Namaku Dinda. Dinda Fitriana lebih tepatnya. Umurku baru saja menginjak diangka 18. Hobiku membaca,apapun itu. Entah membaca buku ataupun chat dari dia. Eh ralat aku kan gapunya doi.
Dari kecil aku mempunyai cita cita. Aku ingin menjadi pengusaha yang memiliki banyak bisnisan bercabang dimana mana. Guna membantu orang orang sekitar yang membutuhkan pekerjaan. Karena aku tahu bagaimana rasanya menjadi orang susah.
Aku terlahir menjadi orang sederhana. Aku mempunyai orang tua yang mungkin berbeda dengan orang tua kalian.
Orang tuaku ada namun tidak ada. Kalian paham kan?Sejak umur 10 tahun aku sudah terlatih menjadi orang yang mandiri. Aku hidup bersama seorang adik laki lakiku. Ya seperti yang sudah aku katakan aku mempunyai orang tua namun seperti tidak memilikinya.
Rasanya sangat iri melihat keharmonisan orang lain dalam sebuah keluarga. Namun aku sama sekali belum pernah mendapatkan apa itu kasih sayang dari orang tua.
Hari hariku kulalui dengan perasaan bersyukur. Mungkin diluaran sana masih banyak yang belum seberuntung diriku.
Tapi tak apa akan aku buktikan kepada semua orang bahwa aku bisa melewatinya.
Dan inilah kisahku-
Dinda menghembuskan nafasnya kemudian menutup buku berwarna pink itu yang berjudulkan Diary Dinda.
-to be continued-
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANDRA
Teen FictionNikah diumur 18 tahun sama sekali bukan list dalam hidup Dinda.