03. Dia Azka.

254 20 0
                                    

Hallo...

Jangan lupa vote dan komen.


~Happy Reading~

.

.

Baru saja Zoya hendak melangkahkan kakinya keluar dari tempat yang membuatnya pusing, tetapi niatnya diurungkan oleh seorang cowok yang kini berdiri tepat dihadapannya. Zoya menggeram tak tertahan. "Lo ngapain sih kesini?" tanya Zoya dengan muka sebal.

"Ketemu kamu lah."

Mendengar ucapan cowok itu membuat tubuhnya merinding. "Apaan sih lo!"

"Ayo kekantin. Biar aku traktir."

Zoya merotasikan bola matanya. Melepas kasar genggaman tangan cowok itu. "Tanpa lo ajak, gue juga mau kesana kali!"

Zoya berjalan terlebih dahulu meninggalkan cowok yang kini tengah tersenyum penuh arti.

Azka Anggara Wesly, cowok berbadan tinggi dengan kulit putih, bola mata berwarna hitam dan dipadukan rambut hitam yang menjadi karakterisktiknya. Hobi bermain bola basket, dan mengganggu Zoya mungkin adalah hobi barunya.

Azka melangkah cepat, melewati beberapa orang yang tengah menatapnya kagum. Menurutnya, hari pertama masuk sekolah tidak terlalu buruk seperti yang dipikirkannya.

Setibanya di kantin, netranya menelisik setiap tempat mencari keberadaan sang gadis. Ah, ia tak tahu status hubungannya dengan Zoya itu apa. Yang pasti cepat atau lambat, Azka akan mendapatkan gadis itu.

Azka tersenyum tipis saat Zoya menatapnya, ia berjalan cepat menghampiri gadis itu. "Kamu udah pesen?"

Zoya berdecak sebal, ia tak menyukai panggilan dari lawan bicaranya ini. Menurutnya, itu terlalu alay. Namun, ia tetap menjawab pertanyaan Azka. "Belum."

"Yaudah aku pesenin, mau pesen apa?"

Zoya menarik sudut bibirnya. "Lo yakin mau mesenin gue?"

"Iya dong!" Azka berseru senang. Ini pertama kalinya Zoya tersenyum padanya.

"Oke. Gue mau pesen, bakso, mie ayam, siomay, sosis bakar sama nasi goreng enak juga kayaknya."

"Tap--"

"Oh ya, jangan lupa minumnya, es teh, jus alpukat, sama susu coklat jangan lupa!" ucap Zoya. Ia tak memberikan kesempatan untuk Azka berbicara sedikit pun.

Azka menghembuskan nafasnya, membuat seuntai senyuman yang nampak dipaksakan. "Kamu yakin habis?"

"Oh, jadi lo gak mau beliin? Yaudah, gue bisa beli sendiri." Zoya bangkit dari posisinya, hendak melangkah, tetapi tangannya di cekal oleh Azka.

"Eh enggak! Yaudah aku beliin. Kamu tunggu disini. Jangan kemana-mana!" Azka segera berlari menuju stand makanan dan minuman yang Zoya sebutkan.

Zoya terkekeh di tempatnya. Netranya terus menatap seorang cowok yang terlihat kebingungan. Namun, hal itu tak terjadi lama, Zoya memutuskan pandangannya lalu beralih pada ponsel yang masih berada di tangannya. Ia membuka room chatnya dengan Dara.

Anda.
Gue beliin makanan banyak nih! Lo tunggu di kelas, ya.

Burung Dara.
Beneran lo? Wih, makan-makan nih!
Ditunggu. Jangan lama-lama, bentar lagi masuk!

Zoya hanya membacanya, lalu menyimpan ponselnya dalam saku. Zoya mendongak kala merasa ada yang memanggilnya. Ia mengerutkan alisnya mendapati gadis cupu dihadapannya. "Ngapain?"

ZoyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang