06. Penampilan Disha

178 18 2
                                    

Hallo...

Jangan lupa vote dan komen ya..

~Happy Reading~

.

.

Pagi ini udara terasa sangat sejuk. Zoya yang baru selesai mengenakan seragamnya kini menatap kearah teras. Dedaunan yang lembab karena embun, langit biru cerah membuat mood Zoya naik seketika. Zoya menyukai alam, Zoya menyukai langit yang cerah, Zoya menyukai hujan, tetapi Zoya membenci petir.

Matanya terpejam menikmati sejuknya pagi. Tak lama, ia membalikkan badan lalu kembali melakukan aktivitas. Zoya menyisir rambutnya, lalu ia kuncir menjadi satu. Simple, tetapi Zoya terlihat sangat cantik.

Zoya menuruni anak tangga saat bel rumahnya berbunyi, Zoya tahu siapa orang itu. Di anak tangga terakhir, Zoya hanya diam memperhatikan Karina yang berjalan kearah pintu. Saat pintu terbuka, Zoya dapat melihat Disha dengan penampilan cupu ala gadis itu.

"Masuk!" Zoya sedikit berteriak agar kedua insan itu mendengar ucapannya.

Karina tersenyum menatap Disha. "Ayo masuk."

Disha mengangguk, kakinya melangkah masuk ke dalam rumah mewah. Tatapannya menatap takjub setiap ruangan yang ia lewati. Rumah ini berbanding terbalik dengan tempat tinggalnya. Kini Disha berhadapan langsung dengan Zoya.

"Yaudah, Mama tinggal dulu ya. Jangan sampai telat ke sekolahnya," ucap Karina memperingati. Setelah itu, dia pergi meninggalkan Zoya dan Disha untuk pergi ke dapur.

"Lama lo!" Tanpa menunggu, Zoya menaiki anak tangga yang mengarah ke kamarnya. Disha yang tidak tahu apa-apa hanya mengikuti Zoya dari belakang.

Zoya membuka pintu kamarnya, setelah Disha masuk, gadis itu kembali menutupnya. Zoya menatap jam dinding yang menunjukkan pukul setengah enam pagi. "Duduk."

Disha menuruti ucapan Zoya, ia mendudukkan bokongnya di lantai bawah. Hal itu berhasil membuat Zoya menggeram. "Lo ngapain duduk di situ! Mau jadi babu gue?"

Disha menggeleng, segera mungkin ia berdiri lalu duduk kembali di sebelah Zoya. Kasur empuk milik Zoya langsung terasa, lagi-lagi Disha membandingkan kamarnya dengan kamar Zoya yang jelas berbeda jauh.

"Lo mau jadi temen gue 'kan?"

Disha mengangguk. Namun, Zoya merasa tidak puas dengan jawaban gadis itu. "Lo bisu? Dari tadi ngangguk sama geleng doang."

"I-iya aku mau jadi temen kamu," jawab Disha dengan gugup.

"Lo tahu 'kan apa syarat biar bisa jadi temen gue?" tanya Zoya.

"Harus cantik?" ucap Disha ragu.

"Yap, bener." Zoya menggeser duduknya lebih dekat dengan Disha. Tanpa aba-aba, ia menarik pita yang terpasang di rambut hitam milik Disha, hal itu membuat kepangan Disha terlepas. Zoya juga melakukan hal yang sama pada kepangan sebelah.

Kini rambut Disha terurai, rambut hitam panjang itu sedikit berantakan. Zoya mengikatnya menjadi satu. Lalu Zoya beralih pada muka Disha. Perlahan, Zoya melepas kacamata yang selalu melekat.

"K-kenapa dilepas?" tanya Disha.

"Udah lo diem aja!"

Zoya melanjutkan kegiatannya, ia memberikan polesan bedak pada wajah Disha yang masih polos. Zoya berusaha memberikan make-up se natural mungkin untuk Disha, terakhir Zoya memoleskan lipbalm pada bibir gadis itu.

ZoyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang