Chapter 12

2.9K 136 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

“ Kalian ikutlah denganku, kita bicarakan ini di ruangan ku saja” pinta sang dokter pada Namjoon dan Taehyung.

Mereka hanya mengangguk dan mengikuti dokter itu ke ruangan nya. Dengan rasa penasaran yang ada.

Sesampainya di ruangan dokter, si dokter mempersilahkan Namjoon dan Taehyung untuk duduk di kursi yang ada.

“ Ada apa dok? Kenapa kami dibawa kesini?” tanya Taehyung.

“  Saya membawa kalian keruangan saya untuk mejelaskan sebenarnya tentang teman kalian, J-Hope. Sebenarnya J-Hope bukan terserang alergi, tapi Keracunan. Setelah kalian memberikan sample makanan yang dimakan J-Hope, kami menemukan senyawa kimia yang seharus nya tidak dikonsumsi oleh manusia. Seperti hal yang di alami J-Hope kali ini, siapapun yang mengkonsumsi nya menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Untungnya kami bisa mencegah efek itu dengan cepat” jelas si dokter menjelaskan apa yang terjadi.

“ Memang apa efeknya nya dok?” tanya Namjoon penasaran.

“ Kelumpuhan otak, bahkan sampai kematian” jawab si dokter.

“ HAAAHHH!!!!!” jawab Namjoon dan Taehyung bersamaan. Mereka tak mengira bahwa efek sampingnya akan seserius ini.

“ Tapi dok, J-Hope hyung tak apa – apa kan sekarang?” tanya Tehyung khawatir.

“ Sudah saya katakan tadi, sekarang kondisinya lebih baik. Karena itu kami menyarankan anda untuk merawatnya inap disini” perjelas dokter pada mereka.

“ Ahhh syukurlah jika seperti itu”  ucap Tae bernafas lega.

“ Terima kasih dok atas informasinya” ucap Namjoon sambil mengulurkan tangannya untuk sekedar berjabat tangan di ikuti oleh Taehyung. Mereka mengucapkan terima kasih sambil meninggalkan ruangan dokter tadi.

Diluar ruangan, mereka mencoba untuk tetap tenang. Bagaimana perasaan mereka tenang begitu saja setelah mendengar pernyataan dokter itu tadi.

“ Tae, apakah kau memikirkan hal yang sama denganku?” tanya Namjoon dengan mata penuh kecurigaan.

“ Ahh hyung!!!!!. Itu pasti tidak mungkin” jawab Taehyung dengan nada sedikit lebih tinggi.

“ Apakah kau tidak curiga Tae? Siapa lagi jika bukan dia yang melakukannya. Apakah Jin hyung, Suga hyung, aku, kau, dan juga Jungkookie? Jelas – jelas yang membeli makanan itu adalah JIMIN!!!” ungkap Namjoon pada Tae.

“ Tapi hyung, Jimin bukan orang yang seperti itu. Hiks,hiks,hiks, hiks” tangis Tae pecah saat itu. Ia tak mengira bahwa kenyataan nya memang Jimin yang membeli makanan itu.

“ Aku sangat mengenalnya hyung, dia bukan seseorang yang ingin mencelakakan temannya sendiri. Aku tau itu” ucap Tae masih terus menentang kenyataan.

Namjoon yang melihatnya hanya bisa menenangkan saja. Ia juga sebenarnya tak percaya bahwa Jimin yang melakukannya. Tapi, kenyataan berkata lain.

Saat mereka melewati ruang rawat Jimin dari sebalik kaca pintu, entah mengapa ada rasa amarah saat melihatnya, tetapi hati berbicara bahwa tak mungkin pria itu pelakunya.

Tiba – tiba pintu ruangan itu terbuka, mereka terkejut.

“ Aiiiisshh yang benar saja. Kalian sedang apa berdiri di sini? Membuatku terkejut saja. Cepat masuk!! Kalian temani Jungkookiedan Jimin sebentar, aku ingin ke bawah untuk mencari makanan” ucap Suga setengah kesal pada Namjoon dan Taehyung yang membuatnya terkejut.

“ Tapi hyung ka---“ ucapan Namjoon terpotong saat setelah telunjuk Suga mengunci bibir nya.

“ Shhttt diamlah, aku tidak akan lama” omong Suga menyingkirkan telunjuknya dari bibr Namjoon dan beranjak pergi begitu saja tanpa ada persetujuan bersama.

Dengan terpaksa mereka masuk keruangan itu, mereka mengambil langkah kecil untuk masuk kedalam.

Saat melihat wajah Jimin yang sedang tertidur, mereka berusaha menyakinkan diri mereka sendiri bahwa bukan malaikat itu yang melakukan ini semua. Mereka mengambil langkah untuk keluar dari ruangan Jimin.

.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

JIMIN PART













Aku berada di kegelapan saat ini. Aku berusaha untuk berteriak tapi tak ada siapapun yang mendengar, kulihat sebuah cahaya putih di ujung sana. Aku mencoba untuk mendekati cahaya itu untuk sekedar berteriak lebih kencang agar ada seseorang yang mendengar.

Saat sudah disana, aku melihat kenangan – kenangan indah bersama Bangtan beberapa waktu lalu. Aku  hanya tersenyum melihat nya, aku ingin menggapai semua kenangan – kenangan indah itu. Tiba – tiba ada seseorang yang menepuk bahuku dari arah belakang, aku langsung berbalik. Yang kulihat adalah seorang kakek tua.

“ Sekarang kau harus bersikap lebih tenang dari pada sebelumnya” ucap si kakek dan langsung menghilang begitu saja.

Aku berusaha mencerna maksud apa yang kakek tadi katakan padaku. Tiba – tiba saja ada yang menarikku dari arah belakang lagi. Membawaku ke tempat yang lebih terang dan menyilaukan mataku.



























.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Halo readers..
Author balik lagi dengan cerita baru...
Semoga suka yaaa...
Jangan lupa buat vote dan comment
Supaya Author makin semangat update cerita baru..<3

We Love You, ParkJimin 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang