B O N C H A P 2

1K 106 3
                                    

Seorang wanita misterius tersenyum sambil memegang sebungkus serbuk yang akan membuat seseorang kehilangan nyawanya.

"Seorang Kyra akan mendapatkan Jeffrey, Jeselin," ucap Kyra dengan nada pedenya.

Dirinya berjalan menuju dapur dan mulai melakukan pekerjaan yang sama seperti yang lain, yaitu memasak sarapan. Dirinya langsung mengajukan diri ketika bi Ina menawarkan kepada pelayan lainnya siapa yang akan mengantarkan sarapan pagi untuk tuan mereka.

Jeffrey sedang sakit, oleh karena itu makanan di antarkan ke kamar mereka. Jeselin? Dirinya memilih pergi ke atap untuk berjemur sekaligus melakukan olahraga yang dianjurkan oleh dokter kandungannya.

Kyra membuka pintu itu dengan perasaan menggebu-gebu. Seorang pria tampak tenang tidur di atas ranjangnya. Perlahan-lahan dirinya berjalan mendekat dan meletakkan nampan berisi menu sarapan hari ini ke atas nakas.

Kyra memperhatikan setiap pahatan yang begitu tegas dan menggoda di depannya ini. Ia berjongkok dan menyentuh bibir tipis itu. Sedangkan, yang disentuh sama sekali itu merasakan apa pun karena kepala yang pusing mendominasi dirinya.

Kyra menyatukan bibirnya dengan bibir Jeffrey, melumat bibir itu beberapa kali sebelum dirinya melepaskan ciuman sepihak itu. Sang korban sama sekali tak terganggu akan perilaku Kyra. Jeffrey masih nyenyak dalam lautan mimpi yang beberapa jam lalu tak bisa disambanginya karena kepala yang berputar.

Dirinya meraba setiap bagian tubuh Jeffrey hingga suara pintu langsung membuatnya berpura-pura baru meletakkan nampan ke atas nakas. Sangat licik, dengan muka polos itu dia menipu dan melecehkan seseorang.

"Kyra? Kenapa kamu di sini?" tanya Jeselin yang baru selesai dengan olahraganya.

"Saya mengantar makanan untuk tuan, Nyonya," jawab Kyra dengan pandangan yang ditundukkan.

Jeselin mengangguk dan menyuruh Kyra keluar dari kamarnya. Wanita yang perutnya sudah terlihat sedikit buncit itu menghampiri sang suami yang masih tertidur. Ia mengelus surai Jeffrey dan mengecup kening lebar itu. "Cepat sembuh, Mas," ucapnya sebelum akhirnya terdengar isak tangis dari Jaffan yang sudah lapar.

─── ⋆ ───

Jeselin yang tadinya sedang bermain ponsel di ruang tengah dengan televisi yang menyala dan Jaffan yang asyik bermain dengan mainan-mainan karetnya di atas karpet tebal di depannya tiba-tiba dikagetkan dengan Jeffrey yang datang dan langsung tiduran di pahanya.

"Sudah enak kan?" tanya Jeselin dengan mata yang masih fokus pada ponselnya.

Satu tangan Jeselin Jeffrey ambil dan diarahkan untuk mengusap-usap surainya. "Mau manja sama kamu," ucap Jeffrey yang langsung mendusel perut Jeselin.

Jeffrey membubuhkan perut itu dengan kecupan bertubi-tubi. Akibat tindakan Jeffrey Jeselin jadi merasa terganggu dan meletakkan ponselnya ke samping. "Mau sampai kapan kamu libur, Mas?" tanya Jeselin yang sudah mulai jengah dengan sang suami yang terus bermalas-malasan di rumah dan mengabaikan tugasnya.

"Aku kan mau manja sama kamu, Sayang," jawab Jeffrey dengan bibir yang ditekuk.

"Hm," deham Jeselin.

Jeselin dengan susah payah mengambil jus yang sudah di siapkan Kyra untuknya. Biasanya dirinya memang minum jus setiap pagi, siang dan malam. Dirinya meminum jus itu hingga tandas.

Jeselin memegang kepalanya karena tiba-tiba kepalanya seakan memberat. "Kamu kenapa, Sayang?" tanya Jeffrey yang melihat hal itu.

Jeselin menggelengkan kepalanya, "Enggak apa-apa, Mas, kayaknya cuman mengantuk saja," jawab Jeselin, namun sedetik kemudian tiba-tiba dirinya merasakan perutnya seperti diperas hingga isinya keluar semua.

Keluarga Bapak Jeffrey [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang