13

2.3K 271 1
                                    

Terlalu larut dalam kesenangan pun terkadang membuat batin selalu berprasangka buruk. Apakah besok atau lusa suatu hal buruk sudah menanti untuk menampakkan diri?

*****

"Mama! Papa curang.. Dia mengambil start duluan!" Adu bocah yang usianya genap 5 tahun itu.

Sang raja kutukan memeletkan lidahnya, menambah rasa kesal pada bocah bersurai putih platina itu.

(Name) menggeleng melihat pertengkaran keduanya, lantas berjongkok mensejajarkan tingginya dengan anaknya.
"Papa nakal ya? Nanti kita pukul sama-sama, oke?" Membawa raga sang anak dalam dekapan, (Name) mengelus surainya penuh sayang. Pendamping Sukuna itu ikut menistakan sang raja.

"Iya ma! Colok aja tuh matanya, papa!"

Sukuna hanya menyeringai mendengar perkataan kurang ajar dari anaknya.

"He? Kau berani melakukan itu?" Hanya dua manusia yang berani menunjukkan rasa percaya diri dan angkuhnya kepada Sukuna. Hanya (Name) dan anaknya saja, makhluk lain mana berani melakukan hal senekat itu yang dimana nyawa adalah taruhannya.

Kaindra memalingkan wajah dengan pipi yang menggembung kesal, mana berani dia menentang ayahnya sendiri. Mengeratkan pelukan pada sang ibunda, mencoba membuat iri Sukuna yang menatap keduanya.

"Dasar bocah." Sukuna pergi meninggalkan keduanya di kamar. Ia pergi keluar ntah kemana. Siapa juga yang akan iri dengan hal seperti itu? Ia sudah menghabiskan banyak waktu dengan istrinya. Tiap malam pun melakukan hal yang lebih ketika anak itu sudah tertidur lelap, jadi untuk apa dia iri pada bocah yang mengambil setengah kasih sayang (Name) darinya?

"Berhenti menggoda papamu, nanti dia marah, lho. Kai gamau liat papa marah kan?" Nasihat pendamping Sukuna itu.

"Iya maa." Walau tak ikhlas, tapi demi ibunya yang paling ia sayang, Kaindra rela menuruti segala hal yang wanita itu minta.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan ke pedesaan?" Tawar (Name) karena melihat anaknya kelihatan murung.

Bocah yang semula pundung itu seketika berbinar penuh harap. Mengangguk semangat kala ibundanya menawarkan suatu hal yang menggiurkan baginya.

"Ayo kita siap-siap dulu." Pendamping Sukuna itu menampilkan senyum tipisnya.

*****

Bergandengan tangan sembari menyusuri jalan pedesaan, Kai terus mengoceh disepanjang perjalanan, sesekali ia bertanya ketika melihat sesuatu yang membuatnya tertarik. Anak-anak seusianya memang selalu begitu kan? (Name) dengan sabar menjelaskan segala hal yang ingin diketahui oleh anak itu.

"Ma, kok ada boneka ditengah sawah itu?" Kaindra menatap ibunya penuh tanda tanya.

(Name) melirik ke arah benda yang ditunjuk anaknya lalu bibirnya mengurva tipis.
"Itu untuk menakuti burung, sayang." Jawabnya.

Anak itu mengangguk menerima informasi baru. Kembali mengoceh betapa senangnya ia ketika (Name) mengajaknya jalan-jalan ke pedesaan. Pasalnya, bosan selalu menyerbunya ketika berada di kuil terus. (Name) paham mengenai perasaan anaknya itu, dia juga kadang merasa jenuh hingga berkeliling hingga berminggu-minggu lamanya. Pulang pergi seenaknya asal udah izin sama Uraume atau Sukuna.

𝐇𝐈𝐃𝐄 𝐀𝐍𝐃 𝐒𝐄𝐄𝐊 [𝐒𝐮𝐤𝐮𝐧𝐚𝐱𝐘𝐨𝐮]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang