Alexa kali ini mengantar karina hingga depan lobby apartemen, keduanya bergandengan mesra.
"Mau mampir gak?"
"Gak dulu deh sayang." Alexa merapikan anak rambut karina.
"Ya udah, aku juga gak mau maksa kamu."
"Maaf ya." Ada rasa bersalah yang alexa rasakan.
"Jangan sedih gitu dong." Karina menangkup pipi alexa dengan tangan nya yang bebas. "Lagian aku ngajak kamu kesini biar ketemu kakak aku aja, tadi juga hampir ketemu tapi karna kakak lagi capek aja gak jadi deh. Next time kalo kamu nyaman aja."
Alexa langsung menarik karina kedalam pelukannya. "Makasih ya."
.
.
.
Irene duduk di depan layar televisi menonton film yang mungkin tidak pernah bahkan bukan film dengan genre kesukaan nya, film kartun.
"Kakak belum tidur?" Karina dengan ragu menghampiri nya membawakan makanan yang ia beli bersama alexa. "Nih kak, pacar aku yang beliin." Di letakan nya di depan irene.
"Hmm.." karina menatap makanan itu. "Ale.." gumam nya.
"Kenapa kak?"
Irene mengangkat kepalanya. "Bilang makasih ke pacar kamu." Irene pun meletakkan makanan itu di meja, ia enggan untuk membukanya.
Selang beberapa saat karina dan irene kini duduk bersama menonton film kartun itu.
"Tumben kakak nonton kartun?" Tanya nya bingung.
"Lagi pengen aja." Padahal karena ia rindu orang yang selalu mengomel jika film kartun itu di ganti dengan film yang lain, alexa.
"Oh." Karina pun tertawa melihat adegan di film. "Dia juga suka kartun kan?" Ucapnya memikirkan alexa.
Irene tahu jika pacar karina tentu menyukai nya, irene bahkan pernah di diamkan selama 3 hari karena film kartun.
"Dek?" Panggilnya masih menatap layar televisi.
"Ya kak?"
"Kalau misalnya.." irene ragu. "Kita suka sama orang yang sama kamu bakalan gimana?"
"Entah. Ini kondisinya kita sama-sama tau atau kita saling tau tapi pura-pura gak tau?"
"Sama-sama tau."
"Ya kita bersaing. Kita bukan orang yang sok romantis kak, yang kalau salah satu diantara kita confess terus yang satu jadi mundur." Pendapat nya. "Misalnya nih kakak suka pacar aku dan aku juga tentunya terus kita confess nih, ya udah terserah dia mau terima yang mana."
"Kalau kakak rebut pacar kamu gimana?"
"Ya.." karina bingung.
"Ya apa hayo?"
"Ya kalo dia mau aja sih sama kakak." Ucapnya percaya diri.
"Kalau dia mau gimana?"
"Ya.."
"Ya apa?" Goda irene.
"Ya jangan lah." Entah lah walau karina bisa bersikap dewasa ia juga tak mau jika alexa di rebut yang lain. "Dia itu yang terbaik dari yang terbaik tau kak." Karina cemberut.
"Tadi kamu sendiri yang bilang kita bersaing loh."
"Kan misalnya kak, pengandaian aja."
"Hilih. Alasan kamu dek." Irene sedikit tersenyum. "Pacarmu itu si junior yang bantu kamu kan?"