Dinda mengerjapkan matanya kala sebuah alarm memasuki indra pendengarannya. Tanyanya terangkat untuk mengucek kedua matanya, setelahnya mulai meregangkan otot-ototnya.
Rasanya sangat pegal. Beberapa detik kemudian ia tersadar, lalu mengembangkan sebuah senyuman kala melihat sebuah selimut berada di tubuhnya.
akan ku buat kamu jatuh ke pesonaku ndra hihihi, batinnya.
Setelah itu kakinya terangkat untuk memasuki kamar mandi. Hanya membutuhkan waktu 15 menit ia sudah keluar dengan seragam sekolahnya.
Dinda menuruni tangga untuk menuju sebuah dapur, memang di apartemen ini hanya ada satu kamar yang terletak di atas, mau tak mau mereka tidur satu kamar walaupun tidak satu ranjang.
Langkahan kakinya terlihat sangat gesit untuk mempersiapkan bahan bahan yang dibutuhkan. Dinda pikir, nasi goreng adalah menu sarapan yang tepat untuk kali ini.
Bau harum dari nasi goreng itu menyeruak ke penjuru ruangan. Sekiranya sudah selesai ia mulai menyajikannya.
Dinda masih belum tersadar kala ada seseorang yang sedang menuruni tangganya dengan seragam sekolah yang tidak rapi namun malah menambah ketampanannya dari seorang Andra.
Dinda berniat untuk membangunkan suaminya itu,
canda suami.
Namun, ia justru terkaget kala seseorang yang dimaksud sudah ada didepannya.
"em kamu udah bangun dra, baru aja aku mau bangunin"
tak ada sahutan ataupun lainnya.
"Yaudah sarapan dulu ndra, aku cuma buat nasi goreng gapapa kan?"
masih tak ada sahutan.
Dinda bernafas kasar, ia memaklumi suaminya itu emang dingin kekk apayaaa.
Dinda mulai mengambilkan nasi goreng itu, lalu dihadapkannya didepan Andra.
Andra tak membantah atau yang lainnya, ia justru melahap nasi goreng buatan istrinya dengan lahap.
enak, batinnya.
Begitupun dengan Dinda ia mulai memasukan nasi goreng buatannya ke mulut dengan tenang. Hanya ada keheningan yang menemani sarapan sepasang suami istri itu.
Sekiranya sudah selesai, Dinda mulai membereskan piring beserta gelasnya.
"Ndra aku berangkat sama kamu kan?" tanya Dinda kala dirinya sudah siap untuk berangkat ke sekolah.
"gak"
"terus aku berangkat sama siapa ndra? Kan aku belum tau daerah sini, kalo aku nyasar gimana?" jelasnya panjang lebar.
Andra mengangkat bahunya tak acuh, "Lo udah gede gak usah manja, punya mulut digunain buat tanya" ujarnya setelah itu pergi meninggalkan Dinda begitu saja.
Mau tak mau Dinda melangkahkan kakinya dari apartemen itu, setelahnya ia berjalan guna mencari halte.
Tak memakan waktu lama, ternyata ada halte tak jauh dari apartemennya.
***
Dinda dan teman temannya kini sedang berada diarea pinggir lapangan. Kali ini memang sedang jam pelajaran olahraga dengan materi basket.
Seperti biasa anak cewe cewe hanya menonton para Adam saja, memang sepertinya ini adalah sudah tugas para kaum hawa.
"eh kalian udah tau belum, kalo bentar lagi sekolah kita bakal tanding basket?" tanya Bella disela sela aktivitas menonton permainan itu
Dinda dan Fira sama sama menggelengkan kepalanya. Emang betul kok mereka belum tau apa apa.
"ih kalian gimana sih, gak update bgt" ujar Bella dengan sedikit kesal.
"Ya sorry gue bukan lambe turah yang harus update kegiatan apapun" jawab Fira
"serah dah serah!"
"udah udah, emang kapan pertandingannya bel?" tanya Dinda untuk melerai perdebatan mereka.
"Katanya sih minggu depan, nah tuh mereka tuh pasti mau latihan" Pekik Bella sembari mengarahkan pandangannya.
Dinda dan Fira juga mengikuti arah pandang Bella, memang disana ada kelima inti dari anggota basket yang sedang berjalan ke arah lapangan.
Pekikan pekikan siswi mulai terdengar.
"Ya Allah jodohku datang"
"Kak Andra ganteng banget siiii"
"Masya Allah calon masa depan"
"Ih kak Agam ganteng bangettt"
"kak Alann jugaa"
"Kak Bimaa jugaa"
"Mamas Adit jugaaa"
"Ah pokonyaa semuanya gantenggg"
Lebay. Hanya itu satu kata yang tiba tiba keluar dari mulut Dinda.
Ia tak suka suaminya itu menjadi idaman mereka, padahal kan Dinda yang seharusnya sadar diri.
"Apa barusan Lo bilang apa? Lebay?" tanya bela tak menyangka.
"Ya mereka lebay, kek gak pernah liat cogan aja"
"Dih emang kak Andra ganteng kok" Balas Bella.
"Gantengan juga kak Bima" Ujar Fira.
"Alah wes mbuh sakarepmuu" ujar Dinda lalu meninggalkan mereka berdua.
Bella dan Fira saling bertatap, sahabat yang satunya ini sedang kerasukan jin jenis apaa?
Jangan lupa sadar diri, sadar rai!
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANDRA
Teen FictionNikah diumur 18 tahun sama sekali bukan list dalam hidup Dinda.