SAJANI NATTAYA 07

37 18 3
                                    

~CAFE GENTARA~

"Sampai deh."

Setibanya mereka di area cafe, Reina merasa pernah ke tempat di mana mereka saat ini. Setelah gadis itu ingat-ingat, ini adalah tempat dimana Reina bertemu pria yang adu mulut bersama dia kemarin. Gadis itu menatap sahabatnya sekejap dan kembali menatap cafe itu di dalam mobil.

"Vit ini cafe punya kakak lo?." Tanyanya sambil melihat dari dalam mobil.

"Iya emang kenapa?."

"Gila gw jengkel banget sama salah satu karyawan di sini." Ketusnya sambil memutar bola matanya malas.

"Hah??" Bingung Vita.

Vita yang kebingungan maksud Reina tentang karyawan yang ia maksud hanya bisa mengerutkan keningnya. Perasaan gadis itu belum pernah membawa Reina kesini sebelumnya. Reina yang menyadari akan raut wajah sahabatnya itu seketika menghela nafas dan mulai menjelaskan kejadiannya.

"Jadi tu yah kemarin pas pulang sekolah gw tuh singgah buat minum coffie di sini, nah terus kan ada tuh karyawan nya kakak lo udah gak ramah sama pelanggan eh malah deketin muka dia ke muka gw tahu gak sih." Jelasnya sambil memutar bola matanya malas.

Vita yang merasa bahwa karyawan yang di maksud oleh Reina adalah kakaknya seketika tersenyum tipis namun sengaja untuk tidak memberitahu Reina, entah apa yang ada di pikiran Vita.

Reina yang menyadari Vita tersenyum tipis akan celotehan Reina pun mengernyitkan keningnya.

"Lo ngapain senyum kek gitu." tanyanya menghadap Vita.

"Gw harus ketemu sama kakak Lo, karyawannha itu udah gak ramah dan gak sopan lagi sama gw. Gw harus laporin dia." Ketusnya.

"Udah mending kita masuk dulu dan silahkan ngadu lansung ke kakak gw." Sarannya sambil memegang bahu Reina.

Tak lama mereka berbicara, kedua gadis itu lansung melangkah keluar dari mobil dan beranjak menuju cafe tersebut. Sedangkan di dalam cafe terdapat seorang pria yang sedang mengarahkan keryawannya untuk mengurus para pelanggannya.

"Mbak Serin. Saya minta tolong sama kamu untuk mengurus pelanggan di meja sana yah?." Arah seorang pria muda.

Serin salah satu karyawan handal yang di gemari oleh atasannya karena kesigapannya dan juga perilaku dia kepada pelanggan yang sangat ramah.

"Oh baik tuan."

"Mbak Serin tidak usah manggil tuan bisa?. Aku ini lebih mudah dari Mbak Serin, panggil aku Tara saja. Lagian kita cuman beda beberapa tahun doang." Katanya yang di angguki oleh Serin.

"Oh baik tuan..."

"... Eh maksud saya Tara." Lanjutnya yang di angguki oleh Gentara.

"Yasudah kalau begitu, saya ke sana dulu yah?." Izin Serin sambil menunjuk meja yang di arahkan oleh Gentara barusan.

"Oky mbak."

Serin pun beranjak meninggalkan Tara. Dia yang sadar punggung Serin semakin kecil pun ikut pergi dari sana. Namun, Saat lonceng yang tergantung di atas pintu berbunyi yang menandakan seseorang masuk, Gentara lansung berbalik dan melihat seseorang yang datang tersebut tak lain ada seseorang yang ia tunggu.

Vita pun melambaikan tangannya dan segera menuju ke arah Genta. Sedangkan gadis yang berada di sampingnya hanya merasa kebingungan kenapa dia melambaikan tangannya ke arah karyawan itu.

Genta sejenak mengernyitkan keningnya saat melihat gadis yang bersama dengan adiknya tiba tiba datang juga sambil merangkul Vita.

"Haii" sapa Vita.

SAJANI NATTAYA ( Slow Post And Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang