Chapter 21

2.4K 128 4
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

Kini Jimin harus melewati hari-hari yang sulit lagi, karena ia harus berlatih lebih keras karena semakin padatnya jadwal manggung yang harus ia dan member lainnya hadiri. Mau tidak mau mereka menerima nya karena harus mempromosikan musik mereka kepada khalayak banyak. Mereka berusaha untuk melakukan yang terbaik di hadapan para fans mereka.

Kini Jimin berlatih dengan choreographer nya, merusaha menyempurnakan gerakannya agar di pandang selaras nantinya saat tampil di panggung nanti. Tapi apa boleh buat, tubuh Jimin tak sebugar dulu lagi, karena penyakit yang di idapnya selama beberapa bulan ini. Ia pun tak pernah mengontrol penyakitnya karena sibuknya jadwal manggung di TV.

“BERHENTI!!!” teriak si choreographernya menghentikan lagu mereka kala mereka sedang sibuk latihan. Wajahnya menggambarkan jika ini berita buruk, dia menunjukkan wajah yang sangat dingin, tanpa ekspresi apapun diwajahnya kecuali amarah.

“Semuanya cepat kembali ke dorm kalian” ucap si choreographer sambil menunjuk pintu, mengisyaratkan agar para member segera keluar dari tempat latihan. Semuanya bingung, kenapa tiba-tiba seluruh member disuruh pulang ke dorm. Mereka saling menatap satu sama lain sambil berbisik.

“Loh? Ada apa hyung? Apa kau sakit?” ucap Namjoon membuka pembicaraan setelah momen keheningan mengelilingi mereka. Tak ada lagi yang berani menambah topik.

“Aku hanya muak melihat gerakan kalian yang tidak sinkron, sudah berapa kali aku ingatkan untuk tidak egois!! Jangan pernah menunjukkan kebolehan kalian dalam menari, aku tau kalian pasti ingin menunjukkan yang terbaik dihadapan para fans nantinya. Tapi apakah ini pantas? Kalian itu satu tim!! Tolong untuk bisa bekerja sama satu sama lain. Kalian selalu saja menginginkan yang lebih  yang belum tau jika itu bagus atau tidak untuk boyband kalian ini” Si choreographer meluapkan amarahnya yang ia pendam selama masa latihan ini. Ia sudah muak melihat ketidakselarasan mereka saat menari. Semua member menunduk takut kala si choreographer itu mengeluarkan yang ia selama ini pendam. Mereka hanya mengangguk tanda mengerti tanpa adanya suara yang mengikuti.

“JUNGKOOK!” panggil si choreographer pada Jungkook yang menunduk takut padanya. Yang dipanggil namanya hanya bisa menenggak tanpa berani menatap. Jungkook sangat takut saat itu, ia berusaha menahan air matanya keluar. Kalian tau kan jika saat itu Jungkook masih sangat kecil, yang jika mendapat gertakan akan menangis. Tapi kali ini Jungkook mencoba menahan air matanya jatuh.

Si choreographer menghampiri Jungkook, saat sudah berada dihadapan Jungkook, si choreographer segera mendorong Jungkook kebelakang.

BRUUKK!!


















































Semua member kaget, mengapa tiba-tiba mendorong Jungkook? Mereka berusaha menolong Jungkook untuk berdiri, tapi segera di cegah oleh si choreographer. Mereka hanya bisa menurut tanpa mengelak. Jungkook segera bangun dari jatuhnya, kini ia tidak bisa membendung lagi air matanya yang sudah terkumpul di pelopak mata. Ia kembali menundukkan kepalanya kebawah, tidah berani menatap choreographernya.

“YA!! Aku tau jiwa mudamu sedang membara-baranya, tapi kumohon jangan egois. Kau membuat member lain terlihat amatir di atas panggung. Ku akui tarian mu itu bagus, tapi kumohon jangan berlebihan” ucap si choreographer, setelah mengucapkan itu, ia mengambil tasnya dan meninggalkan tempat latihan begitu saja. Seluruh member langsung menenangkan Jungkook yang terus-terusan menangis. Mereka tidak tega melihat air mata si maknae lucu mereka menetes karena emosi yang negatif.


Halo readers...
Maaf ya untuk chapter ini hanya sedikit..
Besok akan ku lanjutkan lagi ceritanya, mudah2 an sedikit ngilangin rindu kalian ya..
Jangan lupa kasih bintang sama comment kalo kalian ada saran..
Luv u..
❤️

We Love You, ParkJimin 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang