Dua puluh delapan; rekaman lama

525 114 50
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------------------------------------------------------

Katarina mengangkat gelasnya tinggi-tinggi, "So, tonight, I hope everyone will share our joy and reunite in the name of love."

Semua orang mengangkat gelas sampanyenya, membeo ucapan sang pengantin yang berbahagia. Jena merangkul pinggang mungil sang istri, mencium pipinya dengan bangga. Kedua matanya hilang di balik senyumnya yang lebar. Malam ini memang milik mereka berdua

"In the name of love!"

Mandala melihat ke arah Junio, yang duduk diapit Chendra, Haerya, dan Adji, turut mengikuti. Kemudian dia menengok ke arah berlawanan, di mana Nadhi duduk bersama sang bunda. Matanya menemukan kedua iris Nadhi, kemudian tersenyum tipis, gelasnya naik dalam solidaritas pengertian dan dia menenggak sampanye itu dalam sekali teguk.

Tonight will be our demise or what?

Paviliun itu nampak indah dengan dekorasi antara mawar berwarna merah pekat dan lili yang bergoyang karena dihempas angin laut. Lampion menyala tepat di atas kepala dengan cahaya oranye yang romatis. Lilin-lilin beraroma bergamot dan tenangnya melati diletakkan di atas meja-meja bundar yang diisi para tamu acara. Dan semaraknya acara malam ini ditambah dengan sebuah band yang membawakan alunan musik jazz yang menghanyutkan.

Setelah pemberkatan nikah yang dihadiri oleh keluarga dan teman-teman terdekat, resepsi malam ini dia melihat lebih banyak orang bergabung. Terutama beberapa rekan bisnis Kat, wajah-wajah yang tak asing untuk Mandala sendiri. Dan di tengah pesta yang ramai ini, matanya akan tetap bisa terpaku pada sosok Haerya. Dalam tarikan napasnya, dia yakin Tuhan hanya ingin mengujinya malam ini.

Wajah Haerya sendiri tak terbebani dengan situasi, pria itu nyengir lebar ke arah Junio. Tubuhnya dibalut jas dengan kaus putih sebagai dalaman. Sangat kasual, sangat Haerya.

"Jadi, bestie, reunite in the name of love?" Godanya pada Junio, kemudian mengedik ke arah meja Nadhi.

"Don't you 'bestie' me." Junio berdecak. "Dan kalau lo lupa, gue lebih bisa narik Mandala buat join meja kita sekarang juga."

batas; di antara - JaemRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang