Pelajaran sekolah sudah berlalu sejak lima menit yang lalu kini kantin penuh dengan siswa siswi yang kelaparan dan memenuhi meja serta kursi kantin.
Yaya, Ying dan Shielda yang tidak mendapatkan bangku untuk duduk pun bingung ingin duduk di mana. Namun saat seseorang melambaikan tangan ke arah mereka.
Mereka bertiga pun tersenyum lebar dan berjalan menuju bangku kosong yang berada di dekat seseorang yang melambai kepada mereka tadi.
"Apa kabar cewek-cewek? Makin cantik aja," ujar laki-laki bertopi biru dengan lambang angin. Mengedipkan sebelah matanya kepada Yaya, Ying dan Shielda yang baru duduk di sebelah mereka.
"Kumat sifat playboy nya," sahut laki-laki berkulit coklat gelap di sebelahnya.
"Biasalah! Namanya juga muson, ngomong-ngomong kabar kami bertiga tentu baik," ujar Ying.
"Enak aja nama gue muson, dengerin baik-baik ya! Nama gue itu Taufan Ardiantara bukan muson, tornado atau apalah itu yang sering kalian buat-buat namanya."
"Ya, ya, ya. Serah lu deh Fan, gue mah bomat."
Taufan hanya memutar bola matanya malas sedangkan Ying terkekeh kecil menanggapi sikap sahabatnya itu.
Puk
"Bambang! Eh! Astagafirullah, apa-apaan sih Hal!? Ngagetin aja," tegur Yaya kesal.
"Ealah, gitu doang kaget dasar nenek-nenek," sahut Halilintar cuek dan duduk di depan meja Yaya.
"Serah lo aja Hal, serah!" balas Yaya berdecak.
"Weh, guys? Gue dah selesai, gue mau ke lapangan ya!" ujar Shielda.
"Ngapain?" tanya Yaya dan Ying kompak.
"Mau liat abang gue tanding karate sama anak kelas sebelah," balas Shielda.
"Maksudnya abang lu ditantang kelahi lagi sama anak kelas sebelah Shiel?" tanya Gopal.
"Yoi! Gue duluan ya? Bye."
"Gue mau ke toilet, gue gak ikut ya," ujar Ying.
"Gue juga masih mau makan di sini," ujar Yaya.
"Sendirian aja lu?" tanya Halilintar.
"Iyalah, emang mau sama siapa lagi?" sahut Yaya.
"Bilang aja kalau mau temenin Yaya kali Hal, gitu ae malunya kumat mulu," ucap Gopal mengejek dan tertawa bersama Taufan.
Halilintar menatap kedua orang di sampingnya itu dengan tajam dan berhasil membuat keduanya bergidik ngeri, Taufan dan Gopal pun berlari menyusul Shielda yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Sedangkan Ying ia juga sudah menuju toilet lebih dulu, kini Halilintar pun tetap duduk menemani Yaya sambil mengobrol, sebenarnya Yaya sudah mengusirnya tadi.
Tapi biasalah, namanya juga cowok kalau dah pdkt beribu alasan mampu dia keluarkan demi sang gebetan.
Shielda, Taufan dan Gopal sudah sampai di lapangan yang dipenuhi oleh para siswa yang ingin melihat adu karate antara Sai dan anak kelas sebelah yang menantangnya.
Sai memang sudah sering ditantang untuk adu karate oleh temannya maupun anak kelas sebelah bahkan terkadang adik kelas pun juga ikut menantangnya.
Alasannya? Sai terlalu malas untuk mengetahui hal itu tapi yang pasti, ia pernah dengar jika seseorang yang menantangnya karate hanya karena ingin melihat kemampuannya secara langsung.
Huh! Benar-benar merepotkan, hanya karna rumor ia pernah mematahkan kaki kepala sekolah di SMA ini, ia pun harus meladeni orang-orang yang ingin melihat kemampuan karate-nya secara langsung.
![](https://img.wattpad.com/cover/289728668-288-k832622.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Situation✔️
Action𝐒𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐬𝐡𝐢𝐩 𝐎𝐫 𝐌𝐢𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 𝐅𝐫𝐨𝐦 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐨𝐨𝐤 𝐎𝐧𝐞 𝐒𝐡𝐨𝐭 𝐒𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 Cerita tentang ketiga sahabat yang di mana dua di antara mereka berseteru tanpa diketahui secara langsung dan salah satu dari mereka m...