.
.
.
.
.
Ada kami disini yang akan mendukungmu. Perkataan Mashiho tersebut pada Jihoon seketika menjadi boomerang untuk semua penghuni kostan. Jihoon menjadi tidak tahu diri, karena dia merasa mendapat dukungan dari semua orang.
Sekarang, sering kali ia memaksa mereka untuk meminjamkannya uang, jika Ibunya telat mengiriminya uang, sebab harus sembunyi-sembunyi dari Ayahnya. Kini terkadang Jihoon juga dengan seenaknya menggunakan pakaian, sepatu, aksesoris, dan barang lain milik mereka tanpa izin.
Semakin tidak tahu diri, bahkan saat ini Jihoon tengah meminta Haruto untuk meminjamkan wajahnya padanya. "Ruto-ya, ku mohon hanya sekali saja." Pinta Jihoon sembari terus mengikuti langkah Haruto kemana pun bocah jangkung itu pergi. Kamar, ruang tamu, ruang makan, dapur, hingga kamar mandi sekalipun.
"Ya! Hyung, aku sangat terkesan karena kau ingin meminjam wajahku, berarti kau mengakui betapa tampannya wajahku ini. Tapi bagaimana caranya aku bisa meminjamkannya padamu?" Tanya Haruto seraya melangkah menuju kamar Jeongwoo.
Jihoon terdiam sesaat, kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam saku hoodienya. "Aku akan mencari caranya di google," jawabnya.
Haruto memutar bola matanya malas, membuka pintu kamar Jeongwoo tanpa mengetuknya. Ia masuk, diikuti Jihoon tentunya yang tampak fokus searching bagaimana caranya meminjam wajah.
"Yo! Chingu-ya," seru Haruto sesaat setelah membuka pintu. Ia kemudian melompat menindih Jeongwoo yang sedang tertidur nyenyak di ranjangnya.
Jeongwoo menghela nafasnya lelah. Dengan malas ia membuka matanya perlahan. Haruto menghancurkan mimpi indahnya. Toppoki yang akan dilahapnya dalam mimpi, sudah hampir masuk kedalam mulutnya, namun terjatuh karena ulah Haruto. Aish! Benar-benar membuatnya kesal dan ingin menangis. Hingga sebuah ide gila muncul dalam otaknya untuk segera mengusir Haruto dari kamarnya.
Jeongwoo memeluk tubuh Haruto yang menindihnya, "Ya! Jihoon Hyung ada disini, apa tidak masalah kita melakukannya?" ujar Jeongwoo dengan ekspresi polos yang dibuatnya.
"Ya! Memangnya apa yang akan kita lakukan? Kau sudah gila?" Haruto si yang selalu overthinking, tentu dengan cepat menyingkir. Ia bergidik ngeri dan segera keluar dari sana.
"Ruto-ya, tidak bisakah kau diam di tempat. Hyung sedang berusaha mencari bagaimana caranya meminjam wajah, tapi kenapa yang muncul malah cara verifikasi wajah untuk pinjaman online." Seru Jihoon frustasi sambil ikut keluar dari kamar Jeongwoo mengejar Haruto.
Jeongwoo tersenyum senang karena berhasil mengusir mereka yang mengganggu tidurnya. Tapi ah, air mata tiba-tiba mengalir begitu saja dari kedua matanya. Dia teringat Toppoki yang gagal di makannya dalam mimpi tadi.
Haruto berpindah ke kamar Doyoung. "Ou!" Kaget Haruto, "kenapa dia tidur disini?" Tanyanya pada Doyoung saat matanya menangkap sosok Junghwan tengah tertidur pulas di kasur milik Doyoung.
Doyoung yang sedang berkutat dengan komputernya berbalik menatap Haruto, "secret!" Jawabnya sambil mengedipkan sebelah mata dan tersenyum genit.
Lagi, Haruto bergidik ngeri. Ia kemudian menghampiri Junghwan, ikut berbaring di sampingnya lalu memeluknya. "Ya! Apa yang di lakukannya sampai membuat bocah malang ini tertidur?" Gumam Haruto, pelan.
Doyoung tertawa dengan geli. Sebenarnya apa yang ada di pikiran Haruto? Kenapa dia begitu kaget melihat Junghwan tidur di kamarnya? Dan apa maksud dari ucapan Haruto barusan? Batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before We Were Family ( TREASURE )
FanfictionKetika 12 orang anak laki-laki pergi meninggalkan rumah dengan membawa permasalahan mereka masing-masing, lalu bertemu dan hidup bersama. -On going