Haru tertidur dalam mobil irene, mungkin efek semalam haru tak pulang. Irene tak mempermasalahkan itu toh ia senang secara tak langsung haru bergantung pada dirinya.
Ponsel haru bergetar, irene bisa melihat penelepon.
Mami Sunmi calling..
Irene tak enak untuk membangunkan haru, haru terlihat terlalu lelah. Tapi irene juga penasaran siapa sunmi yang menelepon haru? Dan kenapa haru menambahkan kata mami di depan nya? Apa sungguh haru jadi simpanan tante-tante?
Irene menggeleng cepat tak ingin pikiran buruk akan haru menghampirinya, ia yakin haru merupakan anak yang baik.
Panggilan pun berhenti, irene berinisiatif mematikan ponsel haru membiarkan haru untuk istirahat.
Irene membawa mobilnya menuju resto solar, ia mendapat parkir khusus untuk dapat menunggu haru bangun.
Tak henti-hentinya irene tersenyum memandangi wajah haru yang tenang saat tertidur, irene memperbaiki anak rambut haru yang menutupi wajahnya.
Jika dipikir-pikir entah kenapa irene bisa menyukai haru, padahal irene bukan orang yang mudah menyukai orang lain namun haru lain seperti ada sesuatu yang menghangatkan dan nyaman dari haru yang membuat irene ingin terus bersama haru.
Perlahan haru bangun, lenguhannya sungguh lucu, seperti anak kecil yang baru saja bangun.
Irene mengacak pucuk kepala haru pelan. "Akhirnya kamu bangun juga."
"Maaf ya kak, saya jadi ketiduran." Haru memijat leher. "Loh kita gak ke kost?"
"Kamu pasti belum makan jadi ku ajak kesini dulu."
"Oh, let's go." Haru tersenyum senang.
Keduanya keluar mobil dan masuk kedalam resto, irene membawa haru jauh dari kerumunan orang dan memilih tempat yang khusus.
"Di tempat biasa juga gak kenapa kak." Lagi, haru bersikap manis pada irene dengan membiarkan yang lebih tua duduk terlebih dahulu.
"Jam segini masih ramai dan aku gak begitu suka keramaian." Irene menunjukkan rasa tak suka nya itu dari mimik wajahnya
Haru menunjuk irene sambil memicingkan matanya. "Kita cocok." Haru tersenyum. "Saya juga gak suka keramaian." Haru memperbaiki duduk nya. "Ada hal traumatik yang tak akan pernah saya lupakan. Dan itu terjadi dua kali." Haru menunjukkan dua jari nya di depan irene.
Irene tersenyum, haru sedikit terbuka pada nya. Tak ingin berhenti sampai di sana irene pun melontarkan pernyataan.
"Aku juga." Irene sedikit berpikir hal apa kiranya yang membuat nya tak nyaman. "Keramaian dan kebisingan membuat ku tak nyaman, entah lah, hanya saja itu sungguh membuat ku tak nyaman. Menikmati segala sesuatu dengan tenang, tanpa keramaian itu hal yang menyenangkan."
"Kita sepemikiran." Mereka baru saja selesai memesan makanan. "Jika boleh jujur saya nyaman bercerita dengan kak irene. Mungkin karena kak orang yang kudet." Haru menaikkan satu alisnya lalu tersenyum jahil.
"Aku kudet?" Irene memutar bola matanya jengah. "Aku tahu perkembangan jaman, sekarang sedang trend investasi saham." Haru hanya mengangguk-angguk seolah paham padahal anggukan nya itu mengejek irene. "Sekarang di bidang otomotif sedang trend key-les." Haru menopang dagu memperhatikan irene.
"Bagaimana dengan entertainment?"
"Entertainment? Serius kamu tanya itu?" Haru mengangguk. "Banyak idol yang booming, kamu tau Blackpink?" Haru mengangguk lagi. "Mereka idol yang mendunia, Red Velvet mereka grup yang kompetitif.."