.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi hari pun tiba. Mentari terbit dari ufuk timur untuk memancarkan sinar nya yang sudah dirindukan makhluk bumi untuk dirasakan. Kehangatannya memberi suasana nyaman yang membuat hati tenang. Seperti biasa, manusia mulai bersiap-siap untuk menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasanya. Ada yang berangkat bekerja, sekolah, membersihkan rumah, dan sama hal nya dengan kami.
Aku mulai membuka kedua kelopak mataku yang sedari tadi terpejam dari malam hari. Sinar mentari terhalang oleh gorden rumah yang siap menghalang sinarnya yang menyilaukan mata. Aku membangunkan tubuhku yang masih lemas untuk duduk diantara orang-orang yang masih nyenyak dalam mimpi mereka. Aku melihat sekelilingku, ternyata mereka belum pindah dari posisi tidur semalam yang kami ciptakan, hahaha. Kulihat wajahnya satu persatu, aaah mereka sangat lucu sekali dengan keadaan tidur mereka yang menurutku sangat lucu, membuat bibirku melengkung keatas dan tak mau turun, rasanya menggelitik perutku walaupun tak da siapapun yang sedang menggelitik ku.
Aku berusaha bangun dan berdiri untuk membuka gorden kamar, membiarkan sinar matahari yang hangat masuk kedalam kamar dan membukakan jendela agar udara pagi juga tak lupa masuk untuk aku dan mereka hirup. Aku berusaha untuk tidak membuat suara sama sekali agar mereka tak bangun. Tak tega rasanya untuk membangunkan mereka dikala mereka sedang tertidur sangat nyenyak. Biarkan saja mereka tertidur sebentar lagi, mengingat jadwal latihan kali ini agak lebih siang daripada biasanya.
Aku keluar kamar dan menuju kamar ku sendiri, mencari buku pemberian Taehyung yang ia berikan pada ku belakangan waktu ini. Aku ingin menceritakan sedikit suasana hatiku disana agar saat membacanya kembali bisa membuat hatiku hangat lagi seperti hari ini. Ku tulis semua yang kurasakan pada buku itu dengan hati penuh ceria, ku penuhi buku itu dengan coretan tangan ku. Tak kusangka kini aku pandai bercerita walaupun bukan ke orang lain, setidaknya ada buku yang bisa mendengarkan ceritaku dengan penuh kata ikhlas tanpa paksaan yang siap untuk menjadi pendengar setiaku.
Setelah selesai bercerita pada buku, kulangkahkan kakiku untuk turun menuju dapur untuk mencari sedikit makanan yang bisa aku makan untuk mengganjel perutku yang bisa dikatakan lapar bisa juga tidak, memang aneh. Kubuka isi kulkas, mataku sibuk mencari targetnya untuk diambil tanganku dan dimakan oleh mulutku. Ah aku menemukan roti tawar disana. Segera aku ambil dan tak lupa menutup kembali pintu kulkas agar tak dimarahi Jin Hyung lagi. Ku buka plastiknya dan segera ku hangatkan di alat panggangan roti agar lebih nikmat saat menyantapnya. Ku atur suhu dan waktunya dengan penuh keseriusan agar roti tersebut tak gosong nantinya.
Setelah ku masukkan roti ke alat panggangan, aku mulai mencari pendamping yang tepat untuk diminum saat nanti aku makan roti yang aku panggang tadi. Ku buka kulkas kembali, dan aku menemukan susu coklat kesukaan ku yang sedang bersembunyi di belakang sayur-sayuran. Sengaja ku sembunyikan agar tak ada yang meminumnya disaat nanti akan ku minum susu itu. Ku minum susu itu sambil menunggu roti yang aku panggang tadi matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Love You, ParkJimin 💜
RandomBiarkan saja aku yang di salah kan, aku rela.. tapi tolong, berhentilah membenciku saat aku sudah bisa melihat kalian dari atas sana.. Aku hanya ingin kalian tersenyum😊 Walau... Tanpa AKU