14 | Diujung Penyesalan

6 2 0
                                    

Waktu tempuh dari Jakarta - Florida, AS membutuhkan sekitar 17 jam. Penerbangan yang sangat lama membuat Radit tak sabar menemui Carrol setelah ia menyadari kesalahannya. Tak sadar bahwa Radit berada di pesawat, tak sengaja ia menelpon Carrol. Padahal ketika di dalam pesawat kita tidak boleh mengaktifkan ponsel.

" Astaga gue lupa ini lagi di pesawat!" Batinnya. Radit pun memasukan ponsel ke dalam saku.

Radit menyesali perbuatannya. Tak habis pikir ia berbuat seperti itu pada istri yang tengah mengandung anak pertama. Radit terhanyut dalam pikiran apakah Carrol akan memaafkannya atau tidak? Beberapa jam kemudian pesawat mendarat di Bandara.

Keadaan rumah tangganya yang kalut saat ini membuat ia dihantui rasa bersalah. Tekad untuk meminta maaf menjadi lebur ketika Carrol berdiri dihadapannya. Radit tak sanggup mengucapkan kata 'maaf', ia hanya tertunduk malu.

" Angkat kepalamu, tak perlu seperti itu. Ku maafkan kesalahanmu. " Melihat ke Arah Radit yang tertegun.

"Benarkah? Aku yang penuh dosa ini tak pantas untuk dimaafkan!" Ucap Radit ragu.

" Jangan bicara seperti itu! Bagiku kamu adalah orang yang baik, hanya saja keegoisanmu menutupinya." Sanggah Carrol.

" Carrol... Aku minta maaf. Selama ini ku akui telah salah menelantarkan kamu dan anakku. Aku janji tidak akan melakukan hal yang sama lagi. Mari kita jalani keluarga yang harmonis dan bahagia bersama, aku mencintaimu," sesal Radit memeluk erat Carrol, tanpa diduga ia berbisik menyatakan perasaan.

"Aku juga mencintaimu. Kita buka lembaran baru lupakan masa lalu yang sudah berlalu," balas Carrol dengan lirih.

Berawal dari perjodohan, kini Radit dan Carrol mencintai satu sama lain. Keluarga mereka akan segera menjadi keluarga utuh dengan kehadiran seorang anak kecil yang manis.

" Kira-kira nanti anak kita mirip siapa ya?" Ujar Radit sambil mengelus perut Carrol.

" Yang jelas aku lah, kan ibunya."

" Kalau kamu melahirkan, nanti anakku laki-laki atau perempuan?"

" Gak usah nunggu lahir baru tau. Jaman sekarang kan udah canggih, kita bisa mengetahui jenis kelamin anak kita melalui USG."

"USG? Bukannya USG itu penyedap rasa?" Tanya Radit penasaran.

" Itu MSG!" Jawab Carrol.

"Bukannya sama?"

" Beda! Baru aja baikkan udah bikin masalah lagi, gimana sih?" Gerutu Carrol.

"Duh istriku ini bawel banget. Aku bercanda kok, aku tau USG itu apa. Jangan marah dong."

" Asal belikan rujak dulu," seloroh Carrol iseng, padahal di Amrik gak ada tukang rujak.

" Baik kanjeng ratu!"

****

Hari-harinya bersama Carrol dipenuhi canda dan tawa. Radit terbesit karena pertama kalinya ia merasakan kehangatan cinta dan kasih. Radit juga tidak melewati momen mendokumentasikan perjalanan bayi yang tumbuh di dalam rahim wanita yang dicintainya.

Beberapa bulan berlalu saat Radit hendak memfotonya dering suara notifikasi pesan dari Dhita yang berisi,

Hai Radit... apa kabar? Semuanya sehat-sehat kan? Ada kabar bahagia yang hendak ku sampaikan padamu dan Carrol. Aku memutuskan....

Tiba-tiba saja ponsel Radit mati. Radit penasaran kabar bahagia apa yang Dhita mau sampaikan. Carrol yang beridiri sejak tadi kemudian menghampiri Radit yang sedang resah.

"Ada apa sayang?" Tanya Carrol.

" Tadi Dhita mengirimi pesan, tapi tidak sempat terbaca karena ponselnya mati." Radit menunjukkan ponselnya yang mati.

" Oh kalau gitu charger dulu, nanti kita lihat sama-sama aku juga penasaran." Saran Carrol.

Radit tidak merespon saran istrinya, ia hanya melamun dan berkata dalam hati, " apa yang mau Dhita katakan ya? aku penasaran."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Ruined My Life (Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang