Senin, 28 Agustus 2017
-
-
"Gak mau kuliah, gak mau kuliah, gak mau kuliah, gak mau kuliah. Gue masih anak SMA forever and ever."
"Yaudah sana lu pengangguran aja seumur hidup."
Ahsan langsung terbangun, siapa itu di dalam kamar kosannya? Apakah orang gila? Stalker?
Ternyata Bona; bercermin di depan kaca mahal milik Ahsan dan merapikan rambutnya yang rata kemudian menyemprotkan parfumnya ke tubuhnya dengan sangat amat boros. Ahsan terbatuk ketika menghirup aroma parfum Bona yang sangat menusuk.
Ia pun bangun dan mendorong Bona ketika berjalan mengarah ke jemurannya untuk mengambil handuknya, "Bon, parfum lu gak kurang tajem baunya? Sakit sumpah nyiumnya." Bona hanya tersenyum dan menjawab, "gak ada, cepet lu mandi, biar kita ke gedung utamanya barengan."
Ahsan membuka pintu kamar mandinya sambil menoleh ke belakang, "sama Itine juga, kasian nan- AH!" Ahsan melompat ke belakang setelah melihat ada yang sedang di dalam kamar mandinya. "Santai aja kali bos," suara itu bergumam, ternyata lagi menggosok giginya.
Ahsan mengucak matanya cepat. "Lu masuk kosan cowo pagi-pagi, Tin? Lu? Hah? Gak dimarahin sama ibu kos gue? Kok boleh? Lu ngapain disini?" Ahsan bertanya dengan laju. "Ya buat gosok gigi lah," Bona tertawa dengan keras mendengar Ahsan yang seakan tidak percaya ada Itine di kamar mandinya pada pagi hari hanya untuk menggosok giginya.
Itine berkumur lalu memukul punggung Ahsan, "malah melongo nih anak, mandi cepet." 'Lah, Bona udah tau dong si Itine disini? Kok gak bilang ya?'
Suara air dari kamar mandi mulai terdengar, menandakan bahwa Ahsan sudah mulai mandi. "Eh Tin, lu sama Ahsan pacaran gk sih?" Bona bertanya kepada Itine hanya untuk melihat Itine tertawa dengan keras. "Gue? Sama Ahsan? Mabok lu Bon? Apa lu lupa?"
Bona baru ingat, Ahsan itu kan sukanya yang sama seperti dia.
"Oh iya. Tapi dia gak ada cowo gitu?" Bona tidak peduli dengan identitas temannya, tetapi ia sangat suka dengan gosip, apalagi dia yang menyebarkannya.
Itine menggeleng, geli dengan rasa ingin tahunya Bona yang berlebihan. "Kenapa emang?"
Bona mendekat, duduk di kasur Ahsan menghadap Itine yang sedang duduk di kursi belajar Ahsan. "Tadi Tin, gue liat ada kakak kelas, eh, kakak tingkat, terus dia tinggi gitu, mukanya juga cakep. Pengen gue deketin deh sama si Ahsan."
Mengedipkan mata beberapa kali dengan bingung, Itine pun bertanya, "lu kenal katingnya siapa?"
"Kagak."
"Goblok."
"Astaghfirullah, Itine."
Itine melempar sepatu ke kepala Bona dengan emosi, "Kalo nggak tau ya gak usah ngomong, duh emosi gue." Bona hanya tertawa membela dirinya selagi Itine mengambil minum. "Ampun, ampun, entar gue cari tau dah siapa itu kating. Palingan kalo Ahsan liat-"
"Palingan kalo Ahsan liat apaan?" Suara Ahsan tiba-tiba muncul, handuk melingkar di perutnya. "Gak, sana pakean. Kasian Itine harus liatin badan lu yang buntel."
Itine yang sedang minum pun tersedak, tidak tahan untuk menahan tawa. Bona pun ikut tertawa, menyisakan Ahsan yang kesal melihat dua sahabatnya yang tidak memiliki akhlak.
"Lo berdua ya, bener-bener. Nistain aja gue terus. Mana udah masuk kos-kosan orang gak pake izin." Ahsan pun mulai memakai pakaiannya, tidak peduli jika Itine maupun Bona melihat, walaupun ia yakin mereka tidak melihat karena keduanya masih tertawa dengan sangat keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating // The Daddies (Hiatus mau UKK)
Fiksi Penggemar"Halo kak. Pembayarannya sudah dilakukan ya." "Halo kak?" "KOK CENTANG SATU SIH" "WOI NIPU YA?" "Eh maaf kak, saya habis luluran, tadi belom ngeresep jadinya gak megang henpon deh.." "Saya proses ya.." - - "Lu kating gue?" "Tentu saja. Apa saya terl...