🔹6. Milik Seorang Anthala

78.4K 6.9K 299
                                    

Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, karakter, dan alur. Cerita ini murni pemikiran otak Han sendiri.

®Story Of "Anthala | My Husband Is Badboy"








Happy Reading!

"Dia milik gue, siapapun yang menyentuhnya maka ajal adalah hukumannya."

_________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________

"Hallo semuanya. Perkenalan nama saya Naira Cempaka pindahan dari SMA Maharaja semoga kita bisa berteman baik."

Naira menundukkan kepalanya sebentar lalu menatap teman kelasnya yang menatapnya berbagi ekspresi.

"Ada yang kalian ingin tanyakan kepada Naira?" tanya Pak Hari—Guru Kimia yang begitu ramah dan suka tersenyum pada semua orang.

"Gue mau bertanya pak!"

"Eh, anjing gue dulu mau bertanya, kenapa lo angkat tangan!"

"Mau nanya apa Bastian?"

"Kenapa bisa murid pindahan dari SMA Maharaja ini pindah ke sekolah kita? Ini gak bisa dibiarkan sekolah kita bisa tercemar kemiskinan dari cewek ini!"

"Miskin?" gumam Naira. Dirinya di sebut miskin ternyata membuatnya tertawa dibalik cadar putihnya.

"Apakah keluarga Hartono sudah bangkrut? Aku kira ayahku orang terkaya kelima di kota ini."

Semua orang tertegun, Bastian tidak berkutik. Mereka sudah merencanakan beberapa menit lalu di mana saat murid baru datang mereka akan memprovokasikan ternyata mereka gagal sebelum melanjutkan.

Bagaimana mungkin mereka tidak tahu marga Hartono adalah orang kelima yang masuk jajaran orang terkaya di kota ini.

Salah satu dari para murid ingin bertanya tetapi Pak Hari menatap semua muridnya tajam. "Sudah perkenalannya sebaiknya kamu Naira duduk di kursi dekat Sasya. Sasya tolong angkat tangan kamu."

Kedua mata Naira menatap seorang perempuan yang mengangkatkan tangannya ke atas. Dia tersenyum lalu mendekat kearah bangku paling sisi. Di meja paling belakang belum terisi entah siapa yang duduk di sana.

"Hallo Naira semoga kita bisa berteman baik," ucap gadis manis itu. Sasya sangat ingin berteman dengan murid baru ini sebab murid baru ini tidak mudah untuk di provokasi.

"Hallo Sasya, insya Allah kita bisa berteman baik."

Beberapa menit kemudian kegiatan pembelajaran kembali berlangsung. Naira mengambil buku dan pulpen di tasnya namun ternyata sejak pagi ia membawa tas yang kosong sama sekali. Tidak ada peralatan belajarlah di sana membuatnya langsung teringat pada saat di rumah Nadya ke kamarnya saat ia mandi.

ANTHALA || SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang