Kelas berakhir sementara pak Reza guru seni sekaligus wali kelas 2A masih berdiri di kelas. Sekali lagi menghadap kepada para siswanya.
Pak Reza berjalan kesamping meja, ditangannya sudah membawa bahan ajar yang sudah di ajarkan hari ini. "Dengarkan baik-baik, Minggu depan kita akan melakukan kegiatan volunteer, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan volunteer kali ini akan kita tujukan pada panti asuhan yang tersebar di kota kita. Konsep yang kita usung pada kesempatan kali adalah 'keramah tamahan' saya harap kalian semua berpartisipasi Untuk itu. Tunjukan motto sekolah kita yang berbudi luhur dan berjiwa sosial" Pesan pak Reza.
"Sihlakan kalian persiapkan barang-barang yang akan kita Sumbangkan." instruksi pak Reza sebagai penutup pada pertemuan tersebut.
Semua mengangguk paham.
"Barang apa saja yang bisa disumbangkan pak?" tanya Naya mengangkat tangan.
"Bebas, barang apa saja." jawab pak Reza. Naya mengangguk paham.
Kegiatan volunteer memang menjadi kegiatan rutin Dream High School setiap tahunnya. Mereka akan menyambangi berbagai tempat yang di jadikan tempat tujuan untuk berbagi seperti rumah sakit, panti jompo, tempat korban bencana atau masyarakat yang memerlukan bantuan. Dan tahun ini adalah panti asuhan yang menjadi tempat tujuan.
Kegiatan ini di tujukan oleh sekolah untuk membangun jiwa sosial para siswanya agar tidak ada pembeda diantara mereka meskipun mereka mayoritas berasal dari keluarga yang kaya, untuk itu diperlukan jiwa sosial yang tinggi. Selain itu untuk mempertahankan citra sekolah sebagai sekolah teladan yang ramah sosial di tingkat nasional.
**
Shaka memandang jengkel kepada kedua sahabatnya yang kini sedang terlibat adu mulut, entah apa alasan nya kali ini keduanya memang kerap bertengkar. Pertengkaran yang mewarnai persahabatan mereka selama ini.
Devina mengangkat pulpen yang sudah menjadi dua bagian dan melayangkan tatapan tajam dan mengerikan kepada Arza, tentu saja dengan mulutnya yang tidak berhenti mengomel.
"Kau tau, pulpen ini oleh-oleh yang mama ku berikan dari Singapura dan lihat apa yang kau lakukan Arza!" ucap Devina berapi-api. "Kau merusaknya!"
"Tidak sengaja, oke."
"Apa tidak sengaja? Kau melempar kannya."
Devina melayangkan pukulan pada Arza. Arza dengan gesit menghindar "Aku reflek, Vin. Kecoa nya aja yang bertingkah."
Beberapa waktu lalu seekor kecoa jatuh dari atas tepat di atas meja Devina yang bersebelahan dengan meja Azka. Devina yang kaget secara spontan menjerit melihat kecoa tersebut. Azka dengan gesit mengambil tindakan mencoba memukul namun tidak sekalipun mengenai kecoa itu. Azka mengambil benda apapun untuk memukul kecoa termasuk pulpen yang ada di meja Devina.
Setelah kecoa mati karena Azka berhasil menginjaknya, barulah Devina menyadari barang-barang nya yang sudah berserakan termasuk pulpen kesayangannya. Hingga terjadi pertengkaran antara mereka, salah satu penyebab diantara banyaknya pertengkaran mereka.
"Nanti aku ganti deh." Azka mencoba menenangkan Devina yang seperti ingin menerkamnya.
"Bukan masalah di ganti, tapi masalah siapa yang memberi." ucap Devina.
Azka melemaskan bahunya merasa kalah telak dengan ucapan Devina, ia sudah tidak mampu berkata-kata jika Devina sudah menyangkut kan tentang ibunya.
"Kalau kalian masih pengen ribut, aku tinggal." Shaka yang dari tadi menyaksikan kedua sahabatnya bertengkar bangkit dari kursinya.
Devina menoleh pada Shaka "jangan bilang mau bertemu dengan adik kelas itu Shaka." peringat Devina.
"Mau pulang, sibuk." Shaka tetap melangkah menuju pintu keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITS LOVE ?
RandomBinar Kinaya seorang siswi DHS yang jatuh hati pada sosok Shaka. Laki-laki ramah, baik, punya tatapan teduh dan laki-laki yang menolong nya di hari pertama di sekolah baru. Dari sinilah perasaannya tumbuh. Dan Arshaka Abrisham, laki-laki ramah,pinta...