Minggu, 3 September 2017
-
-
"Oke, Tine, Bon, menurut lu mendingan gue jalan sama kakak tingkat ato gue jalan sama anak sekelas gue?"
Keheningkan menyambut yang menanyakan hal tersebut selama lima detik sebelum yang bertanya ingin mengomel. "Serius nih gue!"
Kedua sahabat Ahsan yang ia paksa duduk di kasurnya mendengarkan keluhan kehidupan dia dalam percintaan hanya dapat menerima nasib mereka.
Melebarkan mulutnya, Itine mengangkat suara. "Kalo menurut gue sih, jalan sama yang lu suka aja, kok nanya kita?" Bona mengangguk setuju, tidak ingin mengeluarkan pendapat.
Sebuah percobaan membela diri Ahsan segera keluar dari mulutnya. "Kalo kata orang-orang sih, pendapat sahabat dan restu sahabat tuh paling penting." Ujar Ahsan, tersenyum bangga pada dirinya sendiri.
Dengusan kecil terdengar dari Bona, "Kita aja gak tau siapa, bentukannya gimana, mukanya gimana, mau restuin gimana? Emang lu gak takut kalo gue rebut crush lu nanti?"
Ada senyuman kecil yang muncul di pipi Itine, seakan menahan tawa. Ternyata, Ahsan melihat bahwa Itine seperti menahan tawa. "Kenapa lu, Tine?"
Tertawa kecil, Itine menepuk bahu Bona pelan, mengulang kembali yang telah Bona ucapkan. "Emang lu gak takut kalo gue rebut crush lu- aduh, rebut," tawa Itine semakin menggelegar.
Gigi Bona dapat terlihat dari mulutnya yang terbuka tidak percaya. "Emang menurut lu gue gak bisa dapetin cowo?" Mendengar hal itu, Ahsan hendak bertanya tetapi terpotong oleh Itine yang membalas pertanyaan Bona.
Tangan Itine kembali mepeuk bahu Bona, "Ada yang mau sama lu, ajaib sih Bon," kemudian terjadi sebuah pertikaian secara fisik antara Itine dan Bona di atas kasur Ahsan.
Jika Ahsan tidak dalam pikiran yang sedang berpikir keras, ia akan merekam seluruh kejadian yang sedang terjadi di depannya dengan judul yang pantas mendapatkan penghargaan di Porn Title Awards.
Nafas kesal terdengar dari Ahsan, "Beneran nih woi, ini dua malah mau membuat cinta di atas kasur gue, mending gue ke yang mana?" Ledek Ahsan setengah hati, ingin membuat mereka menjawab dia.
Bona yang mencekik leher Itine sembari menahannya ke kasur Ahsan menjawab, "Menurut gue jalanin aja dua-duanya diem-diem, terus lu liat suka sama siap-" "Pilih satu bego! Pilih satu- Bona bangsat!" Itine mencoba mengambil nafas dari cekikan Bona sembari menjawab.
Telepon genggam Ahsan bergetar, menarik perhatian Ahsan untuk membukanya. "Mampus, sumpah gue mampus." Bisiknya pada diri sendiri.
San, kalau ulang tahun kamu gak ada rencana, mau jalan sama saya?
Sent 10:26Jantung Ahsan seakan berhenti berdetak, kemudian satu pesan muncul kembali di layarnya.
Makan-makan aja kalau gak mau jalan, sama teman-teman kamu juga boleh, kalau kamu belom ada buat rencana
Sent 10:26Jempol Ahsan bermain di atas layar telepon genggamnya, bingung harus membalas apa. Ia memutuskan sebuah jawaban dan mulai mengetik
Sebenernya belom ada rencana, kak
Draft 10:27Ahsan, kamu belum menjawabku semalam, bagaimana?
Sent 10:27"Hua, asu! Ini ngetiknya sebelahan apa gimana sih!" Teriak Ahsan tiba-tiba, menghentikan Bona dan Itine yang belum selesai berkelahi dari tadi. "Belom selesai ngetik juga gue!" Suaranya semakin terdengar frustrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating // The Daddies (Hiatus mau UKK)
Fanfic"Halo kak. Pembayarannya sudah dilakukan ya." "Halo kak?" "KOK CENTANG SATU SIH" "WOI NIPU YA?" "Eh maaf kak, saya habis luluran, tadi belom ngeresep jadinya gak megang henpon deh.." "Saya proses ya.." - - "Lu kating gue?" "Tentu saja. Apa saya terl...