chp 19

153 9 0
                                    

Happy reading :)

----------

Sebuah mobil spot hitam berhenti depan vila yang berada di tengah hutan. Keluarlah dari dalam mobil ji-soo dan juga seorang pria, itu adalah Gi-ho. Gi-ho membuka bagasi mobil untuk mengambil barang-barang belanjaan ji-soo yang sudah mereka beli tadi sore. Saat mengangkat barang belanjaan ji-soo terlihat pria itu melihat sebuah rumah besar nan luas di seberang vila ji-soo, Gi-ho juga melihat beberapa pria sedang berjalan-jalan di area sana.

"Gi-ho-ya, sedang melihat apa? Ayo masukkan barangnya, diluar dingin sekali loh.." Ujar ji-soo mencoba menyadarkan sahabatnya itu. Gi-ho langsung sadar saat ji-soo menepuk bahunya dan langsung melanjutkan aktivitasnya yaitu mengangkat barang belanjaan ji-soo kedalam rumah.

"Ji-soo-aa, lihatlah.. kulkasmu benar-benar kosong, tak heran kamu jarang makan dan terus saja sakit.." ujar Gi-ho saat membuka lemari es milik ji-soo untuk meletakkan bahan makanan yang perlu bantuan lemari es agar tahan lama.

"Aish.. kenapa kamu itu suka sekali sih mengomeliku.. aku akan rutin makan, sudah jangan ngomel-ngomel ah.." ujar ji-soo kepada Gi-ho. Memang benar, ji-soo selalu saja di marahi oleh sahabatnya yang satu ini, telat makan saja pria ini akan memberikan banyak sekali ceramah kepada ji-soo. Namun, itulah bentuk kasih sayang Gi-ho kepada ji-soo yang sudah pria itu anggap sebagai adiknya sendiri.

"Cepatlah mandi.. aku akan memasakkan sesuatu untukmu.." ujar Gi-ho yang sudah mengeluarkan bahan-bahan makanan bersiap untuk memasak. Dengan cepat ji-soo pergi ke kamarnya yang berada di lantai atas untuk membersihkan dirinya.

Setelah beberapa menit mandi, akhirnya ji-soo turun dengan menggunakan sepasang piyama. Gi-ho yang memang sudah selesai memasak seketika terkejut saat melihat ji-soo turun dengan rambut yang masih basah.

"Lihatlah.. kamu kebiasaan ya, nona ji-soo.." ujar Gi-ho kepada ji-soo membuat perempuan yang baru turun itu menatap Gi-ho dengan penuh tanda tanya.

"Wae?!"

Gi-ho langsung datang menghampiri ji-soo ditengah ji-soo yang masih sibuk berfikir. Pria itu menarik ji-soo ke ruang tengah dan mengambil sebuah heardryer untuk mengeringkan rambut ji-soo yang masih basah.

"Duduk!! Bisa tidak kalau habis mandi itu keringkan rambutmu.. bagaimana kalau kamu masuk angin siapa yang akan repot, ha?! Ingatlah bahwa kamu itu sendiri di sini, siapa yang akan merawatmu jika bukan aku.." omel Gi-ho lagi kepada ji-soo membuat perempuan itu cemberut mendengar Omelan pria yang berdiri di belakangnya itu.

"Aahh.. kenapa kamu sangat perhatian sekali padaku, aku jadi sedih.. aku seperti merasa punya seorang kakak laki-laki.." ujar ji-soo sendu membuat Gi-ho yang mendengar suara wanita itu semakin parau lantas membuatnya ikut merasakan kesedihannya.

"Aish.. ini sudah tugasku sebagai sahabatmu.. kamu bukan hanya sahabatku, ingat kita beda dua tahun.. aku selalu mengganggapmu sebagai adikku sendiri.. sudah jangan sedih terus.." ujar Gi-ho mencoba menenangkan ji-soo. Di tengah obrolan mereka tiba-tiba seseorang menekan bel vila ji-soo spontan membuat ji-soo dan Gi-ho menoleh ke arah pintu bersama-sama.

"Biar aku yang bukakan.." ujar Gi-ho namun di halangi oleh ji-soo karena wanita itu tahu siapa yang menekan bel vilanya jika bukan dari salah satu member Bangtan.

Tanpa basa basi ji-soo segera membukakan pintu untuk orang itu dan terlihat seorang pria berbadan tinggi dengan memiliki mata yang tajam, jika orang yang tidak mengenalnya akan terbunuh oleh tatapannya itu.

Crazy Idol🔥+/ [KTH] TAMAT✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang