Chp 2

560 18 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak vote ya..
Happy reading :)

Ji-soo kembali kelasnya setelah selesai berbicara dengan Jungkook. Terlintas di pikiran ji-soo tentang sang kakak kelas yang tiba-tiba bersikap aneh padanya. Apa kita bisa bertemu lagi? Pertanyaan macam apa itu, bahkan mereka satu sekolah kenapa masih harus memikirkan kapan bisa ketemu lagi. Ji-soo tak mau ambil pusing dengan ucapan Jungkook, ji-soo juga langsung pergi ke kelas setelah dari ruang musik.

(-----)

Bel pulang sekolah telah berbunyi, dengan segera ji-soo dan Yerin keluar kelas dan bergegas pulang. Sampainya mereka di gerbang sekolah, suasana yang di lihat saat berada di kantin tadi terulang kembali. Sebenernya ada apa sih, kenapa semua orang berkerumun di depan gerbang sekolah.

Seperti biasa, Yerin selalu kepo dengan hal-hal seperti itu, membuat ji-soo memutar bola matanya malas. Disinilah ji-soo berdiri di pinggir jalan untuk menunggu jemputannya. Saat sedang menunggu jemputan, ji-soo tidak sengaja melihat ke arah kerumunan tadi. Terlihat sedikit-sedikit orang yang sedang di kerumuni banyak orang itu. Mata ji-soo membulat saat mengetahui bahwa yang tengah di kerumuni banyaknya siswa adalah Jungkook.

"Itu kan, kak Jungkook. ternyata dia se populer itu di sekolah, sampai semuanya menempel padanya." Ujar ji-soo yang tak mau ambil pusing. Tak selang beberapa lama mobil jemputan ji-soo akhirnya datang. Dengan segera ji-soo masuk kedalam mobil karena hawa diluar yang mulai dingin.

(----)

Ji-soo sampai di rumah yang langsung di sambut dengan berjajarnya bodyguard serta para pembantu rumah. Hal seperti ini sudah biasa didapatkan oleh ji-soo sejak masih kecil. Karena pada dasarnya ji-soo terlahir dari keluarga kaya. Ayahnya adalah pemilik agensi SM ENTERTAINMENT. Agensi ayah sudah di kenal di seluruh dunia. Tak heran lagi kalau ji-soo bisa tinggal di tempat mewah dan di layani banyaknya pembantu.

Ji-soo segera melesat ke kamarnya, wanita itu segera mandi untuk membersihkan dirinya karena seharian beraktivitas. Setelah aktivitas mandinya selesai, ji-soo berjalan ke lemari untuk mengambil pakaian rumahan. Ji-soo melangkahkan kakinya menuju ke meja belajarnya, wanita itu membuka laptopnya dan mulai menggerakkan jarinya di atas keyboard.

Setelah ada setengah jam ji-soo bergelut didepan laptopnya, seseorang mengetuk pintu kamar ji-soo yang tak lain adalah kepala pelayan Lim.

Tok

Tok

Tok

"Nona, saatnya makan malam." Ujarnya kepada ji-soo. Ji-soo yang sudah mendapat panggilan segera menutup laptopnya serta buku catatannya dan melangkah ke meja makan yang berada di lantai satu.

Di meja makan sudah duduk manis tuan Kim Yoo-bin sang ayah dan nyonya Park tae-hee sang ibu. Ji-soo adalah anak tunggal dari keluarga Kim, jadi tidak heran jika ji-soo sangat di manjakan oelh sang ayah dan ibu. Ji-soo melangkah menuruni tangga yang langsung di sambut oleh kedua orang tuanya.

"Ji-soo sayang, ayo cepat kita makan malam." Ujar sang ayah lembut

Ji-soo sampai di meja makan yang sudah mendudukan dirinya di kursi makan. Suasanya hening saat makan, tidak ada yang bicara sama sekali kenapa? Karena di dalam keluarga kami ada aturan saat makan tidak boleh bicara, jika bicara satu patah katapun mereka akan menerima hukuman. Peraturan itu sudah di terapkan sejak ji-soo kecil, dan itu adalah hal biasa untuk ji-soo.

Crazy Idol🔥+/ [KTH] TAMAT✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang