Sepuluh; rencana

2.6K 387 49
                                    


You're my everything

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You're my everything

I want to protect your days and nights

You are a miracle to me, I wish you could see it

-----------------------------------------------------------------------


"We need to make a deal."

Dini hari. Angin dari arah laut harusnya membuat mereka beku. Tapi tangan Junio hangat di genggaman Nadhi. Detak jantung mereka naik perlahan.

Junio capek-capek membuat perjanjian dengan Nadhi. Padahal pria itu akan mengangguk dengan apapun yang dikatakannya.

Selama pacaran, Junio jadi pacar yang hampir tidak pernah meminta sesuatu. Padahal Nadhi siap memberikan segalanya. Mode kasih sayang mereka berkebalikan. Sementara Junio menahan egonya, Nadhi mencurahkannya dalam gestur-gestur besar yang meneriakkan kasih sayang.

Pohon kelapa bergemeresak di belakang mereka. Di mata Junio, bulan terpantul cemerlang.

Nadhi teringat malam-malam mereka melihat kembang api di festival desa, bertahun-tahun lalu. Kemilau cahaya itu berasal dari benda yang bersinar. Namun di matanya, pria di depannya bahkan lebih mencuri perhatian. Untuk apa Tuhan ciptakan bulan dan bintang jika Junio bisa mengalahkannya semudah ini, ya?

"Aku pengen kita coba buat rencana dan roll this out pelan-pelan," ujar Junio. Nadhi melacak emosi bernama cemas di balik pantulan cahaya itu.

"Oke."

"Please, don't rush it, Na." Junio memperingatkannya. "Ini bukan lagi sama Jena."

Nadhi terkekeh. "Kamu bikin itu kedengeran buruk, padahal Jenanya heeuh-heeuh aja."

"Ya, karena itu Jena!"

"Jun," Nadhi menenangkannya. "Apapun mau kamu, aku lakuin."

Junio menarik napas. Nadhi selalu semudah ini. Dinamika mereka selalu secair ini.

"Please, don't fight again. Apalagi sama Mandala."

Nah, lho, Nadhi kena skak. Laki-laki itu manyun.

"Aku punya alasan." Kilahnya cepat.

"Keras kepala ah!"

"Kamu bilang aja ke temenmu itu!"

"Nadhi!" Sentak Junio tak sabaran. Wajahnya yang super serius nyaris membuat Nadhi mengira, tangannya yang terangkat ke wajahnya bakal berubah jadi pukulan, saat sesungguhnya hanya ada sentuhan ringan di pelupuk mata dan pipinya. "I don't want you to get hurt because of me."

Detik melambat seiring usaha Nadhi mencerna kata-kata sang kekasih. Melepaskannya dari gerak-gerak lamban Junio yang mengembalikan helaian rambutnya yang tertiup angin. Atau bagaimana kelopak mata Junio meredup, meminta pengertian.

batas; di antara - JaemRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang