11. NURUT SUAMI

31 2 0
                                    

Tengah malam Dinda terbangun, lantaran dirinya merasa haus.

Dinda masih mencerna semuanya, setelah itu ia mengecek suhu suaminya.

Dan Alhamdulillah, suhunya sudah normal kembali.

Dinda menyingkirkan lengan suami yang berada di pinggangnya yang membuat Andra sedikit terusik.

"usss usss uss" Dinda kembali mengelus rambut Andra untuk menenangkannya.

Kiranya suda terlelap lagi, Dinda bangkit untuk mengambil minum.

Setelah air itu memasuki kerongkongannya, Dinda kembali merebahkan tubuhnya di samping Andra.

Bodoamat lah mau besok andra marah atau apa yang penting ia bisa tidur nyenyak kali ini.

Tanpa diduga, Andra kembali memeluk istirnya itu. Hm sepertinya Andra ini tipikal orang yang sensitif.

Sebelum Dinda memejamkan matanya, ia menyempatkan mencium kening Andra.

cup.

Lekas sembuh suaminya Dinda, monolognya.

***

Andra terbangun kala cahaya matahari sudah menembus gorden kamarnya.

Dilihatnya, gadis didepannya ini sangat nyenyak sekali.

Andra lalu bangkit dari kasurnya menuju kamar mandi untuk memulai ritual pagi.

Tak lama, 10 menit ia sudah keluar dengan celana pendek tanpa atasan.

"Bangun" ujarnya cuek pada Dinda yang masih saja enggan bangun.

Ck,

Terlintas ide jahil diotak Andra, ia mengapit kedua hidung gadis didepannya ini yang membuat Dinda kesusahan untuk bernapas.

Mau tak mau Dinda membuka matanya, dannn siall pemandangan yang sangat indah  dipagi hari.

Dinda memalingkan wajahnya, Malu rasanya melihat roti sobek milik suaminya ini.

"Bangun gak!"  Ujar Andra yang sudah sedikit kesal.

"Iyaa suamiiii" setelah mengucapkan kalimat itu Dinda segera berlari menuju kamar mandi.

Jantung gue anj, batin Andra.

Mereka berdua kini dipertemukan lagi di meja makan. Mereka menikmati sarapan dengan tenang.

"Lo berangkat bareng gue" ujar Andra memecah keheningan.

"Hah?"

"Ck, budeg"

"Ish gak ya!"

Andra memilih mengabaikannya, setelahnya ia berjalan keluar begitupun dengan Dinda.

Dan benar saja di parkiran sudah ada Andra yang sedang menunggunya.

Namun tak ingin membuat heboh para fans Andra, Dinda berniat untuk berangkat sendiri saja.

Baru saja selangkah, tangannya sudah ditarik Andra.

"Nurut suami"

Mau tak mau setelah perdebatan panjang, Dinda memilih berangkat bareng Andra dengan kesepakatan ia turun di halte dekat sekolah.

Dan benar saja, Andra sudah menurunkan gadis itu di halte. Namun dirinya belum juga melajukan kembali motornya. Ia memilih mengikuti istirnya itu dibelakang.

Entah kenapa Andra melakukan itu, dirinya juga tidak tahu.

***

Andra mengedarkan pandangannya kala tak menemui sosok yang beberapa hari ini mengisi harinya.

Bima yang sadar akan kelakuan bosnya pun " Lo nyari siapa bos?" tanyanya.

Andra hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Ehh Lo mau kemana ndra?" Tanya akan ketika Andra bangkin dari duduknya.

Andra tampak acuh, ia tetap berjalan dengan gaya coolnya tanpa menghiraukan para babinya itu.

"Ya Allah untung bos, kalo bukan dah gue santet tuh" ujar Agam

"Wah wah wah harus diaduin bos nih" Balas Adit.

Agam menampilkan raut muka panik "Berjanda anjirr!"

"Bercanda goblok!" Ujar Bima dengan menonyor kepala setan didepannya itu.

"Mulut, mulut siapa?"

"Lo!"

"Yaudah suka suka ai lah"

"Terserah lu ya jamall!" ujar Bima yang sudah dibuat setres.

"Bacot Lo pada!" ujar alan yang sudah ikut kesal.

"Bicit li pidi"

"Bertumbuk saja yok kitalah!"

"Gasss!"

Alan dengan cepat menarik kerah baju Bima, sedangkan Bima yang tak siap pun ketar ketir.

"Bercanda sumpah lan" ujarnya sembari mengangkat jarinya peace.

"Lemah" Adit yang dari tadi sibuk kini giliran angkat bicara.

Bima melotot tak terima, "lemah bukannya kegiatan yang pasang pasang tenda ya?"

"KEMAH GOBLOK!"

"TOLOL"

"BUKAN TEMEN GUE"

"Wih bawa santai aja brodiiii"


Tetap menjadi manusia versi terbaikmu setiap hari.






DIANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang