Cinta Pandangan Pertama

33 8 0
                                    

Hari Senin mungkin adalah hari yang paling menyebalkan bagi seorang siswa. Bagaimana tidak setelah weekend yang menyenangkan kita sebagai siswa diharuskan bangun pagi untuk dijemur di tengah lapangan upacara yang panas, lebih parah lagi jika setelah itu disuguhi dengan mata pelajaran berat seperti matematika. Sungguh menyempurnakan penderitaan seorang siswa.

"Lily males bangett gak sih panas-panasan gini, sayang banget tauk skincare gue yang mahal nanti luntur kena cahaya matahari" ucap Rachel satu-satunya sahabat Lily.

"Ihhh emang lo sekarang pakai skincare Chel? biasanya mandi aja nggak hahahaha" jawab Lily dengan tertawa mengejek.

"Enak aja, mulai sekarang gue pakek skincare terus tauk biar Brian ngelirik gue." Jawab Rachel sambil senyum-senyum membayangkan sosok Brian.

"Haa Brian siapa? kok gue gak pernah denger nama itu? lo mimpi ya?"

Saat Rachel dan Lily mengobrol sambil berjalan menuju lapangan tiba-tiba dari arah berlawanan ada sesosok yang berlari sangat cepat dan tak bisa dihindari oleh Lily.

"Awass Lilyyyy minggirrr!!" teriak Rachel

"Aaaaaaa" Lily pun berteriak dengan kencang karena ia tidak bisa menghindar.

gubrakkk tuenggggg!!!

Lily jatuh terpental ditabrak oleh anak laki-laki yang tidak dia kenal. Sosoknya tinggi, kulitnya putih, hidungnya mancung, dan alisnya tebal.

"Wahhh benar benar tampan"

ucap Lily dalam hati sembari bengong menatap laki-laki tadi.

"Ma maaffff ya gue gak sengaja lo gapapa kan? gue lagi buru-buru nih nanti dimarahin pelatih, sekali lagi maaf ya gue pergi dulu."

ucap sosok laki-laki tersebut sambil memegang kepala Lily dengan lembut kemudian ia terburu-buru pergi. Lily pun hanya terbengong dari tadi bukan karena sakit melainkan karena kagum dengan ketampanannya.

"Ly..lilyyy.. lilyyyyyyy Lo gapapa kann? Lyyy sadar woyyyy!!" Rachel memanggil Lily dan menyadarkannya.

"Hah iya Chel.. Chel itu tadi siapa?" tanya Lily kebingungan.

"Lo sadar belum Ly? Tau tau nanya cowok tadi. Itu tuh Brian cowok ganteng yang gue maksud tadi. Tapi lo beneran gapapa kan Ly?"

"Ooh ituhh.. Ehh iya gapapa kok chel" jawab Lily

"Btw dia ganteng kan? Dia anak pindahan loh. Sekarang dia masuk tim basket sekolah kita dan dia lagi ikut latian buat persiapan event lomba, keren banget kan dia!! mungkin itu yang bikin dia buru buru tadi, jadi mohon maafin sikap calon suami gue yaaa"

Jelas Rachel pada Lily sambil tertawa cengengesan.

Entah kenapa Lily masih linglung dan hatinya berdebar-debar. Baru kali ini ia merasakan hal tersebut. Lily pun hanya diam saja tidak mendengarkan ucapan Rachel.

"Lo kok diem aja masih sakit? Kita ke UKS aja kalo gitu ya gausah ikut upacara?" Tanya Rachel pada Lily.

"Eh nggak usah Chel gue gapapa kita ikut upacara aja, oiya sebelumnya tadi lo ngomong apa?" Tanya Lily pada Rachel

"Gajadi!! Lo mah kebiasaan jadi budeg kalo gue lagi cerita untung lagi sakit jadi gue maafin. Yaudah lanjut kelapangan aja deh kalo gitu." Jawab Rachel sedikit kesal

"Yahhh kok marah jangan gitu dong my lovely unyuk sepanjang masakuu maafin aku yaaa janji gak budeg lagi deh." Rayu Lily agar Rachel tidak marah lagi.

Lily dan Rachel pun melanjutkan perjalanannya menuju lapangan yang sudah mulai ramai dipenuhi para siswa. Lily berjalan sambil menengok kebelakang kearah Brian pergi meskipun Brian sudah tidak terlihat.

Kenapa Lily sangat penasaran dengan Brian?

Apakah Lily jatuh cinta pada pandangan pertama?

***


"Kringggggggggggg"

Suara bel istirahat sudah terdengar. Tepat pukul 12 jarum jam mengarah. Lily dan Rachel yang otaknya kelelahan setelah menerima pelajaran Matematika menyandarkan kepalanya di meja kayu yang penuh dengan coretan abstrak tak lama kemudian mereka pun tertidur.

"Lily bangun"

"Lilyy bangunn"

"Lilyyyy bangunnn"

Suara berat dengan lembut memanggil nama Lily sebanyak tiga kali yang membuatnya sontak terbangun. Saat kepalanya diangkat Lily sangat terkejut karena kedua bola matanya bertatapan langsung dengan mata Brian. Brian pria tampan dengan baju OSIS yang sedikit berantakan dan muka tampan yang tampak kelelahan rupanya sudah berada didepan meja Lily dari tadi.

"Lily nama kamu Lily kan? Ini aku kenalin Brian yang tadi pagi nabrak kamu. Aku mau ngucapin permintaan maaf yang serius sama kamu karna tadi aku buru-buru, maafin aku ya aku bener-bener gak sengaja"

Lily masih terpaku diam memandang Brian dan dalam hatinya iya berkata.

"Brian manggil gue kamu apa dia suka sama gue atau karna gaenak sama gue dan itu bentuk sopan dia?"

Lily bertanya-tanya karna dia nggak mau ke PD-an. Meskipun begitu jantungnya tetap saja tidak bisa diam ia benar-benar tak bisa membohongi perasaannya dan ia berharap lebih pada Brian.

"Semoga kamu mau maafin aku ya Lily. Oiya ini aku bawakan teh hangat sama permen buat kamu, jangan lupa diminum ya tehnya. Sama permennya dimakan juga, rasanya manis kok sama kaya kamu" kata Brian sambil tersenyum tipis dan menaruh tangannya dengan lembut di kepala Lily.

"Duarrrrr"

Jantung Lily serasa tertembak dengan bidikan peluru cinta yang sangat tepat dan akurat. Kata-kata Brian tersebut serta usapan lembut tangannya di kepala Lily benar-benar membuat perasaan Lily jadi tak karuan.

Brian pun pergi meninggalkan Lily setelah dirasa permintaan maafnya telah tersampaikan kemudian Lily pun baru tersadar kalo dari tadi ia tidak mengucapkan sepatah katapun pada Brian.

"Lohh bodo banget sih gue, ngapain gue diem aja. Harusnya tadi gue bilang iya kek gapapa kek gue baik baik aja kek atau gimana gitu ih, ngapain gue malah membisu sihhhhh nanti kalo Brian ngira gue marah gimanaaa"

gumam Lily yang kesal sambil mengetuk-ngetuk dahinya. Ternyata gumamannya tersebut membangunkan Rachel yang sedang tertidur di meja.

"Lo ngapain sih Ly berisik banget deh gue ngantuk tauk" ucap Rachel kesal sambil menutup lagi mata dan kupingnya

"Eh maaf chel berisik ya gue yahh lo jadi bangun deh. Udah tidur lagi aja gaada apa-apa tadi cuma ada laler kok"

Lily berkata dengan sedikit gugup karena takut ketauan kalau Brian habis mendatanginya. Setelah itu Lily mulai senyum-senyum sendiri setelah melihat teh dan permen pemberian Brian. Lalu Lily meminum teh pemberian Brian dengan perasaan dah dig dugg nya.

"Apa gue harus simpen gelas plastiknya ya ini kan pemberian pertama dari Brian. Ihh apaan sih, gue kenapa ini"

Lily senyum-senyum sendiri dan jadi salah tingkah. Rasanya ia ingin jingkrak jingkrak dan teriak dengan keras namun karna ia didalam kelas maka ia harus menahannya.

Sepertinya Lily benar-benar jatuh cinta pada Brian.

Hujan Dan BungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang