13- Rencana

22 5 0
                                    

"Kena!"

"Kena!"

"Kena!"

Suara khas robot terus bergema di dalam ruangan itu yang terus mengucapkan kata yang sama secara berulang kali setiap tangan besinya menyentuh tubuh pemain.

Pemain yang sudah mati tentu saja di biarkan tergeletak dan setelah permainan selesai maka pemain yang sudah mati akan dimasukkan ke dalam peti kemudian di taruh di dalam gudang.

Kini tersisa 16 pemain yang belum melewati garis, ada yang terjebak bahkan ada yang berusaha untuk tidak terkena tangan robot yang berusaha menggapai mereka.

Taufan dan Halilintar terlihat mencoba mengatur rencana agar mereka bisa keluar dengan cepat.

"Kau coba alihkan perhatian robot itu dan aku akan jalan terlebih dahulu," ujar Taufan.

"Lalu bagaimana jika aku tidak bisa melewati robot-robot itu?" balas Halilintar.

"Aku akan mengalihkan perhatiannya juga setelah berhasil melewati robot pertama dan kita akan mengalihkan perhatian mereka secara bergantian," ujar Taufan lagi.

Halilintar berpikir sejenak tentang rencana Taufan, sepertinya rencana yang Taufan buat cukup bagus. Halilintar pun mengangguk yakin dan Taufan tersenyum lebar.

Keduanya kini bekerjasama untuk melewati robot-robot itu sesuai rencana mereka, saat Halilintar mencoba melewati garis pertama. Ia dihadang oleh robot yang menjaga di garis tersebut.

Melihat kesempatan itu Taufan pun segera berlari dan dirinya kini dihadang oleh robot di garis kedua, Halilintar mencoba mengelabui robot yang menghalanginya dengan bergerak ke kanan dan ke kiri secara cepat.

Dan ketika ia bergerak ke kiri robot itu mengikutinya namun karena gegabah ingin menyentuh lengan Halilintar, Halilintar segera melewati garis pertama dengan arah yang berlawanan dan cepat namun seorang gadis yang tak ia kenal, yaitu Claudia juga berlari di sampingnya seperti kilat.

Robot yang menghalangi Halilintar tadi hampir saja terjatuh karena ia gegabah, untung saja bagian bawah tubuhnya sudah terpasang Langsung dengan roda yang berada dibawah garis.

Melihat Halilintar dan Claudia yang sudah lebih dulu berlari di sebelah kanannya, robot itu mencoba menggapai keduanya namun lagi-lagi ia berhasil dikelabui oleh seorang gadis lagi, yaitu Alexa yang berlari melewati garis pertama dari arah kiri.

Layaknya waktu yang terkena kekuatan slow-mo, Alexa yang melewati garis pertama dari arah kiri seolah-olah berlari dengan sangat lambat dan sejenak Alexa menggerakkan kepalanya ke arah robot yang berada di arah kanan dan agak jauh darinya.

Alexa mengedipkan sebelah matanya dan menjulurkan lidahnya kemudian melambai kepada robot itu dan berkata, "Bye bye...!"

Kemudian waktu kembali seperti semula, Alexa menarik Claudia yang tadinya bersama Halilintar dan Taufan untuk melewati garis kedua dari arah kiri dengan cepat.

Halilintar dan Taufan pun tidak ingin ketinggalan, saat robot di garis kedua mencoba menggapai Alexa dan Claudia yang sudah melewati garisnya dari arah kiri.

Taufan dan Halilintar pun segera berlari dari arah kanan sebelum robot di garis kedua yang berada di arah kiri kembali ke arah kanan.

Pemain yang belum melewati garis yang dijaga oleh robot-robot itu melihat Halilintar, Taufan, Alexa dan Claudia yang seperti sedang bekerja sama dalam melewati permainan galah asin.

Pemain yang tersisa 12 orang itu pun saling berpandangan dan mengangguk seolah-olah mereka juga siap untuk berkerja sama dalam melewati permainan anak-anak itu.

Different Situation✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang