Prolog

24.4K 1.5K 52
                                    

"Menikah denganmu membuatku tercekik."

"Tak bisakah kamu mencintaiku, Kalan? Aku mencintaimu!"

"Bagaimana aku bisa mencintaimu kala hatiku bukan untukmu?! Kamu mengikatku dalam pernikahan yang tak kuinginkan!"

"Lalu bagaimana caranya agar kamu mencintaiku, Kalan? BAGAIMANA!!"

"Kamu bukan sumber kebahagiakanku, Siera. Lepaskan aku, karena aku tak bahagia bersamamu."

Air mata Siera menetes seiring ucapan Kalandra kian menyakitkan. Tak ada yang salah cinta kapan akan berlabuh, hanya saja tak tepat ke tempat mana berlabuhnya cinta itu.

Dan Siera mencintai Kalandra. Segala cara akan Siera lakukan agar Kalandra bisa menikah dengannya. Cara yang cukup licik karena kekuasaan keluarganya.

"Lima bulan," ucap Siera dengan bibir bergetar.

"Apa maksudmu?" Kalandra menatap Siera dengan tatapan sulit diartikan.

"Lima bulan, mari kita lakukan layaknya suami istri. Setelah itu jika kamu tak mencintaiku, aku akan melepaskanmu."

Kalandra mengusap wajahnya kasar.
"Kamu gila!" desis Kalandra merasa bahwa ucapan Siera tak masuk akal.

Siera mengangguk seraya mengusap air mata.
"Tak ada salahnya mencoba, Kalan. Hanya lima bulan, kita melakukan hubungan layaknya suami istri pada umumnya." Dan saat itu Siera berharap selama lima bulan ke depan Kalandra bisa mencintainya.

"Apa itu artinya kamu mengingkanku menyentuhmu?" Kalandra mengetatkan rahangnya, mengepalkan tangannya erat. Berharap hal itu tak akan diminta oleh Siera.

"Ya." Siera menganggukkan kepalanya. Mematahkan harapan Kalandra.

"Bagaimana bisa aku menyentuhmu! Kamu semakin membuatku bertambah membencimu!"

"Apa salahnya kamu menyentuhku?!"

"Kamu masih bertanya? Aku tidak mencintaimu karena itulah aku tak bisa menyentuhmu!! Kamu tak lebih baik daripada Kirana!" Kata-kata Kalandra menambah rasa sakit Siera.

Kalandra menatap Siera sinis. Memindai Siera dari atas dan bawah. Meski Siera cantik, namun Kalandra tak bisa mencintainya. Jika saja, jika saja Siera tak memaksa menikah dengannya, kebencian ini tak akan mungkin terjadi. Apalagi Kalandra juga sudah memiliki kekasih.

"Aku tak peduli, Kalan, yang aku inginkan hanyalah kamu. Lima bulan bukan hal yang sulit untuk kamu lakukan." Siera menghapus air matanya, tatapannya kini berganti angkuh. Padahal hatinya berdarah-darah saat dibandingkan dengan Kirana. Siera sangat membenci perempuan itu.

"Kamu— Sialan!" Bagi Kalandra, Siera adalah manusia paling egois yang pernah dikenalnya.

Memang Kalandra melakukan apa yang diminta Siera meski harus menahan diri untuk tak kasar. Hatinya hanya pada Kirana sehingga tak bisa membuka untuk Siera. Kebenciannya pada Siera sampai ke tulang dan tak melihat betapa tulusnya Siera mencintainya meski caranya yang salah.

"Kamu mau ke mana?" Siera merapatkan selimutnya untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Tatapannya menatap Kalandra yang memakai pakaiannya kembali. Kalandra tak menjawab, hanya mendengus kasar lalu keluar dari kamar dengan membanting pintu.

Mata Siera terpejam, air mata lolos dari kedua matanya, isakkan terdengar pilu dengan hatinya yang kian sakit.

"Kenapa rasanya sesakit ini. Bukan hanya tubuh saja yang kuinginkan. Tapi juga hatinya. Kenapa sulit sekali, Kalan. Kenapa kamu tak bisa mencintaiku?" Lima bulan berlalu nyatanya Siera tak bisa membuat Kalandra mencintainya. Kalandra rupanya menutup hati untuknya hanya karena seorang Kirana.

𝐊𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐝𝐮𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang