25- Promise

169 34 2
                                    

Waktu menunjukan 16.34, Sudah sekitar 2 jam Fenly mencari keberadaan Mel disekitar perpustakaan kota, namun nihil. Sempat lelah, tapi Fenly sangat percaya jika dia akan menemukan Mel. Namun hari sudah mulai gelap, dan dia tak tau harus kemana lagi dia mencari Mel.

Saat ini Fenly, Zweitson, dan Dira sedang istirahat sebentar di taman perpustakaan kota. Namun Zweitson seperti menyadari perubahan sikap Fenly.

"Fen ? Lu gak apa apa ?" Tanya Zweitson yang merasa bahwa Fenly sedikit gelisah

"Huft... gua juga gak tau Son... gua ngerasa kalo gua bener bener gak mau kehilangan dia... baru kali ini gua ngerasain jatuh cinta yang kaya gini" jelas Fenly menunduk

"Wajar kak, gua juga ngerasain hal yang sama. Gua dulu gak suka banget Zweitson deket sama cewe lain, karna gua takut kehilangan dia. Tapi makin kesini, gua percaya kalo misalnya segala sesuatu yang memang ditakdirin buat kita, itu gak akan pernah pergi ninggalin kita. Seberapa jauh dia hilang, pasti kita bakalan ketemu lagi. Dan itu bener adanya. Bahkan kak Shandy sama kak Nindy juga gitu" jelas Zafia menengkan Fenly

"Iya Fen... lu harus percaya kalo kita bakalan nemuin Mel buat lu" ujar Zweitson yang perlahan Fenly mengangkat kepalanya

"huft... makasi ya... gua sedikit agak lega... yaudah ayo cari lagi" ujar Fenly yang menbuat Zweitson dan Zafia saling memandang tersenyum senang.

.....

Disisi lain orang tua Mel dan Rissa juga sedang mencari keberadaan Mel dengan bantuan anak buah ayah Mel dan Ayah Rissa.

"Sudah ada kabar ?" Tanya ibu Mel pada Ayah Mel dan Ayah Rissa yang baru saja dari mengecek anak buah mereka.

"Belum" jawab Ayah Mel yang berhasil membuat ibu Mel menangis kembali

"Sudah kak... Mel pasti ketemu kok" ujar mama Rissa menenangkan sang kakak

"Anna... maafin aku yah... ini semua salah ku" ujar Ayah Mel memeluk ibu Mel

"Kak... Vio dan Galih juga minta maaf soal ini" ujar ibu Rissa sendu

"Sudahlah... intinya gimana cara supaya Mel cepat pulang" ujar Ibu Mel lembut. Dia sangat rapuh, tapi dia tak bisa menyalah siapa pun atas ini. Karna secara tidak langsung, dia merasa jika dia juga bersalah terhadap anak perempuannya.

"Kamu dimana, Nak.... semoga kamu gak kenapa kenapa... ibu khawatir"

.....

Waktu menunjukan pukul 5.

"Gak ada informasi ?" Tanya Fenly saat tiba di taman raya.

"Gak ada Fen" jawab Fajri menunduk.

"Huft...i hope you're okey... i promise i will fine you, Mel... i promise"

.....

"Tapi ku tahu di dalam hatimu
Kau tak bisa terima aku jadi kekasihmu
We’re stuck in friendzone
Don’t mind that at all
Asalkan kita bersama
Karna hadirmu buat ku bahagia
Di dekatmu dunia lebih indah
No matter if u and me tidak sehati
Kau selalu punya tempat di hati" senandung Mel di tengah tengah kegiatan melukisnya.

Sudah sekitar 5 Jam Mel menenangkan dirinya di pinggir Danau. Dia menenangkan dirinya dengan melukis di jembatan kayu pinggir danau. Melukis tanpa ada gambar yang jelas, dia hanya ingin mencurahkan isi hatinya pada kertas putih didepannya.

Hari sudah mulai gelap, dan itu menggerakan Mel untuk memberhentikan kegiatannya. Berjalan keluar dari sekitaran danau. Menikmati angin dingin yang menusuk kulitnya, membiarkan rambut hitamnya berterbangan.

Terkadang kesendirian menyenangkan, namun terkadang kesendirian juga dapat menghasilkan rasa kesepian. Itu yang Mel rasakan, kesepian. Merindukan semua orang yang dahulu selalu ada untuknya. Merindukan kasih sayang orang tua, saudara, dan teman temannya.

"I don't know what i should do without them... Sh*t... maybe i miss them"

//_______________♡_______________\\

Bersambung.....

VOTE IS FREE

UN1TY [Love Story.]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang