.
.
.
.
.
#Kami mengkonfirmasi bahwa Bang Sull memang memiliki seorang putra. keluarganya adalah privasinya, begitu pun putranya yang berharga adalah sesuatu yang harus dia lindungi. Hingga selama ini dia menyembunyikannya. Karena seperti yang di ketahui, bukan hanya cinta yang selebriti dapatkan, melainkan kebencian juga. Kami berharap semuanya bisa mengerti. Tolong untuk terus mendukung Bang Sull, karena dia adalah sosok Ayah yang begitu menyayangi putranya. YG Entertainment.
#Hallo, saya Bang Sull.
Saya meminta maaf untuk kehebohan yang terjadi. Benar, saya telah memiliki seorang putra. Saat ini dia berusia 19 tahun. Saya sangat bahagia memilikinya, hingga saya ingin melindunginya. Saya mendapat begitu banyak cinta dari penggemar, tapi disisi lain saya juga mendapat banyak kebencian, bahkan ancaman menakutkan dari mereka yang tidak menyukai saya. Hingga muncul begitu banyak kekhawatiran dalam diri saya dan keluarga, sampai akhirnya saya memutuskan untuk tidak mempublikasikan tentang keberadaan putra saya. Saya juga merasa sebagai selebriti atau penyanyi, karya lah yang saya jual. Sementara keluarga adalah privasi.Sekali lagi saya meminta maaf dengan sepenuh hati, saya merasa begitu bersalah kepada semua penggemar atas berita mengejutkan ini. Tapi saya juga berharap anda dapat menerima hal ini. Dan mohon untuk tidak mencari tahu lebih jauh tentang putra saya. Saya selalu ingin dia menjalani hidupnya dengan normal, tanpa merasa terganggu atau takut akan hal apapun. Saya sangat mencintainya. Dan lebih dari segalanya, putraku, Appa juga ingin meminta maaf padamu untuk ketidak bebasan hidupmu selama 19 tahun terakhir.
Setelah ini, saya berjanji akan menjadi Ayah dan publik figur yang lebih baik kedepannya. Terima kasih.
Membaca artikel konfirmasi dari agensi yang menaungi Ayahnya dan surat tangan yang diunggah Ayahnya di akun instagram pribadinya, Yedam langsung bangkit berdiri menyandang ranselnya untuk segera beranjak dari kamar kostnya secara terburu-buru.
"Berhati-hatilah," interupsi Asahi, menghentikan langkah Yedam yang sudah sampai diambang pintu. Yedam berbalik kembali memasuki kamarnya, menghampiri Asahi yang tengah berdiri disisi ranjangnya, lalu memeluk lelaki berusia satu tahun lebih tua darinya itu. "Gomawo!" Ucapnya, sebelum akhirnya berlalu pergi.
Asahi lah orang yang menunjukan artikel dan unggahan surat tangan Bang Sull pada Yedam. Dia dengan sengaja datang ke kamar Yedam, untuk menunjukkannya. Berharap setelah melihat itu, Yedam akan pulang untuk menyelesaikan permasalahannya dengan Ayahnya. Dan dia berhasil, sekarang Yedam sudah pulang ke rumahnya. Kedua sudut bibir Asahi terangkat membentuk sebuah senyuman, karena keberhasilannya. Asahi memang terlihat cuek, seolah tidak peduli dengan sekelilingnya. Tapi di dalam hati kecilnya dia adalah sosok yang perhatian dan peka. Asahi is typical tsundere.
_________________
Yedam kembali ke kostan. Ia melangkah masuk dengan senyuman yang tak luntur dari bibirnya. Semuanya telah berakhir. Dia dan Ayah kini telah berdamai. Mulai sekarang Ayahnya membebaskan Yedam untuk melakukan apapun yang diinginkannya. Ayahnya juga mengatakan untuk tidak mengkhawatirkan karirnya, karena ternyata begitu banyak penggemarnya justru mengerti dengan kekhawatirannya, dan memujinya sebagai Ayah yang baik, karena berusaha melindungi privasi putranya.
"Annyeong haseyo yoreobun!" Seru Yedam masih dengan senyuman cerahnya menyapa semua penghuni kost yang sedang duduk berkumpul diruang tamu.
"Wae? Semuanya baik-baik saja, kalian tidak perlu khawatir, tenang saja." Ujar Yedam, saat tidak ada satupun dari mereka membalas sapaannya. Jihoon menunduk tidak peduli, sementara yang lainnya hanya menatap datar padanya. Apa mereka begitu mengkhawatirkan ku? Pikir Yedam.
Doyoung beranjak menghampiri Yedam, lalu memberikan sebuah kertas padanya.
Yedam mengernyit bingung, "apa ini?" Tanyanya seraya menerima kertas itu, kemudian membacanya. Mulut Yedam terbuka lebar, ia begitu terkejut membaca kalimat yang tertulis di kertas tersebut. "PEMUTUSAN HUBUNGAN KELUARGA?" Kagetnya, sekaligus tidak mengerti.
Lagi, kecuali Jihoon yang masih betah menunduk, semua menganggukkan kepalanya.
"Lihat ini!" Doyoung menunjukkan sebuah kalimat yang berada dibagian tengah pada kertas yang masih dipegang Yedam itu, "Jihoon Hyung dipecat jadi anak oleh Ayahnya," lirih Doyoung.
"Wah, apa ini nyata?" Tanya Yedam tidak percaya.
Semuanya kembali mengangguk, dan kali ini Jihoon juga ikut menganggukkan kepalanya.
"Ya, ini nyata, Ayahku memecatku menjadi anaknya," gumam Jihoon sembari mengangkat kepalanya. "Tapi lihat saja, akan aku buktikan padanya, jika aku bisa berdiri dengan kakiku sendiri, dan meraih cita-citaku. Akan ku buat dia menyesal nanti." Imbuhnya dengan api yang menyala di punggungnya.
Huuuu! Junghwan berdiri bertepuk tangan heboh. "PARK JIHOON Hyung, PARK JIHOON Hyung." Serunya menyemangati.
"Ya! Hentikan, jangan membuatku malu." Ucap Jihoon, namun hal itu justru membuat yang lainnya ikut berdiri mengelu-ngelukan namanya seperti Junghwan. "PARK JIHOON Hyung, PARK JIHOON Hyung, PARK JIHOON Hyung 12000×". Sampai Hyunsuk lupa jika ia lebih tua satu tahun dari Jihoon.
"Ey! Hentikan, dengan begini kalian justru membuatku terlihat begitu menyedihkan." Seru Jihoon yang seketika membuat semuanya terdiam menatapnya.
"Wae? Kami begini karena kami mendukungmu," ujar Hyunsuk, kemudian diangguki langsung oleh yang lainnya.
"Walaupun agak menggelikan, tapi aku akan mengatakannya." Perhatian semua orang beralih pada Mashiho, menantikan perkataan menggelikan apa yang akan Mashiho ucapkan.
"Kau bilang, kau akan tunjukan padanya jika kau akan berhasil tanpa nya. Jadi jangan merasa menyedihkan. Ada kami disini yang akan mendukungmu. Hwaiting, saranghae." Kecuali Hyunsuk, semuanya menyetujui walaupun sambil membubarkan diri mereka, pergi ke kamar mereka masing-masing. Seperti yang di katakan Mashiho, perkataannya benar-benar menggelikan. Saranghae, ieowwhh.
Hyunsuk memeluk Mashiho dari samping, "ya! Shiho-ya, kau tidak perlu sampai mengatakan saranghae." Ujarnya.
"Wae-yo?" Tanya Mashiho bingung.
"Aniyo, hanya saja tidak perlu sampai seperti itu."
"Wae-yo?" Jihoon ikut bertanya seraya menarik Mashiho dari pelukan Hyunsuk untuk duduk disampingnya. "Kalau dia mencintaiku, memangnya kenapa?" Tanyanya, lagi.
"Aniyo Jihoon-ah, jangan menganggap pernyataan cintaku seperti itu." Mashiho berdiri, sedikit menjauhkan dirinya dari Jihoon.
Diam-diam Hyunsuk tersenyum senang melihat hal tersebut.
Jihoon mendongak menatap Mashiho bingung, "wae? Memangnya pernyataan cinta macam apa yang kau katakan padaku tadi?" Tanyanya.
Hyunsuk ikut menatap Mashiho, penasaran.
Mashiho menggaruk tekuknya yang tidak gatal, sungguh ia tidak mengerti ada apa dengan dua orang ini, kenapa mereka begitu mempertanyakan pernyataan cintanya tadi? Padahal mereka adalah tiga orang lelaki. Sekali lagi ingat tiga orang lelaki.
"YA! SHIHO-YA... " seru Jihoon dan Hyunsuk serentak ketika Mashiho tiba-tiba melarikan diri dari sana, padahal mereka begitu menantikan jawaban apa yang akan dikatakan Mashiho. Benar-benar membuat penasaran, saja.
▪
▪
To be continued
▪
▪
#Yeay, akhir bahagia untuk Yedam.
Tapi penasaran gak pernyataan cinta macam apa yang Mashiho katakan?😀 STAY TUNED.TEUBA!💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Before We Were Family ( TREASURE )
FanficKetika 12 orang anak laki-laki pergi meninggalkan rumah dengan membawa permasalahan mereka masing-masing, lalu bertemu dan hidup bersama. -On going