10 | Wisuda

9 3 1
                                    

Menanti itu tidaklah mudah. Kamu harus bisa mengendalikan diri sendiri agar penatianmu tidak sia-sia.

-Aiken7_

Akhirnya penantian itu tiba. Dhita segera berangkat ke universitas untuk wisuda. Semua orang yang seangkatan dengan Dhita sudah berkumpul di aula begitu pula para Kajur.

Jam menunjukkan pukul 09.00 acara wisuda di mulai. Acara berlangsung khidmat. Pembagian ijazah dan penyematan predikat akan segera diumumkan. Dhita tidak sabar menunggu pengumuman, hingga detak jantung Dhita semakin berdebar kencang. Keringat mulai bercucuran, mukanya pucat, serta tangan dan kakinya pun mulai dingin.

Tingkah Dhita membuat orang yang disebelahnya terheran-heran.

" Kamu kenapa kok mukanya pucat amat?" Katanya.

" Eh, saya nggak apa-apa." Jawab Dhita singkat.

" Kalau kamu sakit bilang ya biar saya antar."

" Saya gak sakit tenang saja." Dhita menjawab sambil tersenyum.

"Oh... syukurlah."

Perhatian! Kepada seluruh wisudawan harap bersiap diri acara akan dimulai, perhatikan sampai acara selesai. Kami akan mengumumkan penyerahan ijazah kepada wisudawan predikat terpujian tertinggi. Kami mohon kesediaan wakil rektor untuk penyerahan ijazah dan CD alumni.

1. Adira Vairuz  Teknik Sipil IPK 3,83
2. Dhita Mischa Varelyn Jurusan Sastra B. Inggris IPK 3,82
3.Blaire Clarissa Sastra DKV IPK 3,81
4. Arga Ardilla  Farmasi IPK. 3,80

.......

Baik. Nama yang telah kami sebutkan silahkan untuk naik ke atas.

Hampir semua wisudawan menatap ke arah Dhita. Seolah mereka tidak percaya bahwa Dhita memenangkan predikatnya.

"Wah... gue gak nyangka. Kok bisa?" Ucap salah satu wisudawan yang ada di belakang Dhita.

" Ya bisa lah orang dia pinter banget di kelas." Celetuk orang yang disebelahnya.

"Masa? gue gak percaya! Emang Lo satu jurusan sama dia?" Tanya wisudawan itu dengan penasaran dan mengerutkan keningnya.

" Iya... E..eh sudah diam jangan ngegosip terus nanti kuping si Dhita jadi panas gara-gara diomongin." Orang itu mengehentikan pembicaraan.

" Biarin emang apa ssa..." Omongannya berhenti karena disumpal gulungan kertas."

"Udah diem dia kesini!" Orang itu memarahinya.

" Siaopaa?" Wisudawan bertanya dan kertasnya masih tertancap di mulutnya.

" Si Dhit... Eh Dhit selamat ya!" Tiba- tiba orang itu memberikan selamat pada Dhita.

"Terima kasih. Loh dia yang disebelah kanan Lo kenapa? Kok mulutnya..." Tanya Dhita heran.

" Hehehe biasa lah dia kalo lapar suka makan kertas."  Temannya menjawab dengan banyolan.

" Aneh-aneh aja." Jawab Dhita singkat sambil memasang wajah yang menahan tawa.

Dhita kembali duduk di kursinya. Ia mengecek jam ditangan  jarum jamnya sudah menunjukkan pukul 12.00. Tiba-tiba pengumuman sesi wisuda telah selesai.

Perhatian! Acara wisuda telah selesai semoga sukses selalu untuk Anda semua yang telah menempuh pendidikan di universitas ini. Doa kami selalu menyertai Anda. Sampai jumpa di lain waktu. Salam hangat!"

Setelah semua Kajur dan Rektor keluar dari aula, mereka wisudawan bersorak-sorai atas penghasilan dan pencapaiannya.  Salah satu dari mereka bertepuk tangan dan berteriak.

" MARI TEMAN-TEMAN SEJENAK RAYAKAN KELULUSAN DENGAN MELEMPAR TASSEL DAN TOGA SARJA NA BERSAMA-SAMA. READY?!!"

"READY!!" Mereka menjawab serentak dengan penuh semangat.

"BAIKLAH SEBELUM MELEMPAR, SAYA AKAN MEMBERI ABA-ABA 1...2...3... DENGAN PENUH HARAPAN LEMPAR!!!"

Mereka menangis haru dan bahagia, begitu pula dengan Dhita.

Dengan kesadaran Dhita, ia berpamitan kepada seluruh mahasiswa.

" Guys gue pamit duluan ya. Maafkan kalau ada salah. See you!"

"SEE YOU!!!"

Setelah Dhita keluar dari gerbang, ia teringat kepada Alvin dan berniat untuk menelepon. Untungnya Alvin mengangkatnya.

" Halo guys how are you today?" Dhita menanyakan kabar mereka.

" Mentang-mentang jurusan Inggris ngomongnya bahasa Inggris pula. Btw kita disini baik-baik saja. Kau gimana?" Alvin menanyakan kabar Dhita.

" Hmm gue disini baik kok.  Btw mau tahu gak gue habis dapat apa?" Dhita memberi rasa penasaran kepada temannya.

"Apa?? Apa? Kasih tahu gue dong!!"

Dhita tidak menjawab membuat Alvin menjadi penasaran. Lalu Alvin mencoba memanggil Dhita tapi hasilnya nihil. Tiba-tiba sambungan teleponnya terputus. Alvin kebingungan sebenarnya apa yang terjadi pada Dhita? Hatinya mulai resah, berharap tidak ada kejadian aneh yang menimpa Dhita sahabatnya.

 Alvin kebingungan sebenarnya apa yang terjadi pada Dhita? Hatinya mulai resah, berharap tidak ada kejadian aneh yang menimpa Dhita sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Ruined My Life (Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang