14- Siapa Bos Yang Sebenarnya?

27 6 0
                                    

Tut tut tut

Ck! Lagi-lagi panggilan entah dari siapa, Rey mengambil ponsel di sakunya dan melihat nama pemanggil. Ternyata itu bosnya, tunggu! Bos? Jadi maksudnya Rey bukanlah pembuat permainan life game yang sebenarnya!?

Jadi siapa orang yang telah menciptakan permainan itu? Rey menggeser gambar telpon berwarna hijau ke atas dan mendekatkan layar ponselnya itu pada telinganya.

"Buatlah kericuhan di ronde selanjutnya," ujar seorang gadis di seberang sana.

"Hn? Lo serius?" tanya Rey.

"Tentu, gue liat di rekaman tadi ternyata seluruh pemain cukup pintar melewati tantangan ya meski nyawa adalah taruhannya." Gadis itu tersenyum sinis.

"Yeah, menurut gue begitu. Tapi apa itu tidak berlebihan?"

"Tentu, tapi jadikan sosok ini target pertama kita."

Cling

Mendengar notifikasi dari ponselnya, Rey menjauhkan ponselnya dari telinga dan mengangkat ponsel miliknya secara horizontal.

Layar hologram yang menggambarkan wajah seseorang menggunakan masker terpancar di atas ponselnya, dahi Rey berkerut bingung. Kenapa harus dia yang menjadi sasaran bosnya?

Rey kembali mendekatkan ponselnya pada telinga dan berkata, "Kenapa harus dia?"

"Bukannya gue udah bilang tentang alasan gue bikin game ini?"

"Berapa lama?"

"Jika bisa 30 menit atau lebih."

"Pantas aja kapten selalu marahi elo."

"Gue gak peduli, lagi pula permainan ini tidak akan dibuat jika bukan karena ide gue dan paksaan dari anak itu."

"Oh, Varo? Gue sempat kesal padanya karna dia seenaknya."

"Tidak apa-apa, biarkan dia membalaskan dendamnya, lo fokus dengan rencana gue aja, lo mau bantu gue kan?"

"Tentu, meski cara lo gila tapi ya setidaknya secara tidak langsung lo menjadi psikopat paling kejam karena sudah membunuh banyak pemain secara tidak langsung dan memperbaiki hubungan orang terdekat lo."

"Hei hei, filter dikit dong mulutnya, gitu amat kamu sama aku."

"Serah! Permainannya hanya tiga ronde?"

"Yup!"

"Hn, bye."

Tut

Panggilan dimatikan, gadis itu mengetikkan jari-jarinya pada keyboard di ruang CCTV, memperhatikan banyaknya kamera yang terpampang di depan matanya.

Dari yang terlihat hingga yang tersembunyi mampu ia lihat karena di markas itu memiliki penjagaan yang ketat, meski ia dan Rey hanyalah tangan kanan dari sang kaptennya.

Tetapi tetap saja dirinya adalah bos di permainan yang telah ia buat, alasan ia membuat permainan itu? Tentu saja untuk memenuhi nafsu membunuhnya dan juga karna orang terdekatnya.

Awalnya rencananya tidak disetujui oleh Rey maupun kaptennya karena akan memakan banyak nyawa namun berkat Varo yang memaksanya agar tetap melanjutkan permainan demi balas dendam untuk sang kakek.

Gadis itu pun tetap teguh pada rencananya dan akan membantu Varo untuk balas dendam, sebenarnya ia tidak terlalu peduli pada Varo tapi dia juga melakukan ini demi orang terdekatnya bukan?

Rey dan sang kapten pun hanya pasrah pada gadis itu dan Varo namun mereka tetap mengawasi keduanya agar tidak sampai di luar batas.

"Kek nya pemain gue yang hilang cuma dia, tapi bagaimana cara membuat keduanya bertemu? Argh! Merepotkan! Eh, tapi kan gue sendiri yang buat rencana ini? Ah! Persetan! Bagaimana pun juga keduanya harus bertemu!"

Different Situation✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang