Aku melangkah dengan penuh semangat dan percaya diri, langkah ku begitu ringan entah kenapa. Padahal beberapa hari lalu langkah ku sangat berat karena lagi-lagi harus pindah dan beradaptasi di lingkungan baru.
Melihat gedung sekolah bertuliskan 'Dream Hight School.' senyum ku terkembang, aku melangkah kan kaki menuju gerbang sekolah. Ku lihat para murid yang tak ku kenali masuk ke gerbang tersebut. Wajah mereka entah kenapa terlihat samar-samar bagi ku, mungkin karena aku belum mengenal dari mereka seorang pun.
Saat melangkahkan kaki masuk menuju gerbang utama, para siswa yang bertujuan sama dengan ku mulai melirik ku, merasa aneh dengan lirikan mereka aku masih terus berjalan. Mungkin karena aku adalah murid baru yang pindah maka di sini aku menjadi pusat perhatian mereka, karena ya tentu saja seragam ku masih berbeda dengan mereka.
Seiring aku berjalan tatapan mereka semakin aneh bahkan dari mereka ada yang menertawai ku secara terang terangan, aku tidak mengerti dan merasa aneh sendiri ketika di lirik seperti itu.
Penasaran dengan apa yang aneh dengan ku sampai-sampai membuat orang tertawa aku memperhatikan penampilan dari atas ke bawah.
Tidak ada yang aneh dengan penampilan ku dari atas namun ketika aku melihat ke bawah tepat nya di kedua kaki ku, oh tuhannn! Aku memakai jenis sepatu yang berbeda dengan warna yang berbeda pula. Yang aku kenakan saat ini adalah sepatu sekolah yang berwarna hitam dan sebelahnya lagi sneaker ku yang berwarna hijau.
Oh tidaaakk! Ini benar-benar memalukan. Aku berlari berlawanan dari arah tujuan awal ku yaitu sekolah, berbalik arah kemana saja agar tidak di perhatikan lagi seperti orang gila.
Aaaaaaa!!! Aku menjerit kencang atas kebodohan ku.
Aku terperanjat memegang kedua kuping ku yang ku tebak sudah memerah karena kurasa di cubit seseorang di samping ku.
Oh.. ini hanya mimpi, syukur lah, tapi aku merasa marah karena ibu menjewer kuping dengan sangat kejam, tidak bisakah membangun kan ku dengan cara yang lebih halus?
"Tidak berlaku kelembutan untuk anak ibu yang sangat susah di bangunkan." Bentak ibu.
Pintu terbuka menampilkan sosok makhluk yang menambah atensi kesal ku "jewer aja Bu, kak Naya emang ngga niat sekolah." Kata nya tertawa meledek ku. Arkan memang biang nya pembuat kesal dalam situasi apapun.
"Diam kamu tompel gajah!" Kesal ku melempar bantal pada Arkan yang masih sibuk tertawa sambil mengulum Permen di tangannya.
**
Naya dan Arkan tiba di sekolah barunya di antar kan oleh kakak nya Gina sebelum ia berangkat kerja sebagai penulis di sebuah perusahaan di kota.
Kak Gina memang sesekali pulang, karena jarak tempat pekerjaan dan rumah barunya sekarang lumayan jauh, maka dia lebih memilih untuk tinggal di rumah kontrakan dan akan pulang ketika akhir pekan.
"Ah, laparrrr." Keluh Naya tepat saat mobil yang membawa mereka berhenti tepat di depan sekolah.
"Siapa suruh bangun kesiangan, akhirnya telat dan ngga bisa sarapan." Omel kakaknya.
"Parah sih, aku yang laki aja bangun sebelum subuh." Ucap Arkan menyombongkan diri.
"Kamu bangun pagi karena main game, bukan rajin." Sengit Naya.
"Yang penting tidak molor seperti kak Naya." Cibirnya. "Eh tapi laparr masihan Arkan, masakan ibu kurang mengenyangkan." Arkan menyipitkan mata penuh ambisi.
Naya sangat paham dengan kode adik nya itu "Nah kan, bagaimana dengan ku aduuuuh...!! mana hari pertama masuk sekolah pasti gemetaran pas di suruh ngenalin diri."
"Untuk membuat Arkan yang berprestasi dan penuh ambisi harus dengan Arkan yang full energi, tapi energi Arkan sudah habis di perjalanan. Butuh asupan energi baru kak Nay."
Gina mengeluarkan beberapa helai uang dan menyodorkan pada kedua adiknya. "Drama kalian sangat buruk," ucap nya.
Naya dan Arkan tersenyum kemenangan karena berhasil merayu kakak nya untuk mengeluarkan uang melalui wajah dramatis mereka, keduanya turun setelah memuji kakak nya dengan berlebihan yang membuat kak Gina geleng-geleng kepala.
"Belajar yang beneer, jangan berantem." Pesan Kak Gina, kedua nya memberi hormat layaknya seorang prajurit kepada komandan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITS LOVE ?
RandomBinar Kinaya seorang siswi DHS yang jatuh hati pada sosok Shaka. Laki-laki ramah, baik, punya tatapan teduh dan laki-laki yang menolong nya di hari pertama di sekolah baru. Dari sinilah perasaannya tumbuh. Dan Arshaka Abrisham, laki-laki ramah,pinta...