7

2.9K 334 33
                                    

"Kau mengkhawatirkan sesuatu yang tak akan pernah terjadi (Name)."

Sang lawan bicara menatapnya nyalang, merasa kesal ketika peringatannya diabaikan.

"Saat itu terjadi.. Aku akan sendiri. Tidakkah kau paham itu Sukuna?" Kepala ditundukkan, enggan menatap netra tajam milik sang raja, (Name) hanya tak ingin terlihat menyedihkan dihadapan Sukuna.

Sang raja mendengus sebal, mengelus surai sang puan yang jauh lebih pendek darinya.

"Kita akan tetap bersama, sekalipun takdir tak merestuinya."

(Name) meremas kuat Kimono yang dipakainya. Saat ini ia tak butuh kata penenang.

Sukuna tau (Name) merasa tak puas dengan jawaban yang diberikannya, entah apa yang membuat wanita itu begitu takut untuk ditinggal sendirian. Padahal Sukuna tak akan pernah melakukan hal seperti itu, namun bagaimana jika yang dikatakan (Name) benar terjadi?

Insting milik wanita itu sangat kuat, tak mungkin dia berkata seperti itu tanpa alasan yang jelas. Sukuna sendiri tak mau repot untuk mencari tahunya, dirinya kuat dan sudah pasti tidak akan bisa terbunuh. Tapi hanya sebagai jaminan saja seandainya ucapan yang dikatakan wanita itu benar.

"Kau bisa bernegosiasi dengan takdir (Name).. Kau anak kesayangannya, pasti ia akan mendengarmu."

*****

Apa yang kau dapat dengan terobsesi terhadap milik orang lain?

Jawabannya tidak ada. Jangan terlalu memandang yang ada di depan, cobalah lihat ke belakang, ada berapa banyak tangan yang terulur mencoba menggapaimu.

Zia telah lama memendam perasaan pada senpainya, Akio. Namun tak pernah sekali pun dirinya dilirik oleh Akio. Sayangnya pria itu menyukai orang lain dan Zia tau sendiri bahwa yang disukai senpainya itu adalah pendamping Sukuna.

"Apa yang harus ku lakukan agar kau melihatku senpai?!" Untuk yang pertama kalinya Zia keluarkan uneg-uneg yang selama ini memendam direlung hatinya.

Akio menaikkan satu alisnya, tak paham dengan maksud wanita itu.

"(Name) itu milik Sukuna.. Sukuna sangat mencintai miliknya, mustahil kau bisa merebut pendampingnya itu!" Tegasnya.

Akio tersenyum tipis dengan netranya yang sedikit menyendu.
"Aku tau itu."

Kini giliran Zia sendiri yang bingung dengan jawaban senpainya itu.

"Lalu kenapa kau masih mengejarnya?"

"Huftt.. Mengapa ya? Aku sendiri juga tidak tahu." Masih mempertahankan senyum tipisnya, Akio sendiri tak tau alasan yang pasti mengapa ia begitu menyukai pendamping Sukuna itu.

Manusia terkadang seperti itu kan? Selalu mencoba mengejar sesuatu yang tidak bisa digapai.

"Aku hamil.. dan ini anakmu senpai, ku mohon lupakan saja (Name).." Zia mengelus pelan perut ratanya. Rahasia yang dipendamnya selama seminggu akhirnya diberi tahu juga.

"Gugurkan saja anak itu, aku tak pernah berharap ia ada." Netranya menatap kosong ke arah lawan bicara, tak menyangka sekali melakukannya akan berbuah hasil.

Zia tersenyum tipis seraya mengelus perutnya.
"Tak apa, aku akan tetap membesarkan anak ini. Aku tau kau pasti butuh waktu untuk menerimaku juga anak ini."

𝐇𝐈𝐃𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐒𝐄𝐄𝐊 [𝐒𝐮𝐤𝐮𝐧𝐚𝐱𝐘𝐨𝐮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang