🔹4. Aku Serius Karena Allah

79.6K 7.8K 272
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, dan alur. Cerita ini murni pemikiran otak Han sendiri.

®Story Of "Anthala | My Husband Is Badboy"








"Aku menyadari bahwa aku tidak berhak untuk memiliki berlian indah sepertimu. Hingga aku pergi lalu kembali dengan serius melamarmu karena Allah."

_________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________

"Anthala!" teriak Nadya membuat Naira membalikan badannya sedangkan Anthala tetap bergeming di tempat menatap Naira terus menerus. Laki-laki itu tidak akan pernah bosan menatap perempuan yang setiap saat dia rindukan.

"Kenapa kamu ada di sini? Apa kamu tersesat?" tanya Nadya sambil menatap tajam Naira sesaat. Berani-beraninya adik angkatnya ini mengobrol dengan laki-lakinya!

Naira hanya bisa menunduk menatap kakinya. Nada bicara sang kakak sangat lembut, ini baru pertama kalinya ia dengar. Wajar Anthala adalah pujaan hati dari dari Nadya.

Naira berusaha fokus kembali pada pekerjaannya. Dia kembali menyerok daun-daun di kolam renang hingga kolam renang itu bersih.

Sekarang ia sudah menyelesaikan tugas dari bundanya, saatnya ia makan.

"Anthala, orang tuamu dan ayah bundaku sudah menunggu di ruang tamu bukankah kita harus segera ke sana?" Nadya memegang tangan Anthala namun seketika dihempaskan oleh laki-laki itu.

Naira tidak mau ikut campur, dia buru-buru masuk ke dalam. Ia akan pergi ke dapur untuk makan karena tugasnya sudah selesai.

"Kak Nadya dan kak Anthala begitu cocok mereka jika menikah mungkin hidup berbahagia nantinya," gumam Naira sambil membayangkan sesuatu.

"Eh tunggu, tadi kak Anthala mengatakan kepadaku untuk ke ruang tamu memangnya ada apa di sana?"

Naira tidak suka perkataan orang yang membantunya dua kali itu ia abaikan. Lebih baik sebelum ia makan ke ruang tamu dulu siapa tahu ada hal penting.

Langkah kakinya membawanya ke ruang tamu. Ada ayah serta bunda dan Nadya di sana. Tidak lupa tamu yang kata bunda penting tengah tertawa namun Naira malah terus menatap laki-laki yang menolongnya tadi tetap dengan wajah datarnya.

"Sebaiknya aku menguping pembicaraan mereka saja di sini dari pada ke sana."

Naira tahu diri, pakaiannya semua kotor dan ia belum sempat mandi. Akan sangat memalukan bila tamu penting dari kedua orang tua angkatnya itu tahu.

"Ini sedikit hadiah dari saya tolong terima pak Bratama," ucap Gavier memberikan paper bag pada pria paruh baya yang memakai jas kantor itu.

"Pak Gavier jangan repot-repot saya tidak enak jadinya."

ANTHALA || SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang