Jumat, 8 September 2017
-
-
"Lu mau apa lagi dari dia?"
"I cuman mau him back. You tidak usah ikut campur, you cuman sahabat him-"
Sebuah tonjokan melayang ke muka Hendra. Orang yang ditonjok memegang pipinya tidak percaya, menatap kepada penonjoknya dengan menatap kebawah sedikit. 'Sialan,' batin Lin Dan, 'I forgot dia taller daripada I.'
Pria tinggi itu merasakan tonjokan keras pada pipi kirinya lagi, lalu merasakan cekikan keras di lehernya. Ia pun meremas tangan pencekiknya itu dengan sangat keras sehingga yang mencekik mendesis kecil, kemudian setelah melepaskan kedua tangannya itu, ia mendorong pencekiknya itu keras.
Ia berjalan ke arah Taufik yang tertidur pulas di lantai Lin Dan, tersandar kepada kerangka tempat tidur Lin Dan, kemudian mengangkat Taufik dan melingkarkan tubuhnya seperti anak koala yang berpelukan dengan induknya.
Lin Dan yang melihat hal tersebut berusaha untuk bangun dan melupakan sakitnya dorongan Hendra dan menarik leher Taufik, kemudian digagalkan oleh Hendra yang memukul tenggorokannya hingga ia terasa seperti akan tersedak karena tidak ada udara.
Berlutut di sebelah Hendra, Lin Dan mengeluarkan suara-suara kecil seakan kesakitan. Ketika Hendra sudah berada di pintu, tiba-tiba saja Lin Dan mengeluarkan suara dengan volume yang terdengar normal. "You think I yang ngajak duluan today yes?"
Alis Hendra naik sebelah mendengar hal itu, kemudian memutar balikkan tubuhnya dengan Taufik yang masih ia kalungkan tangannya di lehernya. "Maksud lu apa?"
"Taufik itu not the type to berjuang, and sekalinya he berjuang ternyata yang he like only likes another. I know tentang itu, yet he only contacts me. Can't you see that I'm the only one for him?"
Jika ada pembagian kesabaran, maka Hendra mendapatkan sembilan puluh persen dari seratus persen, karena meskipun ia sangat ingin untuk menonjok muka Lin Dan, ia harus membawa Taufik ke kosnya dengan motor.
"Dia suka sama yang lain untuk pertama kalinya secara tulus, lu sama dia itu cuman temen clubbing dan gak lebih. Jadi jauhin Taufik, gue bakal bawa dia ke pacarnya."
Seusai Hendra mengatakan itu, ia pergi dan berjalan ke motornya, dan mulai menyetir dengan tangan kiri yang merangkup Taufik dan tangan kanan yang mengarahkan motornya ke kosnya. Ia masih tidak mengetahui siapa yang disukai oleh Taufik.
-
-
Good morning, Ahsan <3
Sent 07:28Kita ada kelas hari ini, kamu mau aku jemput?
Sent 07:28Senyum malu-malu muncul di muka pemuda yang baru saja membuka telepon genggamnya di pagi hari. Di saat seperti ini, ia sangat bersyukur kedua sahabatnya yang gila itu tidak sedang bersamanya atau menginap di kosnya.
Ia menggigit bibir bawahnya, tidak yakin jika ia ingin dijemput oleh pacarnya ke kosnya.
"Ya ampun, gue on the way punya pacar!" Teriak Ahsan, tersadar akan kemarin siang ketika Yong-Dae menyatakan perasaannya kepada dirinya. "Gue bakal terima gak ya nanti?"
Ga usah yongdae, ntr ketemuan di kelas aja
Sent 07:28Kamu tidak mau panggil aku jagiya?
Sent 07:29Ahsan mengernyitkan dahinya. "Jagiya naon si anying?"
Itu artinya apa?
Sent 07:30
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating // The Daddies (Hiatus mau UKK)
أدب الهواة"Halo kak. Pembayarannya sudah dilakukan ya." "Halo kak?" "KOK CENTANG SATU SIH" "WOI NIPU YA?" "Eh maaf kak, saya habis luluran, tadi belom ngeresep jadinya gak megang henpon deh.." "Saya proses ya.." - - "Lu kating gue?" "Tentu saja. Apa saya terl...