan penjelasan nya tidak akan berarti apa-apa saat surat panggilan pengadilan datang ke rumah.
Terlebih isi surat itu keluarga Park meminta ganti rugi sebesar 100jt untuk putra mereka yang terluka karena yoongi.
Secara tidak langsung itu nyaris membuat eomma jantungan, dengan keadaan mereka yang sekarang dan bahkan belum pernah memegang uang jutaan disuruh ganti rugi ratusan juta.

" Jadi ini alasan mu tidak ingin berhenti sekolah hah!! Kenapa kau tidak bisa membiarkan aku tenang sehari saja!!! Kenapa!!!"
Eomma jatuh terduduk dengan isakan menyedihkan.meraung raung seakan hidupnya sudah berakhir.

" Yeobo..tenang lah, kita akan mencari jalan keluarnya" ucap appa berharap dapat menenangkan istrinya itu.
" Bagaimana!! Bagaimana...kita bahkan tidak bisa makan enak untuk sehari saja, bagaimana kita bisa membayar itu!!" Teriak eomma tak peduli suaranya yang mulai serak akibat menangis terlalu lama.

" Sekarang bagaimana.."keluh yoongi dalam hati.
Apa yang ditakutkan nya sekarang terjadi.apa yang akan ia lakukan, untuk menatap kedua orang tuanya saja ia tidak sanggup.
Ingin rasanya ia membalikkan waktu, seandainya waktu itu ia menghindar saja atau ia lari.sudahlah semua juga sudah terjadi.

" Puas kau Hyung! Kau selalu membuat eomma dalam masalah" timpal jihoon.
Yoongi terdiam, mungkin adik kampret nya itu benar.selama ini dirinya lah pembawa masalah,dan menganggap kesalahan orang lain?
Bodoh,yoongi terpaksa menyetujui hal itu.
" berhenti menangis,dan pikirkan bagaimana caranya supaya kita tidak perlu membayar itu semua." Lanjut woozi seraya menatap kesal kearah Hyung pertama nya itu.

Tiba tiba eomma bangkit dari duduknya, menatap semua orang yang ada di situ." Bagaimana kalau kita semua memohon kepada nyonya Park, mencium kakinya kalau perlu!
Iya, kita tidak perlu membayar!"
Ucap eomma.terdengar gila ditelinga yoongi dan yang lain.
Walaupun terhina,tak salah jika dicoba." Tidak eomma," cegah yoongi,
Tak Sudi rasanya membiarkan eomma nya harus bersujud untuk kesalahannya.

" Apa?? Siapa yang meminta pendapat mu hah!! Semua ini salah mu! Karena kau kami harus memohon mohon kepada nyonya Park" bentak eomma sambil mendorong yoongi hingga jatuh." Anak sialan!" Umpat eomma sadis.appa hanya melirik sekilas padanya, entah dalam artian apa yang pasti bukan pembelaan.

Try To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang