Senin, 28 Agustus 2017
-
-
Akhirnya tidak ada lagi rasa kegelisahan pada diri Ahsan. Ia tidak ditipu oleh penjual yang amat sangat slow respon itu- yang ternyata sedang luluran.
Terdengar suara notifikasi dari handphonenya.
Permisi kak, boleh saya tanya alamatnya? Untuk pengirimannya...
Sent 12:04Ya Tuhan, memang Ahsan ini sangat bodoh. Mengapa ia harus memesan secara manual ketika ia tinggal memesan melalui aplikasi yang awalnya menunjukan produk tersebut?
Lagian, penjual ini juga aneh. Ia tidak bertanya kah dari mana pembelinya ini menemukan produknya?
Di kosan Patukayu, deket Universitas Lima Dasar. Tulis aja gitu, kosan cowo
Sent 12:06Kebetulan saya ada di kampus itu sekarang, mau ketemuan aja gak?
Sent 12:07Lah?
"Tau gitu ketemuan aja langsung. Eh tapi kalo gue diculik?" Pikiran Ahsan berlari kesana kemari. Ia menggelengkan kepalanya, "udah masuk kuliah juga, malah takutnya diculik. Heran."
Boleh. Mau ketemu skrg?
Sent 12:08Saya sudah di depan gedung utama kampus, ya.
Sent 12:12"Orang gila! Bukannya balesin gue dulu malah langsung di depan kampus!" Teriak Ahsan kaget pada dirinya sendiri.
Ia pun segera bangkit dari kasur yang tadinya ia tiduri kemudian berlari keluar kamar kosnya dengan kunci motornya yang muncul secara ajaib di atas meja belajarnya.
Ahsan menyalakan motornya dan melaju ke kampusnya. Semoga saja motornya yang belum ia panaskan ini tidak mogok di tengah jalan.
-
-
Saya pakai kemeja putih, megang kotak coklat
Sent 12:22Sepertinya orang ini dapat memikirkan apa yang sedang dipikirkan oleh Ahsan, karena ia baru saja sampai di depan gedung utama kampusnya dan berputar layaknya gangsing yang sudah hampir rusak. Ia menoleh ke arah kanan dan melihat seorang pria yang tinggi dengan deskripsi sempurna dari pesan yang disampaikan oleh penjualnya tersebut.
Dengan lirikan yang setengah yakin, Ahsan berjalan menghampiri orang tersebut. "Lu penjualnya? Barang gue?" Tanya Ahsan dengan suara yang agak pelan, seperti berbisik.
"Kenapa berbisik? Kamu seperti sedang membeli narkoba dari saya." Ujar penjualnya, memberikan kotak coklat itu kepada Ahsan. "Terima kasih ya, sudah membeli barang ini dari saya."
Penjualnya hendak melangkah pergi ketika ia diberhentikan oleh Ahsan. Ahsan menarik lengannya; hal itu mengejutkan untuk kedua orang tersebut.
Keduanya saling tatap, penjualnya tertegun, Ahsan pun ikut tertegun. Bukan kemeja yang ditarik oleh Ashan, melainkan lengan kiri penjualnya. Ahsan pun segera melepaskan genggamannya, menggaruk kepalanya canggung.
"Em, maaf. Gue cuman mau kenalan. Lu kuliah disini nggak?" Ucap Ahsan dengan ragu. Penjual itu hanya tersenyum kecut. "Iya, saya kuliah disini. Kamu juga kuliah disini?" Gak seru, ngobrolnya pake aku-kamu. Ahsan mengangguk, mengatakan iya.
Tolong, jangan lebih tua dari gue, udah gue maki-maki terus dari tadi pagi, mana gue gibahin ke dua sahabat gue. "Semester berapa?"
"Semester tiga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating // The Daddies (Hiatus mau UKK)
Fanfic"Halo kak. Pembayarannya sudah dilakukan ya." "Halo kak?" "KOK CENTANG SATU SIH" "WOI NIPU YA?" "Eh maaf kak, saya habis luluran, tadi belom ngeresep jadinya gak megang henpon deh.." "Saya proses ya.." - - "Lu kating gue?" "Tentu saja. Apa saya terl...