SAJANI NATTAYA 11

36 10 4
                                    

Awal kisah kamu dan aku di mulai
Saat ini

-Gentara-

-

-

-

***

-KEDIAMAN VITA DAN TARA-

Pagi pun tiba, matahari terbit dari timur yang di sambut oleh embun yang bertaburan di atas rerumputan.

Vita lalu membuka matanya dan duduk di atas ranjang sambil merenggangkan badannya.

"Haah, pagi dunia" ucapnya sambil tersenyum.Vita beranjak dari kasur mengambil handuk yang tergantung dan menuju ke arah kamar mandi.

Di sebelah kamar gadis itu, terdapat seorang Tara yang telah selesai bersiap-siap dari tadi. Tara sisa menyusun buku dan memasukkannya ke dalam tas, lalu turun ke arah meja makan untuk sarapan sambil menunggu Vita.

Lima belas menit kemudian, Vita yang di tunggu telah keluar dari kamar dan turun menuju arah meja makan untuk sarapan.

"Morning kak Tara, morning Bunda" saut Vita dari kejauhan.

"Morning" balas Tara sambil mengunyah makanannya.

"Morning sayang" ikut Bunda, menjawab sapaan pagi anak gadisnya.

Vita kemudian duduk di meja makan bersama saudara laki-lakinya dan juga bundanya, yang sibuk mengoles Roti bakarnya dengan selai kacang fav mereka.

"Eum, bunda. Sebentar, aku dan kak Tara pulang telat yah, mau ke rumah sakit soalnya" ucap Vita menatap wanita itu, lalu ikut di angguki oleh Tara.

"Emang, yang sakit siapa?" tanyanya sambil mengangkat satu alisnya.

Vita yang ingin menjawab pertanyaan bundanya kini terpotong oleh Tara.

"Rei-" ucap Vita yang di potong oleh Tara.

"Reina bund, anak Tante Amanda" ucap Tara fokus dengan makanannya.

"Hah?! Reina kenapa?" tanya Maura sedikit terkejut.

"Reina kambuh lagi, Bunda" jelas Vita, sambil mengunyah makanannya.

"Ya ampun kasian Reina, kok bisa?" tanya Maura prihatin.

Vita berusaha menelan makanannya dan menjawab pertanyaan sang bunda. "Karena perutnya kosong dan kecapean, itu membuat asam lambung nya kambuh. Bahkan Reina juga sesak sampai susah bangun Bunda. Itu semua terjadi waktu kami terlambat masuk kelas, karena mobil Reina mogok, sampai kita kena hukuman bunda. Terus hukumannya yaitu berdiri di tengah lapangan. Untung ada kami yang nolongin" jelas Vita panjang lebar, yang di angguki Maura.

Sangat berbeda dengan Gentara. Pria itu seketika mengangkat satu alisnya, saat mendengar Vita mengatakan 'untung ada kami'.

"Dih, kami? nggak yah, tapi kamu doang aku mah nggak tertarik" ucapnya sambil memutar bola matanya malas.

"Tara, gak boleh gitu, sayang" tegur Maura.

"Tau tuh kak Tara."

"Iya maaf."

Vita terkekeh kecil sambil ngeledek saudara laki-lakinya. Tara hanya menghela nafas kasar dan melanjutkan makanannya.

Beberapa saat meja makan itu hening, Maura kembali melontarkan pertanyaan kepada Gentara. Kenapa cuman Gentara? kenapa gak Vita juga. Karena Vita lebih duluan mengenal Reina dari mereka SMA di Surabaya sampai sekarang.

"Tara, kapan kamu ketemu sama anak Tante Amanda?" tanya Maura kepada putranya itu.

"Umm, di cafe Tara, bunda" ucap Tara yang di angguki oleh Maura, lalu mereka pun melanjutkan sarapannya.

SAJANI NATTAYA ( Slow Post And Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang