Suasana koridor ramai dengan siswa siswi DHS yang hendak pulang setelah jam pelajaran usai. Aku dan kedua sahabat ku melangkah bersama di sepanjang koridor. Rencananya sebelum pulang ke rumah kami akan mampir terlebih dahulu ke Cafe yang biasa kami kunjungi.
"Kenapa hari Senin terasa sangat lama." keluh Rashel menyandang tas nya yang sedikit melorot dengan enggan.
Kinkaa melingkarkan lengannya diatas pundak Rashel. "Untuk itu kita butuh pelampiasan dari rasa lelah ini."
Aku hanya terkekeh melihat keduanya yang tampak lelah setelah di tempur dengan tiga mata pelajaran yang menguras otak, melelahkan dan membosankan seharian. Jam Pertama adalah matematika bersama pak Arga, kedua pelajaran yang melelahkan dengan segala rumus kimia, dan terakhir di hadapkan pada pelajaran sejarah yang membosankan dan mengundang rasa kantuk di siang menjelang sore hari. Untuk itu menyegarkan diri dengan segelas americano dingin menjadi pilihan yang tepat bagi kami.
Rashel berhenti tiba-tiba ketika kami begitu semangat berjalan. Aku melihat kak Arza melangkah dari jauh. Rashel seperti di hipnotis pandangan matanya tertuju lurus pada arah kak Arza yang berjalan ke arah yang berlawanan dengan kami. Masih menggunakan seragam lengkap, di bahu nya menenteng sebuah tas sementara di tangannya sebuah bola basket. Seperti hendak pergi latihan basket.
Langkah kak Arza semakin dekat hingga mencapai tempat kami. "Hai." Sapa Nya kepada kami. Kami pun membalas dengan membungkuk dan tersenyum ramah sebagaimana seorang junior menghormati senior nya.
"Oh iya Nay, bilangin terima kasih sama, ibumu. Lain kali tidak perlu repot-repot membawakan untukku."
"Aku hanya menjalankan perintah ibu, kak. tidak merepotkan juga."
Kak Arza terkekeh pelan. "Kalau dikasih gratis terus. Bisa rugi usaha ibumu, Nay. Soalnya aku ketagihan." Dia tersenyum. "Sampaikan pada ibu mu, lain kali akan aku membelinya. Jadi tidak perlu kamu bawakan lagi."
Setelah berucap itu kak Arza melangkah pergi menuju lapangan basket.
"Kak Arza." Itu suara Rashel, seketika langkah kak Arza terhenti dan kembali menoleh kepada kami.
"Ya?"
Rashel berjalan mendekati kak Arza yang berada beberapa langkah di depan kami. Aku dan Kinkaa saling berpandangan penuh tatapan penasaran, tentang apa yang mau disampaikan Rashel kepada kak Arza.
Diam beberapa saat kak Arza menunggu apa yang mau disampaikan Rashel. Sementara kami hanya memperhatikan dari tempat kami berdiri.
Rashel membuka tasnya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Sebuah box yang aku juga tidak tau itu box berisi apa. Ini sungguh tiba-tiba. Rashel tidak pernah membicarakan akan memberikan seseorang hadiah. Apalagi orang itu kak Arza. Sungguh tidak disangka. Spontan aku dan Kinkaa saling menatap tidak percaya apa yang dilakukan Rashel. Dia memang orang yang nekat tapi tidak menyangka akan senekat ini memberikan hadiah kepada seniornya. Ini juga bukan hari ulang tahun kak Arza setahu ku. Bukan karena aku menghafalnya. Tapi jika dia ulang tahun. Maka beranda post siswi DHS akan penuh dengan ucapan ulang tahun untuk kak Arza. lalu untuk apa Rashel memberi hadiah? Kami masih mengamati.
Rashel memberikan kotak itu kepada kak Arza. "Ah aku dengar Kakak sedang mencari Figurines SpongeBob Squarepants dengan karakter SpongeBob. Kebetulan aku membelinya dan mendapatkan karakter SpongeBob. Aku lebih menyukai karakter Gery" Jelas Rashel terlihat realistis.
"Oh ya. Kita bisa tukaran kalau begitu."
Rashel menyerahkan kotak miliknya, kak Arza menerima dengan senang. Senyuman jelas tercetak di wajah ketika menerima kotak tersebut.
"Baik, besok aku akan membawakan karakter Gary untukmu." ucapnya.
Kami mendekati Rashel setelah kepergian kak Arza. "Ooo ada yang senang rupanya." Goda ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITS LOVE ?
RandomBinar Kinaya seorang siswi DHS yang jatuh hati pada sosok Shaka. Laki-laki ramah, baik, punya tatapan teduh dan laki-laki yang menolong nya di hari pertama di sekolah baru. Dari sinilah perasaannya tumbuh. Dan Arshaka Abrisham, laki-laki ramah,pinta...